Lea Aukai menghembuskan nafas panjang, seusai menceritakan kisah sejarah puluhan abad, yang baginya terasa seperti baru terjadi kemarin.
"Sisanya kamu sudah tahu sendiri sayang" tukas Lea, memecah kesunyian.
Ku pegang bandul pada kalung dileherku erat-erat, sambil memandang Arkin. Pedang yang selama ini disandangnya ternyata sudah banyak menumpahkan darah.
"Apakah kalungku ini adalah star stone?" aku bertanya.
Loah berdeham lalu menjawab. "Ya, Moira. Leuz, saudara Vincentiuz dan Ageluz, mengambilnya dari jasad Abira sebelum disemayamkan. Benda itu memang dijanjikan untuk Nefertiti selanjutnya. Leuz lalu memberikan benda itu" ia menunjuk ke arah kalungku. "Pada Sabrina. Dia Nefertiti selanjutnya yang memiliki nasib jauh lebih beruntung ketimbang pendahulunya".
Sebuah pikiran aneh terlintas di kepalaku. "Bagaimana bisa Leuz dan saudara-saudaranya hidup begitu lama?".
Semuanya memandangku bingung, sebelum Arkin yang akhirnya menjawab ku."Ketiga kakak beradik itu adalah Nephilim. Hanya benda-benda dari batu neraka seperti pedang darah neraka, yang mampu membunuh kaum kami. Leuz hidup hingga masa jauh setelah Sabrina, sebelum akhirnya dia meninggal karena masalah waktu. Leuz merupakan Kakek buyut kami Moira. Dia juga Kakek buyut mu. Salah satu keturunannya adalah Augan Aukai dan Abner Clockwood. Sedangkan Lexxus adalah darah daging dari Argon Alcatez, cucu Hezac Alcatez".
Aku terdiam seribu bahasa saat mengetahui sejarah pohon keluargaku untuk pertama kalinya. Belinda hanya pernah bilang kalau kami berasal dari keluarga penting, mengemban tugas berat demi kepentingan umat manusia di bahu kami. Namun aku tak bertanya lebih detail, dia sendiri seakan enggan untuk memberitahu.
"Oke, kurasa cukup untuk pagi ini. Setelah apa yang Moira lalui kemarin, plus sekarang sudah waktunya bagi kita untuk melanjutkan hidup" Vlad yang sejak tadi diam akhirnya angkat suara. Ayah Dhammir berdiri, membuatnya menjadi pusat atensi.
Loah menghela nafas berat. Arkan membisikkan sesuatu pada Aaron. Jean sejak tadi memainkan kukunya sambil sesekali tersenyum padaku. Sedangkan Lea berjanji, setelah ini dia akan lebih sering mengajakku berbicara mengenai hal-hal yang ingin aku tahu.
Dan begitulah. Pada akhirnya kami berpamitan. Tepat sebelum aku pergi Arkin dengan berani memelukku di depan semua orang. Membuatku mendelik namun dia tampak cuek. Lalu melayangkan ciuman lembut di atas dahi ku.
Aku menelan saliva. Aaron dan Arkan terkekeh bersamaan dibelakang sana. Jean nyengir. Saat melepaskan diri dengan takut-takut aku melemparkan pandang ke sekitar, kemudian merasa lebih lega karena air wajah Grinda dan Vlad seakan merespon positif pada kejadian barusan.
Hampir semua.
Sebab Dhammir segera memalingkan muka begitu mata kami bertemu pandang untuk sejenak.
"Moira mereka sudah tahu" bisik Arkin dekat telingaku.
Mendongak menatapnya, pupil mataku melebar dan bertanya melalui pikiran. ' Sejak kapan?'.
'Mereka diam bukannya tidak tahu atau bodoh'. Jawab Arkin, semakin misterius.
Aku menelan saliva, lalu segera berpamitan pada semua orang dan buru-buru masuk ke dalam mobil.
Arkin tersenyum dari luar kendaraan, mau tak mau aku membalas cengirannya.
Mobil melaju. Aku menyandarkan punggung. Vlad terdengar bertanya dari kursi penumpang.
"Kalau kamu mau meminta izin hari ini ...".
"Ya aku rasa aku membutuhkannya" jawabku cepat. Bahkan tanpa perlu berpikir dua kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Nefertiti Trilogy (Book #01 : Midnight Sun).
FantasíaMoira Lexxus telah menjadi seorang yatim piatu sejak berusia 6 tahun. Dan demi menyembunyikan identitasnya sebagai seorang Nefertiti, Moira terpaksa kembali ke kota Muine, kampung halaman ibunya. Tempat di mana dia akan mendapat perlindungan...