Part 4

631 47 0
                                    

Steffy membenarkan posisinya, siap untuk bercerita

tentang apa yang ia alami hari ini. “Gue ditembak”

(Namakamu) memutar kedua bola matanya, pasti

jika Steffy senang bersangkutan dengan lelaki. Tak

ada yang lain. “Mati dong?” tanya (Namakamu)

datar.

“Ihh, nggaklah pe’a!” Steffy mengerucutkan

bibirnya, kesal dengan pernyataan (Namakamu)

yang terlihat menyebalkan.

“iya iya, udah jangan marah. Sama siapa

emang?” (Namakamu) mencoba berantusias

dengan cerita Steffy, sebenarnya ia malas

mendengarkan hal tentang itu.. hmm itu err.. cinta!

“Aldi, namanya Aldi!”

“apa?” mata gadis tomboy ini terbelalak, hampir

saja terlompat dari tempatnya.-. untung saja ia

masih bisa mengontrol mata bulatnya *ck*. Steffy

mengernyitkan dahinya, bingung dengan ekspresi

sahabatnya itu.

“Lo kenal dia, Aldi?” Tanya Steffy. Yep, Steffy

memang tidak bersekolah dengan (Namakamu.

Orang tuanya lebih memilih memasukan anaknya

pada sekolah tertutup –agar lebih tenang belajar,

alasannya––

“Lo– lo kenal dia dari mana?” (Namakamu)

menghiraukan pertanyaan Steffy. Hatinya meringis,

takut jika ‘Aldi’ yang dimaksud Steffy adalah Alvaro

Maldini, kakak kelasnya yang notabenenya adalah

pacar Adiba.

“Di––“

‘I’d wait on you forever and a day

Hand and foot your world is my world, yeah

A’int no way you ever gon’get any less then you

should

Cause baby you smile, i smlie, oh cause whenever’

Baru saja Steffy akan menjelaskan, sebuah nada

panggil ponsel –Sepertinya–– terdengar lantang,

dengan sigap Steffy merogoh isi tas kecil yang ia

bawa. (Namakamu)? Gadis itu memutar kedua

bola matanya, ‘kenapa dissat kaya gini harus ada

yang nelfon?’ gadis itu terlihat kesal. Ia tak

seheboh Steffy, karna ia sadar tak mungkin ia

memasang nada dering panggil ponselnya dengan

lagu artis pria yang sedang populer itu, Justin

Bieber. Tak mungkin sekali. Sungguh demi langit

dan bumi ia tidak tertarik dengan Justin, walau

CrowdedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang