22. Kandang Ular (A).

16 4 0
                                    

Keesokan pagi dihabiskan dengan orang-orang membahas rencana. Aku mulai berlatih. Kali ini bersama Nev dan Grinda. Aku mendapat kabar kalau kondisi Jean sudah sepenuhnya pulih dan akan datang ke rumah Lockwood sesudah makan siang. Lalu soal ibu Melisa, Sybill sudah menelpon rumah gadis itu serta mendatanginya, namun sepi. Menurut tetangga, mereka melihat wanita separo baya sudah pergi meninggalkan rumah sewaan Melisa sejak kemarin sore. Kemungkinan ibunya pulang ketika itu dan belum mendengar kabar lagi mengenai insiden di sekolah putrinya.

Di satu sisi aku merasa senang, tapi juga semakin cemas.

Menjelang sore, semua orang berkumpul. Ketegangan jelas meningkat. Walikota Aukai menyebarkan berita soal teroris yang dikejar telah kabur ke negara bagian lain dan sedang dalam pengejaran, sebuah pengalihan isu sempurna.

Jean mendatangiku di kamar saat aku dan Sybill berganti baju. Dia rupanya ingin bicara dengan Sybill.

"Aku sudah dengar semuanya. Terima kasih" katanya sungguh-sungguh. Mengulurkan tangan ke depan wajah Sybill. "Maaf selama ini sudah salah menilai mu".

Sybill mengedikkan bahu. "Tak masalah. Lagi pula aku sudah tahu, dulu kamu tidak terlalu menyukaiku" lantas menyalami Jean. "Aku melakukan ini demi Melisa".

"Aku tahu" kata Jean diikuti ekspresi bijaksana. "Itu sebabnya sebagai gantinya aku mau memberikan ini" Jean menarik tangannya dari Sybill, mengulurkan sesuatu ke hadapan gadis itu.

Sebuah kalung emas dengan bandul berbentuk jam pasir. "Cara pakainya, balikkan bandulnya dan rapalkan mantra nya. Bisa membuat waktu terhenti dan semua orang kecuali dirimu serta orang yang kamu pilih akan berhenti bergerak. Itu adalah kesempatanmu untuk kabur atau melakukan apapun. Tapi ingat. Sehari hanya bisa digunakan satu kali. Serta hanya mampu menghentikan waktu selama 3 menit saja. Ingat. Tiga menit. Paham".

Jean sudah seperti seorang ibu yang memperingatkan anak balitanya. Sybill tampak terpesona pada benda tersebut, mengangguk sebanyak dua kali tanda mengerti.

Jean juga memberitahu kami. Kalau Sybill telah diberi banyak mantra tertentu. Mulai dari pelindung agar tidak di jampi. Hingga pelacak.

Sesudahnya Jean membantu kami berganti.

Aku mengenakan sebuah gaun lengan pendek model A-line berwarna merah muda. sedangkan Sybill satu lengan, model Yunani warna kuning cerah.

Begitu siap kami bergegas turun.

Semua orang akan mengantarkan kami hari ini.

"Pesta yang lain, hah?" Tukas Arkin.

Aku tahu dia masih saja tidak setuju dengan rencana ini. Padahal aku sudah berusaha menenangkannya selama satu jam tadi siang, sesudah aku selesai berlatih.

"Dan, semoga kali ini aku yang memakai tiara" gurauku. Mencoba memecahkan ketegangan.

🌠🌠🌠🌠🌠

Rumah Claud terletak di bangunan perumahan baru. Sisi timur dari lokasi tempat tinggal Sybill, Aaron dan Arkin.

"Harus ku akui selera Pamanmu sangat tinggi. Coba lihat itu, rumah barunya merupakan perpaduan arsitektur kastil Albania dengan mediterranian modern" Aaron bicara ketika mansion Claud mulai tampak dari kejauhan.

"Seharusnya biarkan aku menemani Moira juga" dengus Aaron. Dia masih kesal soal ini.

"Dan apa, semakin mengacaukan segalanya" kata Arkan. Kakak Arkin akhirnya bisa bergabung juga dengan kami. Setelah seharian kemarin merawat Jean. Kekasihnya.

Sudah bukan rahasia lagi, bila Aaron Cullivan bermusuhan dengan pamannya sendiri. Menurut cerita Jean, Claud sering menyebut Aaron darah sampah karena statusnya sebagai vampyr setengah manusia.

Lalu kemarin saat kekacauan di pesta dansa, Arkan bersumpah melihat Aaron melayangkan pukulan tepat ke rusuk pamannya itu. Jika tidak diinterupsi oleh anggota Black Enchanters lain, mungkin acara semalam berakhir dengan pertempuran saudara.

"Sampaikan salamku untuk si tua itu" sindir Aaron.

Sementara Nev mulai membagikan berbagai peralatan canggih ala James Bond, kepadaku dan Sybill. Tapi versi diberi unsur sihir.

"Anting mata-mata, tekan ujung runcingnya dan kami akan mendapatkan semua visi hingga yang tak terlihat oleh netra kalian. Gelang beracun, dapat membuat pingsan musuh selama enam jam, cukup tekan tombol di sampingnya itu, pemakaian maksimal delapan kali jadi manfaatkan sebaik-baiknya. Terakhir namun paling penting blade high heels, bahannya dari star stone, senjata ampuh untuk melukai mereka" Nev menjelaskan secara cermat.

Sementara aku dan Sybill segera memakai semua peralatan canggih-sihir ini. Mendadak aku merasa menjadi Charlie Angels versi magis.

"Berhati-hatilah".
Nev menjabat tangan kami sebelum keluar dari mobil.

Arkin, Belinda dan Dhammir mengantar kami turun.

Belinda memeluk kami bergantian. Memberi pesan untuk sekali lagi. Aku tahu benar, betapa dia ingin menggantikan diriku untuk masuk ke sana tapi tidak bisa.

Arkin memberiku satu kecupan serta pelukan erat. Berbisik kalau aku tidak sendiri. Dia tak akan membiarkan hal buruk terjadi padaku.

Menganggukkan kepala di atas bahu, aku berkata betapa sangat mencintainya.

Kemudian saat tiba giliran ku dan Dhammir. Pemuda dalam jumper merah itu memintaku agar selalu waspada. Dia bergerak gelisah di tempatnya hingga aku bergerak untuk memeluknya.

Lalu, sesuatu terjadi.

Kami sama-sama berjengit merasakan aliran panas ketika kulit kami bersentuhan. Ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Kami refleks saling melepaskan diri bersamaan. Dan, berusaha bersikap normal. Dehaman Arkin membuatku mengakhiri pelukan.

Setelahnya aku hanya fokus pada Sybill. Kami saling bergandengan tangan seakan memberikan kekuatan pada satu sama lain.

"Kamu siap?" Tanyaku.

"Mari kita hajar para dukun hitam itu" ucapnya penuh semangat. Membuatku tertawa lirih.

Kami berdua berjalan menyusuri jalanan setapak, dan berusaha tak menoleh lagi.

🌠🌠🌠🌠

[COMPLETED] Nefertiti Trilogy (Book #01 : Midnight Sun). Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang