Justin Bieber -
Nothing Like Us [🎶]
"Kenapa sih?! Gak jelas banget tau-tau marah"
"Kamu tuh yang kenapa!"
Kataku berteriak memukul-mukul bahunya.
Ale tentu diam,
Tapi badannya membuat gerakkan melindungi diri.
Usai itu aku natap dia bengis,
Lalu pergi jalan keluar dari cafe tempatnya kerja.
"Kak Jena, kak Jena!" Suara Ale deket banget.
Sudah seperti biasa Ale akan mengejarku setelah aku marah-marah.
Tanganku ditahan.
"Saya anter pulang!" Katanya ikut bicara dengan nada tinggi.
Aku tepis pegangannya.
Dia ngejar lagi, nahan aku lagi.
"BAHAYA KAMU PULANG EMOSI GINI!" Teriaknya tepat di depan wajahku.
Dan lagi aku menepisnya.
Buru-buru nyebrang karena ada kesempatan.
Ale gak ngejar,
Sebab setelah itu lalu lintas kembali ramai.
"WOY PUNDUNGAN! EMANG LO PIKIR GUE PEDULI?!"
Suaranya keras banget.
Sambil nunduk dan kepala pusing sekali aku jalan cepet.
Sekilas dari ujung mata kulihat orang-orang yang lewat seperti heran.
Jujur itu membuat suara-suara di kepalaku jadi lebih berisik.
"HEU GUE BELUM JAWAB LO UDAH NGIBRIT AJA!"
Demi apapun.
Padahal aku merasa sudah cukup jauh berjalan,
Tapi ternyata Ale masih mengikutiku.
Derap langkah Ale seperti suara drum di telingaku.
Sejenak aku merasa lambat,
Kakiku juga berat.
"Kak Jena!"
Ketika aku sadar, badanku udah berbalik.
Itu ulah Ale yang memegang bahuku kemudian memutarnya.
Wajahnya keringetan.
Beberapa helai rambutnya agak ngehalangin muka.
Ekspresinya garang.
KAMU SEDANG MEMBACA
pelukku untuk pelikmu • chaennie
FanfictionSatu Ale, untuk dipeluk Jena. © 2021 SAMUELSAID