Fix, (Namkaamu) berusaha mencocokan logat
pembicaraan keduanya agar terlihat seimbang.
'Gue-elo?' sebenarnya ini jarang sekali digunakan
oleh Adiba. Namun kali ini Adiba terlihat sinis,
oleh sebab itu (Namakamu) tidak mau terlihat
sebagai gadis lembut yang tidak mengetahui apa-
apa.
"Enak ya (Namakamu) jadi lo. Setelah merubah
penampilan, banyak banget yang suka sama lo.
Sangkin banyaknya lo sampe bisa ngerebut pacar
orang. Setelah itu, lo pura-pura polos lagi.
Ngerasa nggak bersalah banget..."
Kini jantung (Namakamu) serasa benar-benar
berhenti. (Namakamu) merasa hal yang baru saja
ia pikirkan akan terjadi-Perang dunia akan benar-
benar terjadi.
"Adiba..."
"Sssttt-nggak ada yang perlu lo jelasin. Gue
udah nggak ada hubungan apa-apa sama dia.
Mungkin dengan sekejap dia akan jadi milik lo!
Tapi inget, kita nggak akan jadi sahabat lagi.
Jangankan sahabat, untuk duduk disebelah lo pun
gue udah nggak sudi"
Adiba merampas tas slempang polos berwarna
merah tua miliknya, nafasnya memburu akibat
amarah yang baru saja ia luapkan. Adiba bangkit
menuju kursi belakang dan meletakan tasnya
dengan kasar. Segera pergi keluar kelas tanpa
memperdulikan (Namakamu) yang kini hanya
diam tak berdaya, hatinya benar-benar hancur
akibat perkataan Adiba. (Namakamu) sudah tak
sanggup menahan bendungan cairan bening
dimata hazelnya, sampai Adiba keluar, barulah ia
terisak dengan nada keperihan disetiap isak
tangis yang ia keluarkan.
'Nggak, Adiba---lo salah! gue nggak akan bisa
sama Iqbaal.. Mike akan menjadi pendamping
gue, emang seharusnya dia, bukan
Iqbaal' (Namakamu) menjerit dalam hati, ia tahu
masalahnya bukan hanya sampai saat ini. Ada
kalanya ia harus menyelesaikan segala perjalan
cintanya, terutama pada pria yang selalu saja
melayang-layang dalam otak gadis ini, Iqbaal
Dhiafakhri Ramadhan.
**
'Tap..tap..tap'
Seorang gadis masih setia berjalan menyusuri
perumahan tempat ia tinggal, memang sudah
KAMU SEDANG MEMBACA
Crowded
Romance“harus yaa trutnya begitu-an!” seseorang pria yang tengah berkumpul mengelilingi salah satu meja kelasnya bersama para sahabatnya tengah memprotes apa yang dipinta kedua sahabatnya yang masih asik tertawa renyah ini. “apa susahnya sih, Baal? Ini tuh...