12 : Modus

56 8 0
                                    

Jangan lupa vote, woi?!!!


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kret!

Suara deretan kursi yang ditarik oleh seorang lelaki membuat seisi kantin menoleh padanya, namun lelaki itu mengabaikannya dan fokus memakan semangkuk bakso yang sangat menggiurkan.

Tangannya mengambil sendok dan garpu yang sudah disediakan di atas meja, lalu melahap bakso itu tanpa memperdulikan pandangan mata yang mengarah padanya.

" Risih banget anjing jadi pusat perhatian, nafsu makan gue jadi hilang. " Ucap elvan, matanya menyorot sinis pada warga kantin.

" Ck, kan tadi gue udah bilang, makan nya di atap aja. Elvan idiot! " Sarkas bara.

" Di atap anginnya kenceng, entar gue masuk angin gimana? Kan ribet urusannya. Mending dikantin, enak. Eh taunya sampe disini malah diliatin, berasa jadi artis. Ya walaupun kita terbilang udah biasa jadi pusat perhatian, tapi lama-lama risih juga anying. Nasib jadi orang ganteng tuh gini, tiap hari diliatin mulu. Huftt. " Curhat elvan panjang lebar.

" Hmm "

Bara dan Gilang bergumam bersama, malas mendengar ocehan elvan yang sangat tidak berfaedah.

Elvan cemberut.

" Kalian mah suka ngacangin gue, ah males banget. Lo berdua, kaya tai! " Cibir elvan, ia mengambil sendok lalu memakan bakso dengan kesal.

Matanya bergulir melihat sekeliling yang dan tatapannya berhenti pada meja kantin yang disana ada salah seorang gadis yang menjadi incaran bossnya, elvan menyeringai.

Elvan berdehem pelan " Bos, Ada syana. " kata elvan.

Kepala Gilang spontan memutar 360° mencari keberadaan gadis itu dan.. Ketemu! Tapi detik kemudian, mata elangnya menajam kala melihat syana tertawa dengan seorang lelaki disebelahnya.

Siapa cowo itu? Nyari mati dia deketin cewe gue, sialan! batin Gilang.

Didalam hatinya ada rasa cemburu kala melihat gadis yang ia suka, dekat lelaki asing selain dirinya. Sepertinya lelaki itu akan terdaftar dalam list orang yang akan ia lenyapkan.

Brak!

Tangan Gilang menggebrak meja dengan keras, membuat seisi kantin menoleh padanya.

Tanpa menunggu waktu lama, ia bangkit lalu menghampiri meja yang ditempati syana. Dengan wajah yang datar, tatapan mata hitamnya seakan menusuk hingga orang-orang yang melihatnya merinding ketakutan.

Tubuh jangkungnya berdiri di hadapan syana sambil menatap datar gadis itu, entah syana yang kurang peka atau memang polos, ia hanya memandang heran pada lelaki itu dan bertanya pada dirinya sendiri ' sedang apa dia disini? '

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang