Steffy membenarkan posisinya, siap untuk bercerita
tentang apa yang ia alami hari ini. “Gue ditembak”
(Namakamu) memutar kedua bola matanya, pasti
jika Steffy senang bersangkutan dengan lelaki. Tak
ada yang lain. “Mati dong?” tanya (Namakamu)
datar.
“Ihh, nggaklah pe’a!” Steffy mengerucutkan
bibirnya, kesal dengan pernyataan (Namakamu)
yang terlihat menyebalkan.
“iya iya, udah jangan marah. Sama siapa
emang?” (Namakamu) mencoba berantusias
dengan cerita Steffy, sebenarnya ia malas
mendengarkan hal tentang itu.. hmm itu err.. cinta!
“Aldi, namanya Aldi!”
“apa?” mata gadis tomboy ini terbelalak, hampir
saja terlompat dari tempatnya.-. untung saja ia
masih bisa mengontrol mata bulatnya *ck*. Steffy
mengernyitkan dahinya, bingung dengan ekspresi
sahabatnya itu.
“Lo kenal dia, Aldi?” Tanya Steffy. Yep, Steffy
memang tidak bersekolah dengan (Namakamu.
Orang tuanya lebih memilih memasukan anaknya
pada sekolah tertutup –agar lebih tenang belajar,
alasannya––
“Lo– lo kenal dia dari mana?” (Namakamu)
menghiraukan pertanyaan Steffy. Hatinya meringis,
takut jika ‘Aldi’ yang dimaksud Steffy adalah Alvaro
Maldini, kakak kelasnya yang notabenenya adalah
pacar Adiba.
“Di––“
‘I’d wait on you forever and a day
Hand and foot your world is my world, yeah
A’int no way you ever gon’get any less then you
should
Cause baby you smile, i smlie, oh cause whenever’
Baru saja Steffy akan menjelaskan, sebuah nada
panggil ponsel –Sepertinya–– terdengar lantang,
dengan sigap Steffy merogoh isi tas kecil yang ia
bawa. (Namakamu)? Gadis itu memutar kedua
bola matanya, ‘kenapa dissat kaya gini harus ada
yang nelfon?’ gadis itu terlihat kesal. Ia tak
seheboh Steffy, karna ia sadar tak mungkin ia
memasang nada dering panggil ponselnya dengan
lagu artis pria yang sedang populer itu, Justin
Bieber. Tak mungkin sekali. Sungguh demi langit
dan bumi ia tidak tertarik dengan Justin, walau
KAMU SEDANG MEMBACA
Crowded
Romance“harus yaa trutnya begitu-an!” seseorang pria yang tengah berkumpul mengelilingi salah satu meja kelasnya bersama para sahabatnya tengah memprotes apa yang dipinta kedua sahabatnya yang masih asik tertawa renyah ini. “apa susahnya sih, Baal? Ini tuh...