O9 - POSESIF

6 0 0
                                    

hi pren, jangan lupa follow @akawrl atau tinggalkan jejak berbintang nya.

kalau ada typo tandain ya <8

HAPPY READING!

• • •

JENDRALLINA

Saat ini anggota inti Rexalder sudah berada di dalam markas nya. Tian duduk di samping Kapten dan Jendral sedangkan Ziko dan Davin diluar sambil menyesap rokok nya.

"Lo tau kan kesalahan lo dimana?" Tanya Tian mengarah kepada Jendral. Jendral kadang tidak mempan dengan nasehat dari Kapten tapi entah kenapa jika bersama Tian, Jendral langsung menurut.

Jendral hanya menganggukan kepala nya sebagai tanda jawaban kepada Tian.

"Sekarang gue tanya, lo sama dia baru deket seminggu yang lalu kan?" Jendral kembali menganggukan kepala nya.

"Jen, lo tau kan posesif itu apa?"

"Tau" akhirnya Jendral membuka suara.

"Kenapa masih lo lakuin?" Jendral bungkam tidak bisa berkata kata.

"Gini,," Tian menjadi kalimat nya.

"Apa yang Alin bilang itu bener, lo sama dia baru ketemu alias orang baru yang artinya apa? Seharusnya lo sebagai cowo harus bisa buat dia nyaman, kesalahan fatal yang Lo lakuin adalah karna tadi, lo bilang lo berhak atas dia padahal lo bukan siapa siapa nya."

"Liat Abang lo? Gue disini bukan mau bandingin lo sama abang lo, tapi karna dia sebagai temen kelas nya jadi dia lebih tau tentang Alin, seharusnya lo cari tau dulu tentang Alin bisa dibilang PDKT an lah atau gak cari tau sendiri lewat mana? Lewat temen kelas nya." Tian pun menyenderkan badan nya di sofa.

"Lo sekarang harus minta maaf ke Alin biar hubungan lo sama dia ga makin renggang, mau gimanapun, disini lo yang paling banyak salah. Kalau lo suka Alin lo pertahanin kejar dia, gue yakin Alin juga bakal maafin lo."

"Buset gue ngomong panjang lebar masalah sepele doang ini, lo terlalu posesif sama dia, cewe mana pun rata rata ga bakalan suka sama cowo posesif. Ilangin sifat posesif lo itu, maksud nya posesif boleh asal jangan berlebihan kayak tadi."

"Kalau sifat lo masih kayak gini lagi, Lo ga ada beda nya sama si deri kemarin."

"Paham kan Jen?" Kapten hanya melongo mendengar kata kata keluar dari mulut Tian.

"Satu lagi, kalau hubungan lo sama dia udah deket dan dia udah bisa buka cerita ke lo paham kan apa yang gue maksud? jangan gengsi di gedein atau justru malah ngeghosting anak orang, itu ga baik. Jangan jadi brengsek juga kayak Ziko, cukup satu jangan lebih yang kayak Ziko."

Jendral dan Tian mengehela nafas, akhirnya selesai. Jendral mengangguk paham. Tian akhirnya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan nya, ternyata sudah pukul 16.45.

"Gue cabut dulu, sisa nya kalau ada uneng uneg ceritain ke kembaran lo, inget Jen. Lo bukan anak kecil lagi." Tian pun melenggang pergi.

"Tian mau kemana?"

"Ngapel bareng doi nya lah." Jawab Kapten

"Ten." Panggil Jendral

"Hm." Sahut Kapten, Jendral bingung mau ngomong. Kapten yang melihat itu pun langsung menoyor kepala Jendral.

"Adek gue udah gede hmm." Jendral yang mendengar itu pun hanya berkata "najis."

• • •

"Lina!!" Ya Allah, ya Robbi sekarang tanggal berapa Gusti, gue lupa. Gumam Alin.

Bu Tena, selaku pemilik kostan yang Alin tempati. Jika di lingkungan kostan nya panggilan Alin adalah Lina sedangkan di daerah sekolahnya Menjadi Alin.

"I-iya Bu." Alin paham Bu Tena pasti ingin menagih uang kost nya karna telat membayar.

"Tumben kamu telat?" Tanya Bu Tena, Alin pun hanya meneguk Saliva nya.

"Maaf ya Bu kasih seminggu lagi nanti Lina bayar, Lina lupa soal nya." Bu Tena yang tidak tega itu pun hanya menghela nafas.

"Yasudah tidak apa-apa ibu hanya bingung tumbenan kamu telat membayar, biasanya yang tepat waktu adalah kamu." Bu Tena pun akhirnya pergi setelah mengatakan itu kepada Alin.

Gue harus cari kerja lagi. Alin pun mengambil cardigan nya dan bergegas mencari lowongan pekerjaan yang bisa dia masuki.

Saat Alin berjalan entah kemana dan menemui sebuah cafe, di depan pintunya terdapat kertas bertuliskan lowongan pekerjaan dia pun langsung masuk.

"Permisi, saya tadi lihat di depan pintu sedang ada lowongan pekerjaan boleh saya temui pemilik nya?" Tanya Alin

"Oh mari saya antar." Alin pun mengangguk dan sampai lah di depan ruangan sang pemilik cafe, yang mengantar Alin pun langsung mengetuk pintu tersebut.

"Masuk." Ucap ibu muda yang berada di dalam nya.

"Maaf Bu dia sedang mencari lowongan pekerjaan." Ibu itu langsung mengangguk.

"Masuk saja." Alin pun segera masuk ke dalam dan menutup pintu kembali.

"Kamu cantik dan manis sekali." Alin yang mendengar itu pun hanya tersenyum.

"Boleh perkenalkan nama mu?" Ucap ibu itu sambil mengulurkan tangan nya di hadapan Alin.

"Saya Alina Nava Megantara." Alin pun membalas uluran tangan ibu tersebut.

"Kamu anak nya Nava?" Tanya ibu itu terkejut.

TBC

JENDRALLINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang