06!!

884 107 1
                                    

Pertanyaan dari Ryota membuat semuanya tampak berfikir.

"Hm.. sebenarnya aku mencurigai satu hal nadayo, aku rasa hanya Atsushi yang tak membuat Tetsuya mengingat hal buruk nadayo "

"Eh.. aku tak mengerti Shintaro Chin ni-san."

"Seperti nya kau benar Shintaro, mungkin saat melihat ku Tetsuya dapat mengingat perlakuan ayah dan ibu, seperti cerita mu itu" sambung Seijuro yang mengerti penjelasan Shintaro.

"Hm.. tapi kejadian apa yang Tetsu alami saat bersama kita? Dan kapan?" Tanya Daiki penasaran.

Semuanya hanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga suara nyaring Ryota memecahkan keheningan tersebut.

"Sepertinya aku tau harus bertanya ke siapa -ssu." Ucap nya bersemangat.

"Kepada siapa memangnya?" Tanya Daiki.

" Kepala pelayan-ssu karena dari kecil Tetsuya-chi sangat dekat dengan nya, dan mungkin kepala pelayan tau beberapa hal yang kita tidak ketahui -ssu." Jelas Ryota.

"Kau benar sebaiknya saat Tetsuya sudah boleh pulang kita tanyakan kepada kepala pelayan" setuju Seijuro.

"Kira-kira kapan Tetsuya Chin bisa pulang Shintaro chin ni-san?" Tanya Atsushi.

" 2 hari lagi nadayo, karena luka-lukanya juga sudah mulai sembuh hanya tinggal ,mental nya saja nadayo" jelas Shintaro dengan memelankan kalimat terakhir.

Semuanya tertunduk saat mendengar kalimat terakhir Shintaro, bagaimana tidak, mengingat beberapa menit lalu adik bungsu mereka yang biasanya datar, tadi menunjukkan raut wajah yang begitu menyedihkan, membuat semua orang dapat merasakan penderitaannya.

2 hari kemudian.

Benar saja Tetsuya sudah di izinkan pulang. Sekarang mereka sudah berada di dalam kamar Tetsuya.

" Istirahat lah Tetsuya-chi, nanti klo ada perlu panggil saja kami " ucap Ryota dengan senyum lembutnya.

Tetsuya hanya menjawab dengan deheman.

Semenjak kejadian di rumah sakit, 2 hari lalu Tetsuya justru semakin pendiam, dan lebih menjaga jarak dengan kakak kakaknya, ketika di tanya pun hanya menjawab dengan deheman, anggukan ataupun gelengan kepalanya.

" Saat makan siang aku akan membangun kan mu Tetsu, dan kita makan bersama ya! " Ajak Daiki dengan mengelus lembut Surai baby blue itu.

Mendengar kata makan bersama, tiba-tiba saja Tetsuya mengalihkan pandangannya yang awalnya melihat kearah jendela dengan tatapan kosong, menjadi ke arah seluruh kakaknya, dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

Melihat reaksi itu, sontak ke 5 kakaknya kaget.

" Ada apa Tetsuya, apa ada yang sakit?" Tanya Seijuro langsung mendekati sang adik.

" I...itu apa benar nanti aku boleh ikut makan bersama nii-san tachi? " Tanya Tetsuya gugup, karena biasanya ke dua orang tua mereka tidak memperbolehkan dia makan bersama, palingan Tetsuya akan makan di temani oleh kepala pelayan.

Tentu ke 5 kakaknya tersadar bahwa selama ini adik bungsu mereka tak pernah ikut makan bersama. Tatapan yang awalnya kaget bercampur dengan tatapan sendu.

" Tentu saja Tetsu-chin boleh ikut tak ada yang melarang. " bujuk Atsushi.

Perkataannya di sambung dengan anggukan yang lainnya, melihat hal itu air mata Tetsuya sekarang benar2 mengalir membasahi pipi gembul nya.

" Terimakasih nii-san tachi " jawabnya dengan sedikit terisak.

" Kenapa perlu berterima kasih nadayo? Sudah sebaiknya kau istirahat Tetsuya !" Jawab Shintaro.

Gomen - Gomennasai [ Kuroko Tetsuya ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang