Judul lagu multimedia : Dua Lipa - Homesick.
🌠🌠🌠🌠🌠🌠
Jantungku bagai dilemparkan dari dalam rongga dada, saat aku mendengar nama pria asing ini. Namun aku berusaha untuk tidak panik, meski mataku kini menyapu pandang seluruh ruangan. Berusaha mencari keberadaan Arkin atau mungkin orang yang ku kenal.
Tapi percuma saja, semua orang tampak sibuk dengan diri mereka sendiri. Terlihat larut dalam pesta.
"Jangan cemas Moira, aku takkan menggigit mu. Setidaknya bukan sekarang" Claud dengan aksen British yang sebetulnya seksi, terdengar menggoda. Ia tertawa renyah.
"Sepertinya anda datang di saat yang tepat ya Tuan Claud. Baiklah silahkan nikmati pesta ini. Sebab saya cukup sibuk sekarang" aku mencoba bersikap sesantai mungkin.
Memutar tubuh sudah akan beranjak pergi, akan tetapi langkahku tertahan karena tangannya yang sedingin es dan terasa menusuk bagai jarum, menyentuh lengan ku.
"Aku hanya ingin berdansa denganmu Nona Moira. Lalu kupastikan segala sesuatunya akan terkendali malam ini" Claud tampak kalem, namun dibalik sorot mata tenang itu jelas-jelas dipenuhi ancaman.
Pada akhirnya aku tak punya pilihan selain mengikuti kemauannya. Aku tak ingin membuat keributan. Selain itu aku yakin Claud pasti memiliki tujuan dengan menampakkan diri di depan umum seperti sekarang ini.
Jadi ketika musik mulai memutar lagu dari Dua Lipa berjudul Homesick, dengan berani aku menerima ajakannya. Meletakkan tangan kananku di atas bahunya sementara tangan kiri ku berada disekeliling pinggangnya. Kami mulai berdansa mengikuti irama.
"Kamu hebat juga" Claud memuji caraku berdansa. Sengaja mengetatkan pegangannya pada sekeliling pinggang ku.
"Apa maumu Cullivan?" tanyaku tanpa basa-basi. Tapi menjaga agar intonasi ku tidak meninggi. Berbicara dekat wajahnya.
"Semestinya pacar Nephillim mu itu, bisa lebih menjaga gadis secantik dirimu" sindirnya. Mengabaikan pertanyaanku.
Kami saling memberi jarak, dia menarik tanganku dan aku berputar dihadapannya. Dia menangkap ku tepat pada waktunya.
"Jangan berpikir untuk membuat kekacauan malam ini atau kamu akan menyesal. Tuan Cullivan" menampilkan senyum manis namun bara api di dalam sorot mataku berkata sebaliknya.
Claud tertawa renyah. "Tenanglah manis, aku hanya ingin lebih mengenalmu. Itu saja" kemudian dia sedikit menundukkan kepalanya, berkata tepat di luar daun telingaku. "Apa sudah ada yang mengatakan ini padamu? Malam ini kamu secantik ibumu sayang. Dia mirip seperti itu. Di atas lantai ini, berdansa sepertimu sekarang. Dan dengan gaun ini juga".
Deg....
Tubuhku menegang. Setiap sel syaraf dalam badanku seakan ini memberontak. Aku berdiri tegak. Mengangkat muka. Menatap tajam ke dalam sepasang iris kelabu kehijauan milik Claud.
"Jangan pernah menyebut soal ibuku dengan mulut jahat mu itu" aku kehilangan kesabaran.
Kami mulai berpindah posisi. Ketika itulah sepasang iris ku beradu dengan milik Arkin serta Dhammir. Saat akhirnya mereka menyadari siapa sosok yang tengah berdansa denganku, perlahan air muka mereka berubah. Arkin mendelik, Dhammir tampak shock. Lalu menjadi marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Nefertiti Trilogy (Book #01 : Midnight Sun).
FantasyMoira Lexxus telah menjadi seorang yatim piatu sejak berusia 6 tahun. Dan demi menyembunyikan identitasnya sebagai seorang Nefertiti, Moira terpaksa kembali ke kota Muine, kampung halaman ibunya. Tempat di mana dia akan mendapat perlindungan...