Beabadoobee -
Tired [🎶]
| Pakdhe pulang
| Kamu juga kesini, lusa ada acara
kumpul-kumpul
13.21Ya besok2 |
Lagi fokus sama sibuk bimbingan |
14.09| Jangan telat datengnya
14.10
Pesan balasan yang kukirim ke ayah aslinya cuma bohong. Selain kebohongannya: aku sebenernya males bimbingan walau tetep usaha bimbingan, sama aku juga gak siap balik ke rumah.
Pasti aku pulang selalu bawa masalah. Atau kalau enggak, pasti selalu ada aja yang bikin sakit hati.
Capek ah.
"Woi Ale-ale jeruk anggur! Makanan gue lo comot, bayar lah!"
Teriak seorang suaranya berat.
Aku gak lihat wajahnya. Cuma suara doang. Aku yakin pasti yang dia teriaki itu...
Nah iya kan, si Ale naik ke atas lewat tembok. Padahal ada tangga. Untung gak tinggi-tinggi amat.
"Nih" Kata Ale ngasih uang.
Temennya protes, "Yeh apaan goceng doang mana laku!"
"Bersyukur udah saya kasih uang. Anda kok ngelunjak ya?"
Balas Ale kemudian lari ke arahku. Ada-ada aja tingkahnya.
"Selamat siang, kak Jena" Sapanya.
Aku mesem ngangguk-ngangguk.
Ale duduk. Menaruh kepalanya di bahuku.
"Tadi pagi waktu saya jemput kayaknya kakak masih ceria, cuma setengah depresi. Ini kok sekarang jadi full depresi nampaknya? Ada apakah gerangan, anak muda?" Dia tanya.
Kekehanku keluar.
Aku nyangga wajahku pakai satu tangan. Tanganku yang lain memainkan rambut Ale. "Aku rencana mau pulang"
Ale ngangguk mbulatin mulut.
"Saya anter aja, sekalian nanti mampir ke rumah saya"
Satu-satunya temenku cuma Ale.
Yah dulu punya sih, tapi gak ada yang bertahan sampai lamanya kayak gini. Aku juga gak terlalu peduli urusan teman.
Namun ternyata Ale selalu ada menemani. Aku jadi merasa selalu punya dukungan darinya. Walau kami sering bertengkar.
Baru aja dibilangin, jari Ale udah iseng noel-noel mukaku.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
pelukku untuk pelikmu • chaennie
FanfictionSatu Ale, untuk dipeluk Jena. © 2021 SAMUELSAID