Judul lagu mulmed : Someone to You - Banners.
🌠🌠🌠🌠🌠🌠
Homecoming hanya tinggal dua hari lagi dan sepertinya aku satu dari sedikit gadis-gadis yang kurang antusias dengan acara tersebut. Ya aku memang anggota panitia, tapi alasan utama kehadiranku nanti hanya karena rasa tanggung jawab.
Selama beberapa hari terakhir aku dan Melisa menemani Sybill untuk mencari 'belahan jiwanya' dalam hal ini maksudnya adalah gaun.
Kami sudah mengitari semua toko di kota ini yang menjual gaun, bahkan sama ke tempat barang antik namun tidak ada satupun bisa membuat Sybill melirik barang lebih dari 4 detik.
Dia selalu menekankan pada kami."Gaun itu akan memberikan getaran kalau kalian memang berjodoh".
Dan seketika aku serta Melisa memutar bola mata.
"Kenapa kamu tidak pesan di online shop saja sih" akhirnya Melisa mengatakan apa yang ada dalam pikiranku juga.
Ekspresi Sybill seakan baru saja sahabatnya itu memintanya untuk terjun dari atas tebing.
"Inilah masalah anak muda zaman sekarang. Kecanggihan teknologi tidak bisa mengalahkan satu hal terbaik dari kehidupan manusia. Yaitu adat! Sudah menjadi kebiasaan para calon ratu dan raja Homecoming atau bahkan Prom pergi untuk mencari pakaian mereka sendiri. Apa yang mereka kenakan di malam itu adalah identitas mereka" Sybill menjawab dengan berapi-api.
Melisa menatapku, berkata melalui matanya. Sebuah-kesalahan-mengajaknya-bicara. Aku tak bisa menahan diri untuk tersenyum.
Pada akhirnya Sybill memutuskan mendaur ulang gaun lama milik ibunya yang dia temukan di tumpukan barang-barang yang akan di donasikan. Gadis itu mengirimkannya pada desainer terhebat di kota serta melakukan pemesanan super khusus dan kilat agar lusa pagi sudah jadi.
Melisa menggerutu ketika kami tiba di rumahku. Dia bilang seharusnya Sybill melakukannya sejak awal. Sementara aku justru penasaran pada apa yang akan Melisa kenakan nanti.
"Ibuku akan mengirimkannya. Dia bilang sudah memesankan untukku sejak beberapa minggu lalu" jawabnya cuek dan santai.
Aku selalu kagum pada gadis ini. Bagaimana bisa seseorang seperti dirinya terikat dengan Sybill Crawford. Mungkin ada cerita dibalik ini semua dan aku belum tahu. Yang jelas, persahabatan mereka berdua sesungguhnya membuatku takjub. Sebab mereka bagaikan minyak dan air.
Selain itu, aku juga baru tahu kalau Melisa menerima ajakan kencan Daniel, salah satu anggota lacrosse sekaligus teman Dhammir yang sudah mengejarnya selama satu tahun ajaran penuh. Meski Melisa bilang itu semua demi tidak terlihat buruk ketika menghadiri homecoming, namun aku tahu alasan sesungguhnya adalah dia tidak tega.
Dia bahkan tidak bertanya baju apa yang akan kupakai. Sampai Grinda dan Belinda masuk ke dalam kamarku dan bertanya.
"Moira Lexxus, apa kamu sungguh-sungguh gadis remaja Amerika Serikat? Semua temanmu sibuk membicarakan soal gaun dan pesta sementara kamu hanya duduk di sini dan melakukan" Belinda melirik sekilas ke atas kasurku. Dimana ada begitu banyak kertas berserakan. "Kliping??" Melipat kedua tangannya depan dada.
"Ada banyak remaja di masa sekarang kurang peduli pada kepentingan Homecoming serta Prom selain sebagai ajang pembuktian status mereka. Malah aku rasa ada bagusnya kedua acara ini dihapuskan saja selamanya" jawabku kalem sambil memutar bola mata serta melemparkan tatapan sarkas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Nefertiti Trilogy (Book #01 : Midnight Sun).
FantasyMoira Lexxus telah menjadi seorang yatim piatu sejak berusia 6 tahun. Dan demi menyembunyikan identitasnya sebagai seorang Nefertiti, Moira terpaksa kembali ke kota Muine, kampung halaman ibunya. Tempat di mana dia akan mendapat perlindungan...