17: Dihukum

49 7 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Gimana? Udah cari informasi tentang dia? " tanya seseorang tanpa menatap lawan bicaranya.

Suara ketukan sepatu yang berasal dari pria bertubuh tegap dan berpakaian formal berjalan ke ruangan dan menghampiri seseorang yang saat ini tengah membelakanginya. Pria itu sedikit menundukkan kepalanya seraya berkata,

" Sudah tuan, saya sudah menemukan keberadaannya. Dia sekarang ada di kota Bandung. Selebihnya informasi tentang dia, sudah saya siapkan di dalam dokumen ini. " jelas pria berjas hitam, sambil menaruh beberapa kertas di atas meja.

" Good job! now you can go. " ucap seseorang dengan nada tegasnya.

Seringai itu semakin melebar, terlihat menyeramkan dengan aura intimidasi yang keluar dari tubuhnya membuat pria yang ada dibelakangnya merinding seketika. Ia seperti masuk ke dalam kandang singa, menakutkan.

" Baik, saya pamit undur diri. " ucap pria yang berpakaian formal itu, ia memundurkan kakinya dan keluar dari ruangan.

Matanya menatap lurus pada jendela kaca yang terhubung memperlihatkan suasana kota pada siang hari, jari telunjuknya membenarkan letak kacamata yang sedikit merosot. Tiba-tiba, suara tawa menggelegar di ruangan itu, tawanya tidaklah keras, namun bisa membuat orang beringsut takut.

Kepalanya mendongak ke atas sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya, Dengan gaya angkuh ia membalikkan badannya dan berjalan ke arah meja. Tangan besarnya mengambil kertas tersebut lalu membacanya dengan teliti, detik kemudian kertas itu ia remukkan hingga kusut.

" Tinggal menunggu waktu, gue bakalan hancurin lo! Gue harus bikin lo bersujud di bawah kaki gue. " kekehan iblis kembali terdengar di akhir kata yang ia ucapkan.

Senyumnya seperti mengatakan bahwa akan ada hal besar terjadi antara dirinya dan juga.. Seseorang yang dia incar. Bukan hal yang membawa kebahagiaan, melainkan hal besar yang akan membawa kehancuran bagi orang yang akan menjadi sasaran kebenciannya.

Permainan akan segera dimulai

....oOo....

Kantin sekolah begitu ramai terisi dengan beberapa siswa dan siswi yang tengah beristirahat, terutama warung mang asep yang menjadi tempat basecamp para cogan yang tengah berkumpul disitu. Terdiri dari gilang, bara, Elvan, dimas, dan juga reyhan yang tengah nongkrong di warung itu. Beberapa kali siswi yang lewat disitu rela untuk membeli sesuatu demi melihat mereka berlima, dengan kata lain caper dengan gaya.

Disana ada gilang dan dimas yang sedang bermain game pubg di ponselnya, bara yang tengah memainkan gitar hitamnya diselingi nyanyian oleh reyhan, juga Elvan yang sibuk memakan kuaci. Bahkan Elvan juga seringkali mengedipkan sebelah matanya menggoda siswi yang lewat di warung itu, sontak siswi yang mendapatkan serangan itu berjengit kesenangan.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang