18. Not Usual

34 10 39
                                    

Yang nemu typo, plis bantu tandai ya. Hehe...


※※※※※※※※※※

Maruk itu bisa jadi nama tengah manusia.
Soalnya kalau udah dikasih hati suka minta di donasikan jiwa.

_Aku yang keuheul_


Sayang itu bisa di buktikan, bukan minta di buktikan.
Dan kepercayaan itu,
Selain diperjuangkan juga harus dipertanggung jawabkan.
Bukan untuk sekedar ajang, tapi untuk membuktikan jika jalinan ini patut di pertahankan.

_AingMaung(😂)_


※※※※※※※※※※


Setelah selesai menemani Kirana mengubah warna rambutnya, kini mereka bertiga sedang berada di salah satu toko pakaian. Beberapa paperbag-- hasil berburu Kirana sudah berada di jinjingan tangan Amar. Dan sekarang pemuda itu lagi-lagi dibuat semakin nelangsa karena sama sekali tak diberi kesempatan berdekatan dengan Sabilla.

Besok-besok beneran gue kunciin itu bocah di kamarnya! Gue yang pacarnya, kenapa malah dia yang gandeng, dia yang rangkul?!

Dengan sebal Amar menghentakkan belanjaan mereka di lantai. Menghempaskan bokongnya di bangku tunggu depan kamar ganti dengan wajah kusut.

"Yakin yang biru lebih bagus dari yang merah?"

Sabilla mengangguk tegas lalu mengambil hanger dress merah di tangan Kirana dan memberikannya pada pelayan. Memberi kode agar segera membawa dress itu menjauh.

Dia tidak akan membiarkan Kirana memakai baju kurang bahan yang memperlihatkan punggung serta perut gadis itu ke pesta ulang tahun Kresna. Gila saja!

"Yaudah tungguin."

Hilangnya Kirana di bilik ganti Sabilla manfaatkan untuk mendekati kekasihnya.

"Minum dulu," Sabilla mengasongkan tumbler minum pada Amar. Membawa air minum serta baju ganti, adalah kebiasaan kecil yang dia contoh dari Mamanya. Terlihat merepotkan di awal memang, but it's also helpfull.

"Gue harus lakuin apa, biar ekspresi seasem cuka busuk ini hilang dari wajah lo?"

Amar menyugar rambutnya, sebelum beralih menatap Sabilla lekat.

"Satu hal."

"Apa?"

Seringai kecil di sudut bibir Amar, menyalakan alarm nyaring di kepala Sabilla.

Dan terlambat.

Sekarang ia sudah terjebak di pelukkan predator licik. Terkurung bersama di ruangan ganti tepat di samping bilik yang Kirana masuki.

Seharusnya memang tak perlu Sabilla menawari kesempatan jika Amar dalam mode seperti ini. Mengingat dalam keadaan biasa saja, kenekatan kekasihnya berada di level mainstreem.

"Buruan cium gue, sebelum kita kena gerebek penjaga toko," bisik Amar di telinga Sabilla.

"Lo gila!"

"Ya. Gue tergila-gila sama lo," balas Amar menenggelamkanan wajahnya di perpotongan leher Sabilla. Tempat favoritnya. Di mana ia bisa menghirup aroma sang kekasih sebanyak apapun yang ia mau.

Sabilla meremas lengan Amar, ketika sentuhan ringan dari bibir pacarnya membuat tubuhnya meremang.

Jangan tanyakan bagaimana detak jantungnya, tentu saja sudah tak karu-karuan. Perasaan takut ketahuan sekaligus tertantang memacu lonjakkan adrenalinnya.

Tied UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang