“Jikapun ternyata kamu memiliki perasaan yang sama seperti diriku, biarkan kita saling mencintai tapi tidak bisa memiliki. Biarkan seperti ini, cukuplah saling memperhatikan dari kejauhan saja. Dan berharap kita selalu mendapatkan sesuatu yang terbaik.”
- Were Are Almost Possible -
☆♬○♩●♪✧♩Rainha perlahan turun dari motor Vespa berwarna grey silver itu. badannya merasa semakin berat dan mungkin karena kekenyangan, untung saja Rainha tidak mules dadakan. kenyang sih iya kalau mules puji Tuhan tidak. Rainha sangat bersyukur. gadis itu melepas helm yang ia pakai, wajahnya terlihat, memerah dan sumbringah. Puas karena perutnya di manjakan hari ini. di sisi lain Haikal mengambil helm itu lalu tersenyum lebar di balik helm yang ia pakai
"Ra, kapan-kapan gue ajak lagi ya?" ujar Haikal
Rainha mengangguk pelan mengiyakan ajakan Haikal walau ekspresi wajahnya berubah canggung. Entahlah, kalau seperti ini Rainha jadi terlihat seperti macan tutul yang di jinakan.
lagi-lagi gara-gara Haikal membuat detak jantungnya tidak normal.
perasaan apa lagi ini Ya Tuhan.. Rainha membatin.
cukup, Rainha tidak mau jatuh terlalu dalam lagi, tapi ini sudah jadi terlalu dalam dan cukup terlalu jauh. ingat! masih SMA gaboleh suka-sukaan. Visi Misi Rainha dari SMP yang ia karang sendiri dengan niat serta keyakinan. tidak boleh goyah.
Sebelum Rainha membuka pagar gadis itu mendekat kepada Haikal lalu menghela nafas, "Makasih buat hari ini dan jangan buat ulah lagi. gue takut lo malah makin banyak masalah terus ada yang dendam kan serem." ucapnya rada ngeri mengingat Haikal banyak kasus.
yang Rainha pikirkan si Trisan.
bagaimana kalau cowok brengsek itu menyuruh antek-antek nya menyeroyok Haikal? ketakutan Rainha hanya itu saja dan dia memikirkannya sejak tadi pagi. karena dia tahu Trisan adalah salah satu cowok yang mempunyai geng motor, geng motornya cukup di kenal dengan kenakalan yang mengerikan. bagaimana kemungkinan yang buruk bakal terjadi pada Haikal? Rainha takut.
Haikal tersenyum di balik helmNya lalu tangannya bergerak mengusak puncak kepala Rainha, "nyawa gue sembilan, santai Ra, nanti gue lawan." kata Haikal santai, bahkan terlewat santai.
parsentan dengan Trisan, yang penting tidak boleh ada yang menganggu atau mempermalukan Rainha. Haikal tidak takut selagi nyawaNya seperti kucing. ada sembilan nyawa. hahh ada-ada saja remaja ini.
"ngadi-ngadi" ujar Rainha rada sebal.
"gue pergi ya, lo masuk gih entar Mama lo khawatir." kata Haikal memegang kedua kendali motor itu. Rainha merasa ada keraguan dalam hatinya menyuruh Haikal untuk tetap tinggal ajak lebih lama. sekedar mampir dan menunjukan diri pada MamaNya. Gadis itu menahan pergelangan tangan Haikal dengan ragu-ragu karena perasaanya tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
unconditionally ft ; Haechan Somi.
Randomhanya sekelabat kisah kasih yang mereka ukir di sekolah. Dinding sekolah menjadi saksi betapa lucunya seorang anak laki-laki bernama Haekal Maheswara yang gemar sekali menciptakan cerita-cerita baru dalam dairy hidup Rainha. "Kal" panggil sang gadi...