Aku baru saja pulang dari latihan lacrosse saat Moira Lexxus turun dari SUV merah milik Tantenya.
Dia terlihat menawan bagai seorang Dewi dalam dongeng Skandinavia, dalam baju terusan ungu berbahan sutra, melekat pas ditubuh tinggi; jenjang; proporsional miliknya. Kulitnya seputih mutiara dan tampak berkilauan dibawah sinar matahari kota Muine yang tak pernah terik ini. Rambutnya sehitam zaitun, ikal, memanjang mencapai punggung. Sepasang manik amber bulatnya berkilauan, memancarkan kecerdasan. Gerak-geriknya begitu anggun juga menawan, seakan dia pernah berlatih di sekolah kepribadian.
Susah payah aku menelan saliva. Aku juga sudah melihat fotonya minggu lalu,tapi ternyata aslinya jauh lebih cantik dan memukau. Langsung terbayang dalam kepala bagaimana reaksi para siswa berhormon testosteron, di akademi St. Roottherwanth besok, saat melihat dirinya sebagai murid baru.
Orang tuaku bergerak maju untuk menyalami Moira dan Belinda. Suara Moira bagiku, menyerupai perpaduan antara Halsey dan Fleurie. Tenang, berat, dengan nada dingin dalam setiap kata meski samar.
Kalau aku jadi dia, dengan suara seperti itu harusnya mengikuti ajang pencarian bakat Amerika Serikat saja. Siapa tahu bisa jadi juara pertama.
"Moira ini Dhammir Varsgoffh, putra tunggalku. Dan Dhammir, ini Moira Lexxus, putri kandung Beatrice Clockwood" Mom saling memperkenalkan kami.
Kisah tentang Moira Lexxus pertama kali ku dengar 13 tahun lalu, ketika Mom menceritakan tentang masa lalunya sendiri. Mom dulunya seorang yatim piatu, lalu diadopsi oleh keluarga kaya raya, orang tua dari Beatrice Clockwood. Mereka salah satu keluarga pendiri kota. Beatrice sebaya dengan Mom.
Keluarga Clockwood memberikan segalanya kepada Mom. Harta berlimpah juga cinta tak terbatas.
Beatrice dan Mom sendiri menjadi saudara serta sahabat bagi satu sama lain.Saat umurku 6 tahun, berita kematian Beatrice dan suaminya, Patrick, sukses merengguh sebagian cahaya kehidupan dari Mom. Beliau mengalami duka mendalam kala itu. Orang tuaku menghadiri pemakaman mereka tanpaku. Kematian saudarinya telah meninggalkan sebuah lubang besar tak kasat mata dalam dirinya.
Mom selalu menyalahkan diri sendiri karena tak mendapat hak asuh atas Moira sepuluh tahun lalu, dikarenakan sejak kecil gadis itu memang lebih dekat dengan keluarga ayahnya ketimbang kami. Hingga seminggu lalu Mom mendapat kontak dari Belinda Lexxus, adik suami iparnya. Dia meminta Mom menjaga Moira yang akan menetap sementara di kota Muine hingga gadis remaja itu menyelesaikan studi sekolah menengah atasnya. Tentu saja Mom langsung mengiyakan. Sebab kini Mom mendapatkan kesempatan untuk bisa membalas semua jasa baik juga hutang budinya pada keturunan Clockwood. Aku juga yakin orang tuaku bakal melakukan segalanya demi membuat Moira betah bersama kami.
Alasan gadis itu pindah ke rumah kami karena adanya insiden perampokan di tempat tinggalnya, sebulan lalu. Ketika itu terjadi,Belinda sebagai walinya sedang sibuk bekerja di London. Meski Moira berhasil selamat tanpa terluka, Belinda telah memutuskan memberikan Moira sementara pada kami hingga masa tugasnya di negara Inggris selesai.
"Tolong bersikap baik dan berlakulah seperti seorang kakak laki-laki untuknya" pesan Mom padaku. Semalam.
" Dan ini Belinda Lexxus" suara Mom mengembalikan atensiku.
Bibi Belinda adalah seorang wanita berpenampilan menawan serta rupawan, berumur kisaran pertengahan kepala 3, ia mempunyai ciri fisik mirip Moira. Berdiri di sebelah kiri Mom, mengulurkan tangan padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Nefertiti Trilogy (Book #01 : Midnight Sun).
FantasiMoira Lexxus telah menjadi seorang yatim piatu sejak berusia 6 tahun. Dan demi menyembunyikan identitasnya sebagai seorang Nefertiti, Moira terpaksa kembali ke kota Muine, kampung halaman ibunya. Tempat di mana dia akan mendapat perlindungan...