12!!

210 27 4
                                    

"Oh kau berakting?" sarkas sangat ayah.
"Hm? Tsuya akting? Tidak, Tsuya hanya bertanya, ji-san" jawab Tetsuya dengan raut wajah bingung.
"Tetsuya-chi? Kau tidak mengenal mereka?" tanya Ryouta mewakili semuanya.
Tetsuya menjawab dengan gelengan nya. Membuat mereka tambah bingung, Seijurou segera mengkode Shintarou untuk memeriksa si bungsu.

"Tetsuya apa yang kau ingat tentang keluarga mu? " tanya Shintaro.
"Shin-niisan ada-ada saja, tentu keluarga ku ada sei-niisan, shin-niisan, at-niisan, dai-niisan dan ryou-niisan" jawabnya menyebutkan kakaknya satu persatu.
"Apakah, Tetsuya ingat kaa-san dan tou-san Tetsuya? " tanya Shintaro kemudian.
"Shin-niisan mengapa membahas itu, tentu aku tidak tau" jawabnya sedikit tidak santai, dan bila di perhatikan mata itu sedikit berkaca-kaca.
"Hei tenang okay, Shintaro hanya bertanya, jika boleh sei-niisan tau kenapa Tetsuya terlihat sedih hm? " lanjut seijurou mendekati Tetsuya, dengan lembut menangkup pipi gembul itu.

"Nii-san semua apakah kalian lupa? Bukanya tou-san dan kaa-san meniggalkan saat aku umur 1 tahun? " jawabannya menenggelamkan diri dalam pelukan seijurou.
Mendengar itu semuanya terkejut, kenapa fakta berbolak balik dalam fikiran sangat adik.
"Tet-chi tou-san dan kaa-san itu masih hidup dan mereka yang berada di depan kita ini" ujar Atsushi memecah keheningan beberapa saat.
"At-niisan bicara apa, mereka bukan tou-san dan kaa-san, aku tidak mengenal jiisan dan baasan ini" jawabnya.
"CIH KAU PIKIR DENGAN BERPURA-PURA KAU AKAN DAPAT EMPATI DARI KU? MIMPI SAJA KAU ANAK SIALAN" bentak sangat ayah berdiri dan menunjuk Tetsuya.

Badannya tersentak mendapat hentakan itu, seijurou yang memang memeluk adiknya dapat merasakan ketegangan sangat adik.
"Tou-san tenang lah dulu, aku yakin tetsuya-chi tidak berakting" bantah Ryouta, walau dia sedikit takut dengan sang ayah.
"Ryouta diamlah, DAN KAU ANAK PEMBAWA SIAL, MENGAPA KAU BALIK HA, SEHARUSNYA KAU MATI SAJA" lanjut sangat ibu, dengan nada yang sangat jelas berbeda saat bicara dengan Ryouta dan Tetsuya.

"Nii-san tsuya tidak suka hiks, berisik, jiisan dan baasan itu jahat hiks, tsuya tidak suka nii-san hiks" adunya pelan, namun dapat di dengar oleh semua orang.
"Tetsu dengan dai-niisan saja ayo, kita ke kamar dengan ryou-niisan mu" bujuk daiki mengalihkan pikiran Tetsuya, membawa nya. Kedalam gendongan koala menuju lantai atas, diikuti Ryouta beberapa saat setelah ia mengambil susu strawberry di dapur.

"Mengapa kalian mau mengurus anak gila itu, kalian tau dia hanya menjadi beban untuk Akashi, bahkan aku berencana membuangnya ke panti asuhan" jelas sangat ayah dengan nada santai, namun aura dominan nya keluar pekat.
"Tou-san jangan asal membawa adik-adikku apalagi berniat membuangnya" balas seijurou dengan aura tak kalah tajam nya. Ini salah satu daiki mengajak Ryouta dan Tetsuya, karena ia tak mau adik-adik mereka malah tertekan dengan aura dominan sang ayah dan kakak sulungnya.

"Kami tak butuh persetujuan mu sei, jika ibu dan ayah mau, maka kami yang berhak memutuskan. Kau tak ada hak melarang kami" bantu sang ibu.

"Tetsuya adik dan pasien ku, tentu aku ada hak dan tanggungjawab" sambung Shintaro, awalnya ia ingin sang sulung saja yang menyelesaikan argumen dengan kedua orang tuanya, namun ia merasa tak Terima saat mendegar panti asuhan, yang benar saja.

Maaf banget guys, jujur aku bukan bermaksud untuk nggak tanggungjawab ninggalin cerita ini gitu aja, tapi karna aku masih berjuang untuk ptn, do'ain aku lulus kedokteran ya guys, terimakasih banyakk, sekali lagi maaf yaa😭🙏🏻

Gomen - Gomennasai [ Kuroko Tetsuya ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang