14. Akhir Cerita adalah Awal.

25 8 2
                                    

Lea Aukai menghembuskan  nafas panjang, seusai menceritakan kisah sejarah  puluhan abad, yang baginya terasa seperti baru terjadi  kemarin. 

"Sisanya kamu sudah tahu  sendiri sayang" tukas Lea, memecah kesunyian.

Ku pegang bandul pada kalung  dileherku erat-erat, sambil  memandang Arkin. Pedang yang  selama ini disandangnya  ternyata sudah banyak  menumpahkan darah.

"Apakah kalungku ini adalah star  stone?" aku bertanya.

Loah berdeham lalu menjawab. "Ya, Moira. Leuz, saudara Vincentiuz dan Ageluz, mengambilnya dari jasad Abira  sebelum disemayamkan. Benda  itu memang dijanjikan untuk  Nefertiti selanjutnya. Leuz lalu memberikan benda itu" ia menunjuk ke arah kalungku. "Pada Sabrina. Dia Nefertiti selanjutnya yang memiliki  nasib  jauh lebih beruntung ketimbang  pendahulunya".

Sebuah pikiran aneh terlintas  di kepalaku. "Bagaimana bisa Leuz dan saudara-saudaranya hidup  begitu lama?".

Semuanya memandangku  bingung, sebelum Arkin yang akhirnya menjawab ku.

"Ketiga kakak beradik itu  adalah  Nephilim. Hanya benda-benda dari batu neraka seperti pedang darah neraka, yang mampu  membunuh kaum kami. Leuz hidup hingga masa jauh setelah  Sabrina, sebelum akhirnya dia  meninggal karena masalah  waktu. Leuz merupakan Kakek  buyut kami Moira. Dia juga  Kakek buyut mu. Salah satu  keturunannya adalah Augan  Aukai dan Abner Clockwood. Sedangkan Lexxus adalah darah daging dari Argon Alcatez, cucu  Hezac Alcatez".

Aku  terdiam seribu bahasa saat  mengetahui sejarah  pohon keluargaku untuk pertama kalinya. Belinda hanya pernah bilang kalau kami berasal dari keluarga penting, mengemban tugas berat demi kepentingan umat manusia di bahu kami. Namun aku tak bertanya lebih detail, dia sendiri seakan enggan untuk memberitahu.

    "Oke, kurasa cukup untuk pagi ini. Setelah apa yang Moira lalui kemarin, plus sekarang sudah waktunya bagi kita untuk melanjutkan hidup" Vlad yang sejak tadi diam akhirnya angkat suara. Ayah Dhammir berdiri, membuatnya menjadi pusat atensi.

Loah menghela nafas berat. Arkan membisikkan sesuatu pada Aaron. Jean sejak tadi memainkan kukunya sambil sesekali tersenyum padaku. Sedangkan Lea berjanji, setelah ini dia akan lebih sering mengajakku berbicara mengenai hal-hal yang ingin aku tahu.

Dan begitulah. Pada akhirnya kami berpamitan. Tepat sebelum aku pergi Arkin dengan berani memelukku di depan semua orang. Membuatku mendelik namun dia tampak cuek. Lalu melayangkan ciuman lembut di atas dahi ku.

Aku menelan saliva. Aaron dan Arkan terkekeh bersamaan dibelakang sana. Jean nyengir. Saat melepaskan diri dengan takut-takut aku melemparkan pandang ke sekitar, kemudian merasa lebih lega karena air wajah Grinda dan Vlad seakan merespon positif pada kejadian barusan.

Hampir semua.

Sebab  Dhammir segera memalingkan muka begitu mata kami bertemu pandang untuk sejenak.

"Moira mereka sudah tahu" bisik Arkin dekat telingaku.

Mendongak menatapnya, pupil mataku melebar dan bertanya melalui pikiran. ' Sejak kapan?'.

'Mereka diam bukannya tidak tahu atau bodoh'. Jawab Arkin, semakin misterius.

Aku menelan saliva, lalu segera berpamitan pada semua orang dan buru-buru masuk ke dalam mobil.

Arkin tersenyum dari luar kendaraan, mau tak mau aku membalas cengirannya.

Mobil melaju. Aku menyandarkan punggung. Vlad terdengar bertanya dari kursi penumpang.

"Kalau kamu mau meminta izin hari ini ...".

"Ya aku rasa aku membutuhkannya" jawabku cepat. Bahkan tanpa perlu berpikir dua kali.

[COMPLETED] Nefertiti Trilogy (Book #01 : Midnight Sun). Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang