"Dia seorang penyihir!" jeritku melalui ear bud, sementara kedua tanganku sibuk menyetir.
"Apa kamu serius?!" Suara feminim lain balas menjawab ku dari ujung sambungan. Nadanya campuran antara terkejut dan kurang yakin.
Kedua bola mataku berputar jengah dalam rongga nya. "Apa sekarang Bibi meremehkan kemampuanku?" sedikit tersinggung. "Bibi tahu aku tidak mungkin salah dalam hal ini".
Belinda menghembuskan nafas panjang. "Aneh, satu-satunya keluarga penyihir di Muine hanya Clockwood saja. Siapa tadi namanya? gadis itu?".
"Melisa. Abraham. "Aku sangat yakin dia menguasai elemen api, energinya begitu kuat juga jelas dia amat terlatih".
Semua bulu halus ku seketika meremang, ketika teringat perkenalanku dengan gadis itu beberapa saat lalu.
"Apa dia memiliki semacam tanda di pergelangan tangan atau di manapun?".
Aku memutar otak, kilasan bayangan di dalam kamar mandi kembali muncul dalam benak. Bagaimana saat aku berkenalan dengannya, rasa kaget ketika menyadari jati dirinya. Sampai bagian berlari menuju parkiran, minggat dari sekolah sambil 'meminjam' mobil milik Dhammir.
" Aku agak kesulitan mengingat, sebab dia mengenakan kaos v-
neck putih lengan panjang, dan jeans hitam pas badan. Rasanya aku tidak bisa melihat sesuatu dibalik lengannya meski ada. Dan dia benar-benar tampak seperti remaja normal pada umumnya. Auranya bahkan sulit ku lihat menggunakan mata ketigaku" jawabku jujur.Terdengar tarikan nafas panjang bibiku dari ujung sana yang tampaknya tak puas mendengar jawabanku.
"Lalu aku harus bagaimana sekarang?" tanyaku lagi. Pelipis ku mulai berkedut nyeri. Urat syaraf ku menendang-nendang dibalik kulit hingga sakit.
Sunyi sepersekian detik tak ada jawaban.
"Bibi Belinda? Halo??".
" Tetaplah berteman dengannya namun kamu harus memberi batasan" akhirnya dia bersuara. "Teruslah berhati-hati, kurasa dia pasti juga sudah tahu kalau kau seorang penyihir. Tapi belum sampai tahap memahami siapa dirimu 'sebenarnya'. Sampai aku mendapatkan informasi lebih lanjut tentangnya, jangan biarkan dia mengetahui soal dirimu lebih mendalam. Paham kan maksudku".
" Baiklah aku paham. Aku berjanji akan lebih berhati-hati" jawabku.
Suara berisik mendadak muncul dari belakang Belinda.
"Moira, nanti akan kuhubungi lagi, kami harus segera rapat sekarang. Dan Moira,jangan sembarangan memakai kendaraan orang untuk ngebut! Jangan kabur dari sekolah seenaknya apapun alasanmu!" serentetan larangan
dia ucapkan dengan nada tegas.Sehaerusnya aku tidak terkejut karena dia bisa tahu apa yang kulakukan bahkan sebelum aku beritahu. Benar-benar seorang warlock sejati.
Aku mengiyakan satu kali lalu dia memutuskan sambungan lebih dulu.
Belinda bekerja untuk Trimagisterium Wizarding World, sebagai kepala perlindungan hak-hak penyihir yang berlokasi di London, Inggris. Ia memiliki dua gelar sebetulnya. Satu di sekolah umum manusia, menamatkan studi Universitas hukumnya di Oxford. Sementara satu lagi di sekolah khusus kaum berbakat seperti kami. Trimagisterium upper world.Kata Belinda, seluruh keluarga Lexxus merupakan bagian dari kalangan elite Magisterium. Hanya Dad yang menolak memiliki posisi di sana karena ingin menjalani hidup selayaknya manusia biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Nefertiti Trilogy (Book #01 : Midnight Sun).
FantasyMoira Lexxus telah menjadi seorang yatim piatu sejak berusia 6 tahun. Dan demi menyembunyikan identitasnya sebagai seorang Nefertiti, Moira terpaksa kembali ke kota Muine, kampung halaman ibunya. Tempat di mana dia akan mendapat perlindungan...