Arc I Chapter 2

42 4 0
                                    

Asami menatap ke cermin. Itu adalah cermin yang dibuat dengan baik. Sebuah bingkai emas membawa gelas itu.


Penampilannya seperti gadis kecil yang menggemaskan. Dia manis, imut, suka diemong seperti boneka.


Gadis itu balas menatapnya, meniru semua gerakannya.


Asami mengangkat tangannya. Gadis itu mengangkat tangannya. Asami memiringkan kepalanya. Gadis itu memiringkan kepalanya. Asami mengernyitkan alisnya. Gadis itu mengernyit. Asumi tersenyum. Gadis itu tersenyum. Dia adalah dia.


Tidak peduli bagaimana dia terlihat, di dalam hatinya, dia masih sama. Tidak ada yang berubah, dia adalah Asami dan Asami adalah dia.


Asami mengulurkan tangannya dan menyentuh gelas yang dingin. Kedua tangan mereka terhubung saat Asami tenggelam dalam mata hitamnya yang indah. Seringai melintas di wajahnya. Matanya... indah.


"Aku Asami...Aku Asami...Aku Asami...", bisik bibirnya yang lembut, mengulang namanya dengan rasa puas yang semakin besar.

━━━━━━┛ ❁ ┗━━━━━━

Menikmati perasaan kesombongan yang sombong, Asami mengagumi citra dan kecantikannya. Dia .... Cantik, tidak kalah menakjubkan.


Dia telah mewarisi begitu banyak dari Oka-san. Dia mewarisi kulit pucatnya, tulang pipinya yang menonjol, rambut sutra hitamnya, bibirnya yang indah. Dia adalah kesempurnaan. Asami adalah kesempurnaan.


Dia telah mewarisi semua yang dia inginkan. Semuanya kecuali mata hitamnya. Dua permata kegelapan seperti jurang yang menatap ke dalam jiwamu. Dia menghargai mereka dengan sepenuh hatinya.


Asami menyukai mata hitamnya dan dia tidak akan mengubahnya untuk apa pun. Mata itu miliknya, dan miliknya sendiri.


Asami tersenyum sambil membelai kulitnya yang sangat lembut. Tidak ada kerutan, tidak ada tahi lalat, tidak ada apa-apa. Penampilannya sangat sempurna. Dari waktu ke waktu, dia pikir dia mirip boneka, yang agak mengganggu. Tapi tentu saja, dia tidak. Dia bukan boneka. Dia hanya kesempurnaan sejati.


Bahkan Oka-san berpikir begitu, mengatakan bahwa dia menggemaskan. Gadis paling menggemaskan di Konoha. Dia hanya bisa setuju.


Asami menyeringai di cerminnya. "Aku benar-benar anak yang lucu dan menggemaskan ..."


"Asami-chan, apa yang kamu lakukan di sana?"

━━━━━━┛ ❁ ┗━━━━━━

Oka-san menegurnya. "Asami-chan, ini kesepuluh kalinya aku melihatmu di sini dengan cermin. Hati-hati jangan sampai kamu mati kelaparan suatu hari nanti. Aku tidak ingin itu terjadi pada harta kecilku yang lucu."

Si Vis Pacem Para Bellum(fanfic Naruto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang