{13}

1.1K 286 56
                                    

DONT FORGET TO LIKE AND COMMENT

HAPPY READING

*
*
*
*
*

Arka menundukan kepalanya di depan sang kakek yang tengah membaca surat dari pihak sekolahnya yang ia dapatkan kemarin. Suasana pagi yang cerah berbanding terbalik dengan suasana apartement yang diisi dua lelaki berbeda umur itu.

Kedua tangannya terkepal saat mendengar helaan napas dari sang kakek. Dalam hati, Arka sudah pasrah jika kakeknya akan memarahi atau bahkan mendiamkannya.

Namun, ternyata ia salah.

"Kau tidak apa-apa, Nak?"

Hati Arka menghangat. Semangatnya kembali saat mendengar pertanyaan penuh perhatian dari sang lelaki tua di hadapannya ini. Hal itu sedikit menyadarkannya kalau ia masihlah mempunyai keluarga yang akan mendukungnya.

"Aku tak apa."

Sang kakek tersenyum. Ia bangkit dan berjalan dengan tertatih ke arah balkon. Mendudukan tubuh rentanya di kursi kayu yang menghadap ke arah pemandangan ibu kota.

"Kemarilah."

Arka menurut. Ia duduk bersimpuh di samping sang kakek. Kedua netranya menatap rupa sang kakek yang sudah berkeriput. Waktu berjalan dengan cepat. Arka rasa, baru kemarin ia diantarkan ke sekolah dasar oleh laki-laki ini.

"Tanyakanlah apapun yang ingin kau tau. Kakek akan menjawab semuanya."

Perkataan itu membuat Arka tersadar dari nostalgia singkatnya. Dirinya sedikit heran, ada gerangan apa sang kakek tiba-tiba terbuka seperti ini padanya?

Namun, sejatinya Arka merasa senang. Ini adalah waktu yang ia tunggu-tunggu. Kesempatan baginya untuk mengetahui segalanya.

"Sebenarnya kakek itu siapa?"

"Aku? Aku adalah orang yang menemani adik grandpamu sedari kecil. Aku juga adalah orang yang diam-diam mengawasi grandpamu saat keduanya terpisah selama 9 tahun lamanya."

"Aku adalah Derry yang sama dengan orang kepercayaan si kembar di dalam buku itu."

Arka sedikit tertegun. Ingatanya berputar pada para tokoh yang ada di dalam kisah nyata yang ia baca. Jadi sosok kakek yang mengasuhnya sedari kecil ini adalah bawahan kedua grandpanya?

"Atas perintah siapa?" tanya Arka lagi.

Derry tersenyum kecil. Ia memandang lurus ke depan. Membuka semua rahasia yang ia simpan rapat-rapat pada anak laki-laki yang merupakan garis keturunan tuan mudanya.

"Ayahmu. Aku di sini, merawatmu dan mengasuhmu karena permintaan dari David."

"Saat melihatnya, aku seperti menjumpai sosok Park Jongseong yang lain. Keduanya adalah racun mematikan."

"Kau ingin tau, kenapa Julian begitu membencimu? Karena selain tuan muda Jay membunuh neneknya yang tak lain adalah Alexa, David juga membunuh ayahnya."

Arka membeku. Seluruh sarafnya seperti mati rasa. Netranya memerah dan kedua tangannya mengepal erat hingga buku jarinya memutih.

"Kenapa ayah membunuhnya?"

Derry terkekeh pelan saat mendengar nada suara Arka yang terselip sebuah perasaan amarah yang membuncah.

"Kalau Park Jongseong membunuh ibu kandung dan ayah tirinya karena tak kuat menerima semua siksaan batin maupun fisik yang ia dapatkan dari kecil hingga remaja, maka alasan David Park membunuh Jason Kim adalah karena pria yang merupakan atasannya itu dengan lancangnya sudah melecehkan Ibumu, Erika."

Kebenaran yang diungkap Derry berhasil membuat Arka merubah semua pandangan buruknya pada David. Remaja itu secara perlahan sukses menyusun potongan puzzle kehidupannya selama ini.

"Malam itu, Erika menghilang. David panik, dan mencari belahan jiwanya ke seluruh kota di Seoul. Betapa hancurnya hati ayahmu ketika menjumpai wanita yang dicintai tengah sekarat di sebuah gedung yang tak terpakai dengan keadaan tanpa busana. Bisa kau bayangkan seberapa murkanya ayahmu saat itu?"

Arka tak sanggup. Hatinya serasa diremat saat ia mencoba membayangkan keadaan orang tuanya di malam tragis itu. Wanita tercantik yang pernah ia kenal walau hanya ia lihat lewat foto itu, pasti sangat ketakutan dan kesakitan.

"David menjadi tak terkendali saat pelaku bejat itu muncul sambil membenarkan relseting celananya. Tanpa basa-basi, David menghajar Jason dengan tangan kosong hingga pria itu tewas. Dan ia kembali di uji, karena setelahnya, Erika pun tewas. Pendarahan internalnya sudah sangat parah."

"Cukup..."

Derry menghentikan ucapannya saat Arka menyela. Remaja itu tertunduk dengan air mata yang sudah membasahi pipi tirusnya. Dengan sedikit tekanan, Derry mencengkram bahu Arka agar yang lebih muda kembali menatapnya.

"Tidak. Kau harus mendengarnya sampai selesai."

Derry menghapus air mata itu dengan tatapan menguatkan. Anak laki-laki yang sudah ia anggap cucu sendiri itu haruslah tegar.

"Kau tau apa yang membuatku begitu kagum dengan ayahmu? David langsung membawa jenazah istri dan atasannya ke rumah sakit dan mengaku pada pihak berwajib saat itu juga. Bahkan ia rela menurunkan harga dirinya untuk bersujud di kaki keluarga Jason. Ia hanya ingin agar Erika tidak ikut direndahkan karena perbuatannya."

"Dan kau tau apa putusan pengadilan? Penjara seumur hidup."

Suasana menjadi hening. Arka memperhatikan Derry yang menitikan air mata. Itu membutnya tersiksa. Ia teringat kembali dengan sumpah serapah yang ia lontarkan pada ayahnya.

"Sebelum David menjalani hukumannya, ia menitipkan kau yang baru berusia 8 bulan padaku. Menyuruhku membawamu sejauh mungkin. Ia juga memintaku untuk tak memberitahu ibunya, nyonya Rachel, bahkan Justin sekalipun. David tak mau nama keluarganya yang masih ada di Moskow ikut tercoreng."

Derry membelai rambut Arka penuh kasih sayang. Ia benar-benar merasa iba dengan takdir remaja ini.

"Apa kau ingat saat aku pergi tepat pada ulang tahunmu yang ke-tujuh dengan alasan bisnis? Itu bohong, Nak..."

Dengan bibir yang bergetar, Arka kembali bertanya, "Lalu apa?"

"Aku pergi ke Seoul. Aku pergi ke sana, untuk mengurus pemakaman ayahmu..."

TBC

Pagiii~~~~

Pagiii~~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DAMAGRANTI || PJSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang