Sudah 4 hari semenjak Tetsuya sadar dan kini entah keberaba kali pula tubuh mungil itu tidur akibat pengaruh obat.
Kini nyonya Akashi lah yang menjaga Tetsuya entah apa maksud dari sikap baiknya, namun kini semua kakak dari sang empu hanya bisa mempercayai, tentu terkecuali 2 kakak tertua.
Shintaro sebagai dokter yang bekerja di sana tentu yang paling sering berkunjung melihat adik bungsunya. Namun jika Tetsuya sadar dan hanya ada sang empu dan orang tua nya, dokter yang datang selalu syok melihat keadaan Tetsuya yang begitu drop, nafasnya yang tak teratur, teriakkan- teriakkan yang tak bisa di mengerti, dan dia juga selalu menutup telinga dan mata nya. Berbeda jika salah satu dari kami ikut menemani, jika Tetsuya sadar Panik attack nya jarang kambuh. Tentu saja kejanggalan ini tak luput dari pengawasan Shintaro, dan dia juga selalu melaporkan pada sang sulung.
Jam menunjukkan pukul 9 pagi kedua orang tua mereka sudah ke kantor, dan kini yang menjaga Tetsuya adalah Seijuro dan Daiki.
Iris mata baby blue perlahan terbuka, membuat yang berada di sekitar nya mengalihkan pandangan kepada sang empu.
"Tetsu kau baik?" Tanya Daiki dengan senyum hangat.
"Um... " Jawabannya singkat
"Tatsuya kau duduklah! aku akan menyuapi mu makan.' Titah Seijuro lembut dan mengambil makanan yang berada di meja sebelah ranjang.
"Ni..san cukup aku kenyang." Elak Tetsuya saat suapan ke 6 ingin masuk ke dalam mulutnya.
"Sedikit lagi Tetsu biar tenagamu kembali pulih!" Sahut Daiki dan mengusap punggung tangan adiknya.
"Oum.." Tetsuya segera menutup mulutnya agar tak memuntahkan sesuatu yang sedang berusaha keluar.
Seijuro yang peka terhadap keadaan dengan cepat mengambil ember kecil yang ada di kamar mandi.
"Hoek.. hoekk ha... ha... Oumm hoekk.."
Suapan bubur tadi keluar dari mulutnya, mungkin tak ada lagi yang tersisa karena sedikitnya masuk dan banyaknya keluar.Badannya menjadi lemas akibat banyaknya muntah. Daiki yang satu tangan memijit tengkuk adiknya dan tangan satu lagi memegangi ember kecil tersebut, guna menampung muntahan Tetsuya.
Seijuro yang melihat adiknya lemas dan beranggapan bahwa adiknya telah selesai memuntahkan seluruh isi perut nya, berinisiatif membawa adik bungsunya kedalam pelukannya, sembari mengusap punggung dan membisikkan kalimat penenang. Tak lupa dia juga telah memanggil Shintaro.
Ceklek tak lama pria dengan jas dokter dan kacamata masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Bagaimana mana Tetsuya apa kau masih mual?" Tanya nya sembari mengecek sang adik.
"Sedi- Hoek.. hoekk.." belum selesai menjawab pertanyaan sang kakak sang empu kembali memuntahkan isi perutnya, bukan kali ini bukan cairan seperti bubur, melainkan cairan merah kental yang keluar dari mulutnya, membuat ke 3 nya sontak kaget.
Setelah beberapa detik mengeluarkan cairan merah kental itu, tiba-tiba saja Tetsuya kejang- kejang dengan mulut yang mulai berbusa-busa .
"Shintaro ada apa ini cepat lakukan sesuatu!!" Perintah Seijuro panik melihat keadaan Tetsuya.
Tanpa menunggu lama dokter senior yang segera di panggil oleh Shintaro pun datang, dan segera menangani Tetsuya. Sang sulung dan Daiki pun hanya melihat dan menepi duduk di sofa yang berada di dalam kamar itu, sementara Shintaro ikut serta menangani sang adik.
"Tolong jangan sampai ini terulang kembali! Karena ini sangat membahayakan bagi pasien. Kalau begitu saya pamit dulu untuk memeriksa pasien lain." Dokter pun keluar dari kamar tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomen - Gomennasai [ Kuroko Tetsuya ]
RandomMenceritakan tentang kehidupan Kuroko Tetsuya, yang tak pernah merasakan kasih sayang ke dua orang tuanya. Berbeda dengan ke 5 kakak nya. Penasaran gimana kehidupannya? Ayuukk bacaa😊🙏🏻