Judul lagu mulmed : Audiomachine - We Are Gods.
🌠🌠🌠🌠🌠🌠🌠🌠
Awalnya aku ikut membantu Jean melawan Melisa. Akan tetapi setelah hampir terkena tusukan hujan api, serta nyaris terjatuh kedua kalinya dari atas tebing. Jean yang melindungi kami memakai portal memintaku untuk segera berlari ke titik aman. Di sana para Holy Knight dan pendeta telah menyiapkan sejumlah ritual. Di sana aku akan aman.
"Benar Moira, larilah seperti pengecut" Melisa berteriak dari balik portal bola buatan Jean.
Sekali lagi aku menahan diriku agar tidak terpancing.
"Hati-hati Jean. Jangan sampai terbelah" untuk pertama kalinya aku mampu membuat guyonan meski sarkas.
Dan aku terus berlari. Meninggalkan suara pertarungan di belakang ku.
Rasa letih ku mendadak hilang seperti angin. Bahkan luka-luka di tubuhku perlahan memudar sempurna.
Langkahku terhenti untuk mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi. Saat mendengar gemuruh suara kaki menginjak ranting dan pohon di tanah. Kepakan-kepakan tajam di udara. Juga suara lolongan tak normal lain yang hanya berjarak beberapa meter dari tempatku berdiri.
Tubuhku secara refleks meningkatkan kewaspadaan.
" Morst Efir" bibirku menyebutkan mantra.
Ledakan api raksasa menyembur dari arah tubuhku. Aku sendiri kaget pada kemampuan kekuatan ku ini. Rasanya baru.
Membuat sosok-sosok yang sejak tadi merayap dalam gelap, bersembunyi entak memakai sihir apa, dan bersiap menyerangku, jadi terhempas semuanya ke tanah. Terpental. Mampu menyingkap kekuatan kegelapan yang melindungi mereka.
Dalam kondisi kaget, aku bisa melihat sayap-sayap yang terbakar; wajah terluka; amarah iblis menggaung di udara.
Lantas terdengar bunyi lain dari atas tempatku berdiri. Mendongak cepat, aku melihat Arkin membawa pedangnya, elang-Dhammir, juga Arkan.
Mereka mendarat mulus di dekatku. Tanpa membuang waktu aku berlari pada Arkan, memberi tahu mereka soal Melisa; pengkhianatan gadis itu; juga kalau Jean kini sedang melawannya sendirian.
Arkan marah, tapi masih bisa menahan diri. Dia lantas menghambur pergi ke tempat Jean.
Berikutnya, kami bertiga harus menghadapi serangan lima ekor were-tiger. Kombinasi pedang Arkin, sihirku, serta kekuatan elang-Dhammir mampu mengalahkan kesemuanya.
"Mereka seperti kuman, dibasmi tetap muncul lagi" kata Arkin. Wajahnya terlihat mulai letih.
Suara tepukan tangan keluar di antara pepohonan mahoni berumur ratusan tahun, tak jauh dari kami berdiri. Kami bertiga langsung waspada. Dhammir serta-merta menghalau di depanku dan Arkin.
Claud muncul dari dalam bayangan kegelapan. Masih mengenakan jubah hitamnya, yang ku perhatikan telah terkoyak di beberapa bagian.
Dia masih bisa tersenyum, meski terdapat luka dan beberapa sayatan pada kedua pipinya. Rambutnya berantakan. Darah memenuhi separuh celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Nefertiti Trilogy (Book #01 : Midnight Sun).
FantasyMoira Lexxus telah menjadi seorang yatim piatu sejak berusia 6 tahun. Dan demi menyembunyikan identitasnya sebagai seorang Nefertiti, Moira terpaksa kembali ke kota Muine, kampung halaman ibunya. Tempat di mana dia akan mendapat perlindungan...