09: Si Ratu bully

64 13 0
                                    

VOTE NYA JANGAN LUPA -!

Spam emot 😏😏

Spam emot 😏😏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bertemu dengan manusia aneh seperti gilang adalah satu hal yang mengesalkan bagi syana. Bagaimana tidak? Bahkan lelaki itu hampir setiap hari mengganggu nya di sekolah.

Contohnya, saat ia tengah tidur di kelas, tiba-tiba ia dibangunkan oleh Gilang karna alasan yang tak masuk akal, alhasil tidurnya terganggu. Dan masih banyak lagi hal konyol yang dilakukan Gilang

Syana merasa hidupnya mulai tak tenang karna Gilang selalu mengusik dirinya.

Seperti saat ini, gilang terus-terusan menusuk pipinya menggunakan jari telunjuk pria itu, lagi-lagi membuatnya menahan rasa kesalnya untuk tidak memukul wajah gilang yang sialnya tampan.

Bagaimana ia bisa makan dengan tenang? Jika lelaki yang berada di sampingnya ini terus mengganggu nya.

Karna malas berbicara, syana lebih memilih makan baksonya.

Diva yang kebetulan duduk di depan mereka hanya menatap bingung, tatapannya seolah meyakini dirinya seperti ' mimpi apa dia semalam bisa melihat cassanova dalam jarak yang terbilang dekat? ' bahkan lelaki itu tengah menggoda sahabatnya sekarang. Diva merasa ada keanehan disini.

" Syana, pipi lo kenyal. Tuing tuing! " kata Gilang.

Syana diam, tak meresponnya, ia lebih fokus memakan bakso ketimbang dirinya.

Tatapannya tak pernah lepas dari syana yang tengah memakan bakso, Gilang tersenyum Seraya merapatkan posisi duduknya nya agar dekat dengan gadis itu.

Diva terus melihat sahabatnya yang dijahili oleh lelaki yang menjadi cassanova sekaligus Ketua futsal itu, hanya bisa tersenyum geli melihat keakraban mereka berdua. Ia berhipotesis bahwa Gilang menyukai atau bisa dibilang naksir pada sahabatnya ini.

Pasti ini bakalan seru. Pikir Diva

"Pfft." Suara tawa yang keluar dari mulut diva, membuat atensi syana berpindah padanya.

Syana mengangkat sebelah alisnya,
" Kenapa lo? " tanyanya.

" Nope. Btw, kalian cocok deh! " ujar diva menunjuk ke arah Gilang dan Syana.

Gilang berhenti menusuk pipi syana, lalu melipat tangannya didepan dada, menatap Diva " Kita berdua emang cocok, maybe bulan depan bakalan nikah, iya kan sayang? " tanya Gilang melirik syana.

" Uhuk! "

Syana buru-buru mengambil botol yang berisi air dingin, lalu meminumnya dengan rakus. ia menghela nafas pelan, kepalanya menoleh ke samping, menatap sengit pemuda itu.

" Apa? Gue ganteng ya? "

Ucapan Gilang membuat syana ingin menonjok wajah tampannya itu.

" Dih. Pergi sana, ganggu! " empat kata yang keluar dari mulut syana, membuat Gilang mendengus geli.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang