(Namakamu) memutar tubuhnya, melepaskan
higheels yang mempersulit langkahnya itu, kini
sepatu berhak itu sedang (namakamu) jinjing.
Gadis itu berlari dengan tangis yang sudah tak
tertahan, menggubris orang-orang yang kini
menatapnya heran.
“Iqbaal” nama itu masih saja (Namakamu) sebut
disela-sela tangisnya. Rasanya gadis itu ingin
mati saja. Jadi pernyataan Iqbaal hanyalah
kebohongan belaka’kan?
**
Pagi ini..
Mentari kembali memancarkan sinarnya,
membuat para manusia tersadar dan kembali
melakukan aktivitas. Burung-burung pun masih
asyik bergelayut pada ranting pohon sambil
sesekali bersiul mendendangkan suara merdu
yang mampu membuat para insan yang
mendengarnya tenang.
Namun berbeda dengan gadis ini, (Namakamu).
Ia rasa harinya sangat membosankan, tak ada
sesuatu yang berubah. Hanya berbaring malas,
menelan makanan pada setiap tahapannya, dan
kembali menelungkupkan diri diatas ranjangnya,
tak ada hal mengenai sekolah, teman, sahabat,
tugas, dan cinta..
Yep, sudah tiga hari ini (Namakamu)
memutuskan untuk izin tak masuk sekolah. Ia
sangat benci jika harus menatap Adiba dan pria
penipu itu. semua temannya mencoba
menghubungi, namun gadis ini selalu tak
menggubris apapun yang masuk pada ponselnya.
“Hhh” Desah (Namakamu) saat sang ibu kembali
memerintahnya untuk mandi dan sarapan—selalu
begitu.
“Apa lo nggak akan mau lagi kesekolah? Yasudah,
kalo gitu lo keluar aja”
(Namakamu) yang tengah duduk dimeja makan
sambil menggosok-gosokan rambut panjangnya
dengan handuk menoleh kearah kakaknya yang
tampak tak peduli, “Gue ini yang nggak sekolah,
kenapa lo yang ribut sih?” Tak mau kalah,
(Namakamu) tersenyum getir membuat Pevita
seakan ingin melempar sendok yang ia gunakan
untuk menyantap nasi goreng dihadapannya
kepada (Namakamu).
“Ssh, lo gimana sih. Mamah tuh capek biayain
sekolah lo. Udah gitu elonya begok lagi, nggak
pernah dapet apapun yang membanggakan. Pikir
KAMU SEDANG MEMBACA
Crowded
Romance“harus yaa trutnya begitu-an!” seseorang pria yang tengah berkumpul mengelilingi salah satu meja kelasnya bersama para sahabatnya tengah memprotes apa yang dipinta kedua sahabatnya yang masih asik tertawa renyah ini. “apa susahnya sih, Baal? Ini tuh...