"cinta pertama anak perempuan adalah ayah. Laki-laki yang selalu mencintai putrinya tanpa tapi."
🌷Amaliaalfaqih🌷
***
Assholatukhairumminannaum
Shafira menggeliat bangun dari atas sajadah, setelah melaksanakan sholat tahajud dan bertadarus gadis itu melanjutkan tidur di atas sajadah sambil menunggu adzan shubuh.
Dengan langkah gontai, Shafira melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan berwudhu. Selesai berwudhu, Shafira memakai mukena kembali lalu melaksanakan sholat qobliyah shubuh terlebih dulu.Keutamaan sholat qobliyah subuh ini tertuang dalam hadis dari Aisyah, di mana Nabi shalallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: “Dua raka'at fajar (sholat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim).
Allah SWT berfirman: "Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya sholat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (Qs. Al-Isra’: 78)
Namun, banyak sekali muslim yang sangat menyepelekan sholat shubuh, Karena sholat shubuh memang sangat berat di jalankan bagi orang yang belum istiqamah di jalan Allah.
"Sesungguhnya sholat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah sholat isya dan sholat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak." (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651).
Di tanamkan pendidikan Islam sejak kecil, membuat gadis itu sangat takut dengan meninggalkan sholat, apalagi ketika ayahnya selalu mengingatkan tentang betapa pedih siksaan di neraka. Sungguh, Shafira memang belum sempurna dalam menjalankan ibadah, tapi dirinya selalu berusaha untuk selalu taat dan patuh pada perintah Allah SWT.
Selesai menunaikan sholat shubuh, Shafira berniat untuk membuat sarapan untuk dirinya dan ayahnya.
Yah, sejak lahir hingga saat ini Shafira memang tidak pernah bertemu dengan sang bunda, karena bunda meninggal saat melahirkan dirinya. Dan Shafira hanya bisa memandang wajah bunda melewati foto. Terkadang, hati kecilnya ingin sekali merasakan dekapan hangat seorang ibu, namun keinginan Shafira di patahkan karena ayahnya tak ingin menikah lagi, ayah selalu berkata bahwa tidak akan ada wanita lain yang sanggup menggantikan posisi sang bunda di hatinya.
"Pagi putri ayah yang cantik," sapa seorang pria dewasa yang datang menghampiri Shafira yang masih sibuk berkutat dengan alat masak.
"Pagi ayah," balas gadis itu seraya tersenyum hangat.
Adrian, pria berusia 38 tahun yang bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Bandung itu berstatus sebagai ayah dari Shafira. Pria dewasa yang sangat tampan dan gagah itu berhasil membesarkan putrinya seorang diri. Bukan hal mudah untuk Adrian menjadi single parent, Adrian harus menahan rasa rindu yang amat mendalam ketika melihat Shafira yang begitu mirip dengan almarhumah sang istri. Adrian menatap sendu ke arah Shafira yang tengah memasak, putri kecilnya kini telah beranjak dewasa, Adrian merasa senang bercampur sedih, andai saja istrinya masih hidup, tentu Shafira tak akan merasa kekurangan kasih sayang seorang ibu.
"Ayah, kok bengong sih! Gak boleh loh pagi-pagi bengong, semangat dong! Fira ajah semangat, hehe." Celoteh Shafira riang.
"Eh, sarapannya udah jadi. Ayah tadi bengong karena kepikiran sesuatu." Sahut Adrian yang menyuap nasi goreng buatan anaknya.
Shafira mengernyit dahi. "Kepikiran apa, yah?"
Adrian menaruh sendok dan menopang dagu dengan kedua tangannya. "Ayah kepikiran, nasi goreng kali ini lebih enak di banding nasi goreng kemarin yang keasinan, hahaha." Adrian dan Shafira kompak tertawa.
Mengingat kejadian pagi kemarin, Shafira yang membuat nasi goreng tapi malah keasinan, dan berakhir pasangan ayah dan anak itu sarapan bubur ayam di depan komplek.
"Ih, ayah mah gitu. Fira jadi malu tau," Shafira menutup wajah dengan kerudung panjangnya.
"Iya, iya. Maafin ayah sayang, tapi jujur deh, kali ini nasi goreng buatan kamu enak banget," puji Adrian semangat.
"Serius, yah?" Tanya Shafira antusias.
"Ngapain ayah bohong, sayang. Serius deh rasa nasi gorengnya mirip banget sama buatan bunda kamu," Ucapan Adrian seketika membuat senyuman Shafira luntur. Shafira tahu, ayahnya selalu berusaha tersenyum di hadapannya karena tak ingin membuat Shafira khawatir, tapi sikap seperti itu semakin membuat Shafira terus-menerus di hantui rasa bersalah.
"Hei, kok nangis? Putri ayah kenapa?" Menarik tubuh Shafira ke dalam dekapannya, Adrian mengelus puncak kepala Shafira dengan lembut dan mengecup pelan.
"Tadi kamu bilang pagi-pagi itu harus semangat, kenapa sekarang kamu nangis, hmm?" Tangan Adrian terulur membersihkan air mata yang membasahi pipi anaknya.
Shafira menunduk tak berani menatap Adrian. "Ayah, maafin Fira. Gara-gara Fira, ayah kehilangan permata hati ayah, bidadari surganya ayah. Gara-gara bunda lahirin Fira, bunda meninggal," hati Adrian seperti di tusuk dengan 1000 panah, ucapan Shafira benar-benar menyayat hati. Bukan, itu bukan kesalahan putrinya. Kematian manusia memang sudah di garis takdirkan oleh Allah, setiap yang bernyawa pasti akan mati.
"Hei Fira, liat ayah!" Adrian mengangkat dagu kecil Shafira untuk beralih menatapnya.
"Kematian bunda bukan gara-gara kamu, itu semua udah taqdir Allah yang harus ayah terima. Jadi, jangan pernah salahin diri sendiri lagi sayang, ayah gak suka dengernya," Adrian kembali memeluk Shafira, memberikan ketenangan untuk putri satu-satunya. Shafira yang Adrian tahu memiliki sifat 3 C :
*Ceroboh
*Ceria
*Cengeng.Jadi, Adrian sangat memaklumi, walaupun usia Shafira telah menginjak 18 tahun, namun masih memiliki sifat seperti anak-anak.
"Janji sama ayah, jangan pernah ucapin kata-kata itu lagi." Mengangkat jari kelingkingnya, Shafira yang masih sesenggukan menautkan jari kelingking ayahnya.
"Fira janji ayah," mengusap wajah pelan dan berusaha meredam tangisnya. Seulas senyum manis kemudian terbit di bibir mungil Shafira.
Shafira menatap manik Adrian "Terimakasih ayah, ayah udah jadi ayah sekaligus bunda buat Fira, Fira bangga punya cinta pertama seperti ayah, Fira janji Fira akan selalu buat ayah senang dan bangga karena punya Fira,"
Adrian terkekeh menatap putrinya. "Sama-sama sayang, Fira adalah permata hati ayah setelah bunda, Fira selalu jadi kebanggaan ayah, Fira selalu buat ayah senang. Jadi, jangan sedih lagi putri ayah,"
"Udahan yah sedihnya, sekarang Fira abisin sarapannya, nanti ayah antar Fira ke kampus." Sambung Adrian seraya tersenyum.
"Siap kapten," sahut Fira memberi hormat, membuat Adrian tertawa kembali.
Pagi ini, Shafira memulai hari dengan rasa syukur pada Allah yang masih memberikan kebahagiaan untuk dirinya melewati ayah. Gadis itu berjanji untuk selalu menjadi putri yang selalu membuat ayahnya bangga. Shafira janji.
.
.
.
.
.
🌷🌷🌷🌷🌷
To be continued.Sukabumi, 5 Juli 2021
"Siti Amalia Desmon"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam diamku
SpiritualMemendam rasa cinta bertahun-tahun itu tidak mudah, ada banyak rasa yang tak bisa di realisasikan, ada ucapan yang tak bisa di lontarkan, ada rasa protes yang tak bisa di ungkapkan dan ada cemburu yang tak bisa di perlihatkan. semua itu Shafira simp...