part 6. kekuatan sholawat

19 3 0
                                    


"Meskipun hanya aku yang berjuang dalam kisah ini, tapi aku berharap suatu saat nanti kamu akan ikut andil didalamnya."

Amalia alfaqih
💚

🌷🌷🌷🌷🌷

َلصَّلاَةُ عَلَى النَّبِيِّ ۞ وَالسَّلاَمُ عَلَى الرَّسُول

اَلشَّفِيعِ اْلأَبْطَحِي ۞ وَمُحَمَّد عَرَبِيّ

خَيْرُ مَنْ وَطِئَ الثَّرَى ۞ اَلْمُشَفَّعُ فِي الْوَرَى

مَنْ بِهِ حُلَّتْ عُرَى ۞ كُلِّ عَبْدٍ مُذْنِبِ

Hadist dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda: "manusia yang paling berhak bersama ku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca sholawat kepada ku." (HR. Tirmidzi).

Bibir gadis itu tak hentinya melantunkan sebuah sholawat kepada nabi Muhammad, suaranya yang lembut membuat hati siapapun yang mendengarnya akan terasa sejuk. Termasuk Adrian, yang kini sedang menatap putrinya yang sedang asyik menyiram tanaman sambil melantunkan sholawat, hatinya berdesir mendengar suara sang putri, dengan langkah tegap Adrian mendekati Shafira. Saking asyiknya menyiram tanaman sambil bersholawat, gadis itu tak menyadari kedatangan ayahnya.

"Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad," ucap Adrian membuat Shafira menoleh kaget.

"Eh, ayah udah pulang, tumben masih sore gini udah nyampe rumah," Shafira mematikan keran air, lalu menyalami tangan ayahnya.

"Alhamdulillah pasien hari ini gak banyak," balas Adrian. "Suara kamu bikin hati ayah adem, sayang. Boleh ayah denger lagi?" Pinta Adrian dengan nada memohon .

Shafira tersipu malu. "Suara Fira jelek ayah,"

"Kata siapa?"

"Kata Fira lah ayah,"

Adrian menangkup pipi Shafira, menjawil pelan hidung mancung itu hingga si empunya meringis.

"Suara kamu lembut banget, ayah aja sampai bengong tadi dengernya."

"Emang ayah mau denger Fira sholawat apa?" Tanya gadis itu yang memilih duduk diatas rerumputan.

Adrian nampak berfikir sekejap, pria dewasa itu seakan seperti mengingat sesuatu. Mengetuk pelan dahinya berharap ingat, tapi Adrian tak bisa mengingatnya juga.

"Ayah lupa, yang ayah inget cuma Burdah ajah,"

Shafira yang tadi ikut bingung jadi tertawa mendengar kepolosan ayahnya.

"Qosidah Burdah kali, yah."

"Nah iya itu, kamu bisa 'kan? Ayo lah kamu sholawatin, special buat ayah."

Tentu saja gadis itu tau, karena saat dipondok setiap malam Minggu gadis itu tak pernah ketinggalan untuk mengkaji kitab ini. Nadzom qosidah Burdah karangan imam bushiri yang menceritakan tentang nabi Muhammad, hingga imam bushiri menangis darah saat menulis sholawat ini.

Shafira menarik nafas panjang, kemudian membaca bait demi bait sholawat qosidah Burdah.

مَوُلَايَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا اَبَدًا # عَلَى حَبِيْبِكَ خَيْرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ

أَمِنْ تَذَكُّرِ جِرَانٍ بِذِى سَلَمِ # مَزَجْتَ دَمْعًا جَرَاى مُقْلَةٍ بِدَمِ

Dalam diamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang