SEATAP

14 7 12
                                    

Hari dimana mulai pindahan. Tiara membawa truk jasa pengangkut barang . Semua barang sudah di masukan ke dalam .
Tiba-tiba datang sebuah truk lagi. Tapi bukan dari jasa antar sama. Mereka menurunkan barang-barang. Seperti barang orang pindahan. Tiara mendekati dan mengamati barang-barang tersebut. Tiara ngomel ke jasa pengantar. Ia merasa ia tidak memiliki ini semua.

Mmmbbuummmmm mbbuunnnmmmm

Sebuah mobil sport warna hitam masuk. Kemudian membuka kaca. Perlahan membuka kacamata hitam yang di pakainya. Dengan gaya cool pria di mobil itu menyapa tukang jasa antar

"Oh sudah datang pak. Bisa tolong di bawa masuk " kata Reza pada kurir pengantar

Tiara dengan kesal berjalan menghampiri Reza . mengetuka kaca mobil yang sudah Reza tutup.

"maksud kamu apa ya ?!? apa yang kamu lakukan ?"

"aku akan tinggal disini" jawa Reza santai sambil keluar dari mobilnya dan bersandar di mobilnya. Sedikit menyilangkan kaki dan tangan kanannya merapikan rambutnya.

"apa!" Tiara meremas tangan

"aku sudah merubah pasalnya.
Bahwa kamu berhak menmpati umah ini, dengan syarat bahwa separo Hak rumah ini masih milik pembangun. "
Reza menunjukan suart perjannjian jual beli rumah dan menyatakan surat tersebut Sah.

Karena Tiara sudah tanda tangan bermatrai.

Tiara membisu tidak bisa complain. Akhirnya mereka tinggal bersama. Rumah tersebut memiliki dua lantai. Tiara tinggal di lantai dua.

"sebaiknya kita membuat perjanjian,  untuk menjaga privasi masing-masing"

Sebenarnya Reza sengaja. Antara jengkel benci tapi dia juga ingin menguji perasaan Tiara padanya. Tiara yang selalu jahat . Selalu mengambil keputusan tampa bicara dengan ia . dan selalu pergi tanpa pamit. Tiara selalu membuat hati Reza sakit. Kali ini Reza yang memutuskannya.

Berhari-hari hidup bersama sudah mereka lewati. Mereka jarang menyapa . Karena saling kesal namun kadang saling menunggu jika salah satu sampai larut malam belum pulang. Tapi akan bersikap biasa dan pura-pura tidak sedang menunggu seseorang.

Dua orang pekerja ini sungguh sibuk. Tiara yang sekarang bekerja di salah satu rumah sakit besar dan menjadi salah satu kepala tim bidan-bidan di rumah sakit tersebut.

Sudah pukul 10 malam Tiara belum juga pulang. Reza menunggu di ruang tamu sambil sesekali mengintip dari jendela. Ada mobil berhenti. Tiara keluar dari mobil tersebut.

"Tiara tunggu,  ini barang kamu ketinggalan "

"Oh ya makasih"

"Besok ku jemput yaaa "

"oke., jangan telat yaa,  hati hati di jalan "

Seorang pria tak di kenal sednag ngobrol dengn Tiara.  Mereka nampak akrab satu sama lain.
Pintu rumah terbuka. Tiara terkejut Reza duduk sambil mengangkat satu kakinya. Dan di tumpangkan ke lutut satunya. Dengan wajah datar sambil memegang cangkir kopi memandang Tiara. Seperti bapak-bapak yang memergoki anaknya pulang malam.

"wah siapa tuh ?" ledek Reza kepo.

Tiara tidak mengubris pertanyaan Reza, ia melenggang ke kamarnya tanpa memperdulikan Reza.

Reza ingin marah tapi tidak bisa di ungkapkan. Ia hanya bisa meremas tangannya sndiri sambil melototi dari kejauhan.

Ke esokan harinya Zaky pria yang semalam mengantar Tiara datang untuk menjemput. Tiara bergegas masuk ke mobil. Nampak dari jendela mereka tersenyum dan saling menyapa. Melihat pria tersebut membukakan pintu dan membantu memasangkan sabuk pengaman membuat Reza kebakaran jengot. Tapi dia sok-sok an bergaya tidak cemburu.

Arsitektur CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang