satu :: azzura

69 10 5
                                    

   pahatan manis di ujung jenggala, atap-atap kayu sederhana serta aroma roti yang menyambangi indra penghirup setiap matahari baru unjuk muka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pahatan manis di ujung jenggala, atap-atap kayu sederhana serta aroma roti yang menyambangi indra penghirup setiap matahari baru unjuk muka. hidup berdampingan dengan alam sama sekali tak mengusik mereka yang tinggal. justru bersyukur sebab masih diberi kesempatan untuk merasakan indahnya semesta.

azzura, desa kecil dengan segelintir rakyat biasa serta satu pemimpin di istana. jaraknya dekat dengan jenggala, tak heran beberapa dari mereka memilih pekerjaan sebagai penebang pohon dan menjualnya di kota. azzura bukan desa yang kaya, cuma punya kuda sebagai transportasi sementara kota dengan kereta yang hanya perlu empat roda serta kemudi di depannya.

yang tinggal di kota kerap menyebut azzura kuno. 'jaman sekarang kok masih pakai sistem kerajaan'. tapi azzura tak peduli, mereka suka dengan apa yang mereka jalani sekarang.

terlepas dari itu, ada satu rumah sederhana yang letaknya di ujung azzura. dihuni oleh dua insan bersaudara dengan sang kakak sebagai tulang punggung keluarga. itu terlihat jelas kala pagi ini yang tertua sudah rapi dengan setelannya, hendak melewatkan sarapan yang dibuat adik tercinta.

"flo, kakak berangkat dulu, ya?"
Jinyoung park, pria dua puluh tiga tahun yang terpaksa bekerja semenjak orang tua di peluk Sang Kuasa. menghidupi adik perempuan satu-satunya yang menjadi pribadi yang kini selalu ada untuknya.

jinyoung tak bermaksud untuk meninggalkan roti selai yang dibuat flora-sang adik, maka dari itu ia hendak membawa makanan itu dengan wadah bekalnya. "aku bawa ini. jaga rumah baik-baik ya."

tanpa menunggu jawaban flora, si puan langsung menyambar topi yang tergantung dekat sofa dan menghilang di balik pintu utama.

Flora park sudah biasa seperti ini.
ia tak bisa memaksa kakaknya untuk tetap tinggal dan bersamanya setiap saat. Jika itu terjadi, lalu flora mau akan makan apa?

Flora tak buat sarapan untuknya, menaruh sisa selai dan roti pada lemari di dapur. mengambil keranjang rajut dan melapisi dalamnya dengan serbet merah kotak-kotak. Flora akan pergi ke suatu tempat, namun ia harus ke toko roti dulu agar teman yang ia kunjungi nanti senang.

"pagi kak flora !" kakinya sampai di depan rumah, ia sudah disambut oleh gadis kecil dengan bunga lily di genggamannya. berdiri tegak dan tersenyum manis pada flora, lantas menyodorkan benda yang ada di genggamannya.

si puan sedikit membungkuk guna mencapai tinggi sang anak, membelai lembut pipi serta surainya tak lupa dengan senyum yang sedari tadi tak pudar,"pagi, oliv. di mana mama?"

setelah bunganya terambil oleh flora, gadis cilik Bernama olivia itu menunjuk toko bunga di seberang baru berkata, "mama beli bunga buat oliv."

"oh, gitu. makasih bunganya, ya. jangan jauh-jauh dari mama. Kak flo mau pergi dulu sebentar," flora meletakkan bunga itu pada keranjangnya, lantas ia mengantar olivia kembali ke mamanya.

etherealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang