(Namakamu) segera menepis cairan bening yang
sudah mengalir deras membasahi pipi tirusnya, ia
segera melangkah pelan, sampai-sampai
hentakan sepatunya pun tak terdengar.
(Namakamu) tak mau jika Iqbaal dan Adiba tahu
kehadirannya, saat ia melihat sepasang kekasih
itu...
(Namakamu) menyesal, menyesal karna ia
menolak tawarana Salsha untuk pulang bersama.
Dan akhirnya ia harus terkena karma, berjalan
sendirian karna tak ada angkutan umum yang
lewat sedari tadi. Dan sialnya lagi, ia harus
bertemu Iqbaal dan Adiba. Alam benar-benar
sedang menghukumnya. Namun apa yang salah?
‘Yang salah adalah kenapa (Namakamu) harus
mencintai Iqbaal!’ Rutuk gadis ini seraya
menjauh.
**
‘Bruk’
Iqbaal baru saja sampai, dengan asal ia
melempar ransel hitamnya. Menghempaskan
tubuhnya ke atas ranjang. Pria tampan itu
menelungkupkan tubuhnya, memejamkan mata
dan mencoba untuk terlelap.
Iqbaal berlenggak-lenggok diatas ranjangnya,
perasaan gelisah kini menghampiri. Sudah
berulang kali ia mencoba mengosongkan pikiran
dan segera memasuki alam bawah sadarnya,
namun percuma. Ada seseorang yang kini
menganggu dalam pikirannya, seseorang yang
menyeruak masuk mencabik-cabik hatinya.
“(Namakamu)...”
“Argghh” Iqbaal mendesah, mengapa ia hanya
bisa memikirkan (Namakamu)? Memikirkan gadis
yang dengan seenaknya ia sakiti. Kini pria itu
bangkit, merampas jaket hitam yang sedang asyik
bergantung di knop pintu belakang kamar Iqbaal.
Dengan cepat ia berhasil menuruni deretan anak
tangga tumahnya.
‘Brum’
Tak perlu waktu lama, motor ninja Iqbaal telah
melesat meninggalkan pekarangan rumahnya.
Wajahnya terlihat semakin tak karuan, rasa..
rindu itu semakin menggebor-gebor dalam
dadanya.
**
Seorang gadis cantik baru saja keluar dari kamar
mandi yang berada dalam kamarnya. Sesekali ia
kembali mengulang aktivitas yang ia lakukan –
KAMU SEDANG MEMBACA
Crowded
Romance“harus yaa trutnya begitu-an!” seseorang pria yang tengah berkumpul mengelilingi salah satu meja kelasnya bersama para sahabatnya tengah memprotes apa yang dipinta kedua sahabatnya yang masih asik tertawa renyah ini. “apa susahnya sih, Baal? Ini tuh...