13 : Pulang bareng

60 10 0
                                    

WARNING

Terdapat adegan 18+, saya tidak akan tanggung jawab bila kalian masih dibawah umur. Toh, dosa ditanggung sendiri hahahah!!!

 Toh, dosa ditanggung sendiri hahahah!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Syaratnya apa? "

" French kiss. "

" APA?! "

Bola mata syana hampir keluar, sontak ia langsung berbalik menatap kesal pada gilang yang masih tersenyum ambigu.

" Dasar gak waras, gue nggak mau!! Sampai kapanpun gue nggak akan kasih bibir gue ke cowok bajingan kaya lo! " geram syana.

Gilang tersenyum lalu melingkari kembali tangannya di pinggang syana yang sempat terlepas tadi, dan menaruh dagunya di puncak kepala gadis itu.

Entah  mengapa syana tidak berontak ketika gilang memeluknya, ia hanya diam dan matanya melihat ke arah jakun gilang yang naik turun.

" Lo mau denger sesuatu? " tanya gilang sambil mencium rambut syana yang berbau strawberry.

" Apa itu? " ucap syana yang entah sejak kapan tangannya mencengkram erat seragam gilang.

" Gue suka sama lo, ralat, gue sayang sama lo. Gue gak suka kalau lo deket-deket sama cowok, sekalipun itu teman kelas atau siapapun. Kalau sampe lo deket lagi sama cowo selain gue, Detik itu juga gue akan kasih lo hukuman! " ancamnya.

" Siapa peduli, lagipula .. Lo bukan siapa-siapa gue, cowo aneh! "

Lelaki itu sedikit meringis mendengar julukan yang syana berikan untuknya, apa ia seaneh itu dimata syana?

" Masa cowo aneh sih? Ganteng gini dibilang aneh, hih gemes jadi pengen bawa ke kamar terus — "

Hup!

Mulut gilang langsung dibekap dengan tangan Syana, gadis itu tahu sekali kemana arah pembicaraan itu berlanjut.

" Don't you ever say that again! " desis syana.

Matanya melirik tangan syana yang masih membekap mulutnya, dengan sengaja Gilang menggigit tangan gadis itu hingga sang korban menjerit tertahan akibat ulahnya.

" Ck, lepasin! gue mau ke kelas, gilang! " kesal syana dengan terus memukul dada Gilang. Lelaki itu masih mengeratkan pelukannya dan tak merasa sakit ketika syana memukulnya, ia bahkan merasa geli.

" Diem atau gue cium? "

" Persetan dengan itu! gue mau pergi. Cepet lepasin ta— "

Belum sempat Syana melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba benda kenyal nan basah mendarat dibibirnya. Ya, gilang mencium bibir syana.

Syana terkejut, ia hanya diam seperti batu. Gerakan tangannya pun berhenti memukul dada lelaki itu, ia masih mencerna apa yang terjadi sekarang.

Merasa tak ada pergerakan dari Syana, gilang mulai menjilat bibir Syana yang masih menutup rapat. Karna gemas, Gilang menggigit bibir bawah gadis itu.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang