kalau ada typo tandain ya <8
HAPPY READING!
• • •
JENDRALLINA
"KAPTEN! ZIKOO! DAVIN!" Suara Alin menggema di seluruh koridor.
"apa sih sayang" Saut Ziko
"SAYANG PALA LO BENGKOK"
"BAYAR UANG KAS KELAS GUSTII NU AGUNG" Lanjut Alin dengan emosi yang masih meledak.
"Nih gue bayar, ribet amat jadi ketua kelas." Seru Kapten sambil memberikan beberapa lembar uang sepuluh ribu.
"Nah gitu dong lo lunas ten, mana lagi ni uang kas, mau gue simpen dibuat nanti acara - acara kelas"
"Halah bilang aja mau low embat." Itu suara dari ziko.
"Hush mulut lo jangan berbicara jujur jik" Ucap Davin sambil membekap mulut Ziko.
"MAKSUT LO?!!" Alin yang sedari tadi geram pun langsung memelintir kedua telinga Ziko dan Davin.
"A-AAAA SAKIT SUMPAH JANGAN DI JEWER IBUUU AMPUNN IYA IYA SAYA BAYAR" Baru kedua tangan Alin melepaskan jeweran dari teliga mereka berdua.
Alin pun kembali mencatat ke dalam buku bendahara yang dia bawa itu.
Sebenernya Alin malas sekali tapi bendahara yang ditunjuk wali kelas nya tidak ada yang tegas mau tidak mau Alin yang mengambil alih tugas mereka.
"Udah lunas lo bertiga ya." Ucap Alin lalu melangkah pergi tapi sebelum pergi dirinya menoleh ke arah kiri yang ternyata sudah ada lelaki duduk sedari tadi di sana.
"PFFTT KAPTEN HHAHAHAHA MUKA DIA MIRIP LO." Kapten,Davin dan Ziko melirik ke arah Jendral dengan tatapan dingin nya.
"Lin pergi aja deh dia risih sama lo" Kapten membuka suara yang sedari tadi diam.
"HAHAHAHAH ITU SIAPA LO TEN IH SUMPAH LAWAK BANGET LAGI MUKA NYA." Tanya Alin yang sedari tadi ketawa tak ada hentinya.
Jendral yang mulai risih pun berdiri dari duduk nya lalu mendekat ke arah wajah Alin sangat dekat bahkan hembusan nafas Jendral bisa di rasakan oleh wajah Alin.
"Gue Jendral, kembaran Kapten." Jawab nya dengan sangat dingin lalu pergi meninggalkan Alin yang mematung ditempat.
"Buset si Jendral main nyosor anak orang." Jawab Ziko menyusul Davin , Kapten dan Jendral yang sudah duluan di depan nya.
• • •
"Alin, Alin, ALINNN, YA ALLAH ALIN KAMU TEH JANGAN KESURUPAN DI SEKOLAH." Alin sudah sampai di kelas dan duduk di samping sahabat nya itu, banyak pikiran yang masih melayang di kepala Alin.
Alin pun membuyarkan lamunan nya.
"Hah apa?" Tanya Alin bingung karna sedari tadi sibuk dalam pikiran nya sendiri.
"Lo kenapa, kok habis balik jadi rentenir malah ngelamun." Bela yang di sebelah Alin pun bingung melihat sahabat nya yang terus melamun.
BELA CALISTA SERA. Salah satu sahabat yang dekat dengan Alin. Alin dan bela memang sudah lama bersahabat sejak Awal sekolah menengah pertama hingga sekarang ini.
"Oh engga tadi pas balik ke kelas ada masalah dikit." Jawab Alin
"Emang masalah apa?" Tanya bela
"Udah ga papa elah santai" Sarkas Alin.
"Ga usah lo pikirin lagi." Alin pun hanya mengangguk mendengar perintah bela.
BRAKK
Pintu kelas terbuka lebar menampilkan sosok Sela dan para babu - babu nya, Reta dan Fira.
Haduh dia lagi. Batin Alin berbicara.
"HEH JALANG CAPER BANGET LO SAMA COWO GUE ?!"
"maksut lo?" Alin mengerutkan kening, tidak tahu apa yang sela maksut.
Plak
Satu tamparan melayang tepat di pipi Alin.
"LO ITU PANTES DI SEBUT JALANG GA USAH PURA - PURA GA TAU DEH LO." lanjut sela lagi
Bela yang ingin memukul balik ke arah sela pun ditahan oleh tangan Alin."Gue kan udah bilang sama lo, kalau lo sentuh gue secuil pun gue ga akan segan - segan buat lo lebih sakit dari apa yang gue rasain."
Bugh
Alin menendang perut Sela dengan sangat keras, sehingga Sela jatuh dan meringis kesakitan.
"Reta sama Fira mau juga? Tangan gue masih bersih nih" Tanya Alin, Reta Dan Fira pun menggeleng kecil Serta keringat dingin mengucur di pelipis mereka.
"Sel.. Sel.. gue itu salah apa sih sama lo? gue cuman anak beasiswa yang adem anyem sampe - sampe lo dateng terus ngusik keberadaan gue."
"Mau lo anak kepala sekolah sekalipun, lo bakalan dipandang rendah sama murid di sekolah ini."
"Attitude lo aja di pake di kaki, emang sengaja ngejelekin diri lo sendiri, salut gue sama lo." lanjut Alin dengan bisikan di telinga Sela.
"Gue mau ke BP mau nyerahin diri, lo ikut ga?"
"Oh iya gue lupa lo kan anak KEPALA SEKOLAH." Alin pergi dari kelas nya menuju ruang BP.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
JENDRALLINA
Teen Fiction"Jen, lo ada keinginan nasib lo mirip kayak di novel-novel ga?" "Gimana?" "Semisal nya gue jadi pacar lo nih, terus lo lebih memilih tawuran berujung nyawa lo hilang di area tawuran itu, menurut lo gimana?" "Sekarang gue tanya balik, Pernah ga Lin l...