Wedasun = Wednesday Afternoon with my Sun
saya harap kalian tahu cara mengapresiasi work ini.
happy Reading!
***
Nana dan Gevano sedang membereskan buku -- ralat tas mereka, isi nya hanya sedikit. cuma ada polpen dan baju ganti, ngerti kan tandanya apa kalau bawa baju ganti? pulang sekolah tidak langsung ke rumah melainkan main keluar, entah itu jalan jalan atau iseng saja selipin baju ganti kalau kesekolah.
jangan heran, remaja memang sebagian begitu kalau soal pergaulan bebas kayaknya anak-anak pak johnny belum pernah terjerumus atau bahkan ada? hanya saja suka mencoba hal hal baru, merokok contohnya. karena rasa ingin tahu yang tinggi atau biar di kata 'keren' 'gaul' makanya coba coba. rokok selalu Haikal sedangkan Vape, Gevan dan Nana sering. punya Vape lagi, untung saja yang tidak mencoba barang-barang seperti itu hanya Rendi. Rendi pure tumbuh menjadi anak yang bijak dan anak baik-baik.
Rendi selalu bijak dan menanggapi sesuatu dan berpikir sehat. sedangkan Mahardika yang lain kadang sengklek, tapi tenang mereka ga pernah kok hamilin cewek atau tekdung sama cewek. kalau buayanya ada tapi dikit ya. dikittt banget. yang kebanyakan buayanya itu Nana. jangan heran, karena terlahir ganteng dan manis hampir semua cewek Nana embat.
"Van, pinjem motor ninja lo." ujar Nana mengumpulkan polpen polpen yang ia dapat di bawah kolong meja.
"buset Na, itu polpen siapa lo ambil?" Kata Gevano tidak habis pikir. Nana emang orangnya kalau lihat polpen di lantai nganggur langsung di ambil, lumayan dapat polpen gratis. tapi sebelum itu di uji coba dulu, corat coret dulu di telapak tangan kalau masih ada tinta ya ambil kalau tidak buanglah.
Nana manggaruk belakang kepalanya, gatel breh. "gak tau, jadi mau ga lo pinjemin motor lo ke gue?" Ujar Nana lagi lalu menaruh lima biji polpen ke dalam Tas ransel miliknya.
Gevan memposisikan tas ransel miliknya pada punggung kanannya lalu menghela nafas panjang "itu motor baru gue cuci dua hari lalu terus seenak jidatnya mau lo pinjem, tar lo pinjem diisi bensin ajak ngak kotorin sih iya." sinis Gevano lalu berlalu keluar kelas.
"yaelah sama kembaran sendiri pelit amat lo!" Kata Nana memutar bola matanya.
lalu Nana berfikir sejenak, tiba-tiba dia punya ide. otaknya jadi encer, Nana terkekeh lalu menyusul Gevano yang sudah keluar kelas lebih dahulu. Kibulin atau sogok? itu yang ada di dalam pikiran Nana, "Sogok aja deh" gumamnya pelan
opsi pertama ia pilih berarti fiks Nana mesti sogok Gevano biar bisa jalan sama Melati.
Gebetannya ke 239372727
mau heran tapi dia Nana. yaudah lah.
Nana menghampiri Gevan yang sedang menyapa teman temannya di sepanjang koridor. aksi pun pun di mulai.
"Gev, mau Martabak atau Nasi goreng?"
"Kenapa lo nanya gua?"
"jawab aja"
"enakan sih Martabak sama Nasi Goreng, emm.. tambah Ayam geprekk enak tuh"
Gevan sudah mengerti maksud Nana, ini bukan sekedar tanya tapi nyogok menyogok dengan gaya asal kalian tahu hahaha. Wajah Nana pun jadi agak masam lalu setelah itu ia mengubah ekspresi wajahnya menjadi lebih soft. sabar Na, inget Gevan walau gampang di bego-begoin sebenarnya dia pinter. pinter kasih boomerang bagi siapa yang coba bego-begoin dia.
Uang saku Nana semakin menipis tapi tidak apa-apa, demi Melati si degemnya yang gemesin Nana mesti kuat. stay strong lah buat Nana.
"tar jam 6 gua pake motor lo ya, pulang gua kasih paket lengkap deh." ucap Nana walau tidak iklas. Paket lengkap maksudnya pulang nge date sama Melati dia bakal beliin Gevano Nasi Goreng, Martabak dan Ayam geprek.
KAMU SEDANG MEMBACA
unconditionally ft ; Haechan Somi.
Acakhanya sekelabat kisah kasih yang mereka ukir di sekolah. Dinding sekolah menjadi saksi betapa lucunya seorang anak laki-laki bernama Haekal Maheswara yang gemar sekali menciptakan cerita-cerita baru dalam dairy hidup Rainha. "Kal" panggil sang gadi...