part 5. Belajar Bersama.

17 4 0
                                    

"untuk sekedar rasa rindu, itu biar menjadi urusanku. Dapat mengenal atau berpapasan dengan mu saja adalah bahagia yang mungkin tak ku temukan di lain hari."

Amalia alfaqih
💚

🌷🌷🌷🌷🌷

Setelah mendapat izin dari sang ayah, Shafira segera menyiapkan tas dan peralatan yang akan ia bawa, mulai dari laptop, charger dan beberapa buku yang akan dijadikan bahan referensi. Setelah menyiapkan barang, kaki jenjangnya melangkah ke lemari untuk menyiapkan pakaian, pandangan gadis itu tertuju pada sebuah tunik berwarna burgundi dan rok prisket berwarna senada, tak lupa mengambil pashmina berukuran panjang berwarna putih untuk pasangan ootd hari ini.

Shafira tak pernah dandan berlebihan, sehari-hari makeup yang ia pakai hanya pelembab wajah, lipcream berwarna netral dan sedikit memakai celak pada bagian mata.

Selesai bersiap-siap, Shafira membuka ponsel membuka aplikasi berwarna hijau untuk mengabari Bella kSetelah mendapat izin dari sang ayah, Shafira segera menyiapkan tas dan peralatan yang akan ia bawa, mulai dari laptop, charger dan beberapa buku yang akan dijadikan bahan referensi. Setelah menyiapkan barang, kaki jenjangnya melangkah ke lemari untuk menyiapkan pakaian, pandangan gadis itu tertuju pada sebuah tunik berwarna burgundi dan rok prisket berwarna senada, tak lupa mengambil pashmina berukuran panjang berwarna putih untuk pasangan ootd hari ini. alau dirinya sudah siap. Gadis cantik itu kemudian menuruni anak tangga sambil menenteng sepatu kets berwarna putih. Melayangkan senyuman pada sang ayah yang sedang sibuk membaca status pasien di ruang tengah.

"Ayah, Fira mau pamit," ujar gadis itu seraya mengulurkan tangan kanannya.

"Ra, ayah masih banyak kerjaan dan gak bisa nganter kamu, kamu bisa 'kan nyetir sendiri?" Tanya Adrian yang menyambut uluran tangan anaknya.

Shafira mengangguk pasti. "Bisa yah, ayah tenang ajah, Fira 'kan udah gede."

"Ayah tau, tapi tetep ajah ayah khawatir sama putri kecil ayah ini."

Shafira mengangkat jarinya membentuk huruf V. "Fira janji kalau udah nyampe tempatnya Fira pasti kabarin ayah."

Adrian tersenyum hangat menatap wajah cantik putrinya. "Yaudah kalau gitu, fii amanillah. Jangan ngebut-ngebut nyetirnya!" Shafira memberi hormat pada Adrian, lalu dengan semangat meraih kunci mobil yang berada di lemari kaca.

Adrian menatap putrinya dari kejauhan dengan tersenyum tipis.

🌷🌷🌷🌷🌷

Fikri masuk ke area cafe pelangi yang letaknya tak jauh dari kampus, lelaki tampan itu berjalan beriringan bersama Dafi lalu memilih kursi yang berada di paling pojok.

"Tumben lo mau bantuin tugas ade tingkat?" Dafi menarik kursi lalu duduk di dekat kaca pembatas.

"Temen," jawab Fikri singkat.

"Temen? Siapa? Kok gue baru tau?" Dafi mengernyit heran, pasalnya sampai detik ini Fikri hanya dekat dengan Dafi walaupun dulu mereka sempat berbeda sekolah semasa SMP dan SMA. Dan yang Dafi tahu, selain dekat dengan dirinya, Fikri hanya dekat dengan Aisyah yang notabene dulu adalah sekertaris Fikri waktu masih menjabat sebagai BEM fakultas kedokteran.

"Temen waktu SMP,"

Dafi mendengus kesal tidak bisakah Fikri menceritakan secara detail. Sungguh Dafi kesal karena tak mendapat jawaban memuaskan dari sahabatnya itu.

"Bisa gak ceritanya yang detail, gue penasaran." Desak Dafi.

"Gak usah kepo bisa?" Balas Fikri datar.

Dalam diamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang