"cemburu? Tapi salah sasaran.
Damn, itu sangat memalukan."Amaliaalfaqih
💚
🌷🌷🌷🌷🌷
Jerih payah selama tujuh semester ini membuahkan hasil, Fikri telah menyelesaikan sidang skripsi dengan baik, tentunya dengan nilai yang memuaskan. Bersama sahabat baiknya Dafi, akhirnya Fikri keluar dengan wajah yang nampak berseri, kebahagiaan yang kali ini yang tidak bisa di sembunyikan.
Di depan ruangan sidang, ternyata sudah ada Karin--adik dari Fikri yang menunggu dengan membawa dua buket bunga tulip.
"Abang..." Karin merentangkan kedua tangannya lalu memeluk Fikri dengan rasa bangga, akhirnya cita-cita yang Fikri inginkan terwujud.
"Ini buket special untuk Abang yang selalu ada buat Karin," ucap Karin sambil menyerahkan buket bunga tulip.
Fikri mengacak gemas puncak kepala Karin dengan sayang, "harusnya kamu gak perlu repot bawa buket segala, dek. Kamu udah ada disini aja Abang senang banget,"
"Ekhem.." merasa diabaikan, akhirnya Dafi berdehem.
"Eh, Bang Dafi." Sapa Karin dengan cengiran khasnya. "Tenang bang! Karin tau Abang itu jones, berhubung bang Dafi jones alias jomblo ngenes, jadi Karin udah berinisiatif bawa buket buat bang Dafi. Takutnya bang Dafi nanti nangis lagi karena gak ada yang ngasih buket bunga," cerocos Karin dengan wajah polosnya. Fikri menutup mulut menahan tawa, sedangkan Dafi yang jengkel langsung mencubit kedua pipi Karin.
"Asal kamu tau, Rin. Sebenarnya jodoh Abang itu udah ada, tapi-" menggantungkan ucapannya.
"Tapi apa bang?"
"-masih dijagain sama orang."
Jiahhh
Tentu saja Karin tertawa lepas meledek sahabat abangnya itu, "makanya, jangan menyia-nyiakan orang yang setia, Bang. Buang berlian cuma buat batu kerikil, matanya buta bos!!"
Karin memang sedikit tahu tentang masa lalu Dafi, karena Dafi memang pernah menceritakan kisah cintanya dengan Bella.
"Itu cuma salah paham aja, Rin."
Menyadari suasana menjadi canggung, akhirnya Karin merangkul pundak Fikri mencairkan suasana.
"Berhubung abang-abangnya Karin ini lagi berbahagia, gimana kalau hari ini kalian traktir Karin makan?"
Tentu saja Fikri dan Dafi menatap Karin heran, seharusnya Karin yang traktir mereka berdua, tapi kenapa sekarang jadi mereka yang harus traktir Karin.
"Ah kelamaan mikir, udah yuk! Kita pergi aja, cusss." Karin menarik tangan Fikri menuju parkiran mobil, diikuti Dafi dari belakang dengan wajah yang berubah masam, habis sudah dompetnya terkuras hari ini untuk adik sahabatnya itu.
*****
"Ra, lo serius gak mau ngasih langsung?"
Shafira mengangguk pelan, tentu saja Shafira tidak mau Fikri tau kalau ia memberikan sebuah buket bunga tanda selamat. Selain karena malu, Shafira sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Fikri sudah mendapatkan bunga yang jauh lebih cantik dan tentunya cantik seperti yang memberi. Ya, memang saat akan memberikan buket bunga pada Fikri, Shafira melihat Fikri dan Karin yang sedang tertawa bahagia, Shafira belum mengetahui kalau Karin adalah adik Fikri satu-satunya.
Bella hanya bisa tersenyum kecut menatap sahabatnya itu. "Yaudah deh kalau gitu, gue langsung kasih aja ke kak Fikri ya Ra, biar gak cepet layu." Akhirnya Bella menuruti keinginan Shafira, walaupun perasaan Bella sedikit jengkel karena sahabatnya itu terus saja berharap pada laki-laki yang belum tentu membalas perasaanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam diamku
SpiritualMemendam rasa cinta bertahun-tahun itu tidak mudah, ada banyak rasa yang tak bisa di realisasikan, ada ucapan yang tak bisa di lontarkan, ada rasa protes yang tak bisa di ungkapkan dan ada cemburu yang tak bisa di perlihatkan. semua itu Shafira simp...