BAB 12

1.3K 145 17
                                    

"Aku gak tau ini momen yang tepat atau engga, aku juga bukan anak muda lagi, aku cuma mau serius sama kamu, kamu mau jadi pacar aku?" Tanya Vincent dengan serius.

Jantung Naya berdegub kencang dan matanya membulat sempurna.

"Gimana Nay? Kamu gak mau ya?" Tanya Vincent dengan raut wajah kecewa.

"E-engga... Siapa yang engga mau Om" Jawab Naya dengan gugup.

"Serius? Kita jadian ya sekarang?" Tanya Vincent dengan senang lalu memeluk Naya dengan erat.

Naya pun membalas pelukan Vincent.

"Makasih ya Nay" Ujar Vincent lalu menatap mata Naya dengan dalam.

Naya pun sama membalas tatapan mata Vincent. Mata mereka saling beradu, mengisyaratkan kesenangan yang tak bisa diungkapkan.

Vincent pun memberanikan diri mendekatkan wajahnya ke arah Naya. Naya pun memejamkan matanya, dalam hatinya pun berdoa semoga tak ada anggota keluarganya yang tiba-tiba keluar dari rumahnya.

Naya sudah bisa merasakan hembusan napas Vincent yang beraroma candy, yang ia tahu itu aroma dari pods milik Vincent.

"Hmm.."

Vincent langsung menjauhkan wajahnya dari Naya ketika mendengar suara pria berdeham. Jantungnya mau copot rasanya saat ini karena terkejut.

Naya pun tak kalah terkejutnya dengan Vincent. Ia dengan kuat mendorong Vincent untuk menjauh.

Mereka berdua menjadi canggung dan salah tingkah.

Naya pun sibuk celingak celinguk mencari sosok siapa yang berdeham itu, jantungnya berdegub kencang karena takut kalau Ayahnya lah yang melihat adegan 'hampir ciuman' tadi.

"Nay... k-kayaknya gak ada orang ya?" Tanya Vincent dengan gugup. Naya pun mengangguk, ia yakin betul kalau keluarganya tak ada yang keluar. Ia melihat sekeliling pun tak ada orang lain disekitar mereka, sedangkan bunyi deheman pria tadi sangat terdengar jelas.

"I-iya Om.. Naya kedalem duluan ya Om" Ujar Naya dengan wajah takutnya.

"Tungguin Nay.. aku masuk ke mobil dulu baru kamu kedalem ya" Ujar Vincent lalu segera berlari kedalam mobilnya.

Setelah Vincent masuk kedalam mobilnya, Naya pun langsung lari kedalam rumahnya.

"Sialan tuh setan, gak tau adegan romantis apa! Baru kali ini gue pacaran digangguin setan" Dumel Naya lalu merebahkan dirinya di kasur.

Baru saja Naya mau memejamkan matanya, ponselnya berdering.

"Hallo" Jawab Naya dengan lesu. Tubuhnya sudah mode low saat ini setelah bekerja tadi.

"Maaf ya ganggu lagi Nay.. aku belum selesai ngomong tadi, tapi suasananya gak memungkinkan tadi hehe" Ujar Vincent di ujung sana.

Mata Naya pun tak lagi mengantuk ketika mendengar suara Vincent. Ia jadi teringat bahwa dirinya sudah pacaran dengan Vincent saat ini.

"Iya Om.. gak ganggu kok. Naya juga mau bersih-bersih badan dulu" Jawab Naya.

"Hm.. walaupun aku ajak kamu pacaran, tapi aku maunya kita serius Nay. Aku udah gak muda lagi, aku juga mau punya rumah tangga yang utuh. Tapi, untuk saat ini aku juga harus membuju Sasa untuk terima kamu. Aku mau kamu bersabar dan berjuang sama-sama ya, kita jalanin hubungan ini kedepannya dengan serius" Ujar Vincent. Naya pun terdiam sesaat.

"Nay...?" Panggil Vincent karena Naya tak menjawab.

"I-iya Om.. Naya mau" Ujar Naya.

"Makasih ya Nay, tapi aku ada satu permintaan. Kamu mau kita rahasiain ini dulu? Pertama karena aku takut Sasa langsung benci kamu, kedua umur kita terpaut jauh, kalau pacar-pacaran diketahui orang rasanya aku malu Nay" Ujar Vincent. Naya pun mengerti dengan maksut Vincent itu.

"Iya gakpapa kok Om" Jawab Naya.

"Satu lagi Nay.."

"Apa lagi Om?" Tanya Naya yang sudah sangat mengantuk.

"I-itu.. kamu bisa jangan panggil saya 'Om'?" Pinta Vincent.

"Hahahaha" Tawa Naya pun pecah mendengar permintaan Vincent.

"Terus kamu maunya aku panggil apa?" Tanya Naya.

"Sayang boleh" Cicit Vincent.

"Hah? Apa? Kecil banget suaranya" Jawab Naya.

"Panggil nama aja gakpapa" Ujar Vincent. Ia malu harus mengulangi ucapannya tadi.

"Ohh iyaa, yaudah aku bersih-bersih dulu terus mau tidur ya..sayang" Jawab Naya. Ia mendengar suata Vincent tadi sebenarnya, ia hanya senang menggoda pacar barunya itu.

Belum sempat Vincent menjawab, Naya sudah memutuskan panggilan suara itu.  Vincent senang bukan main. Sudah lama ia tak merasa jatuh cinta seperti ini.

"Vincent inget umur!!" Ujar Vincent pada dirinya sendiri.

***

Hari ini Naya diselimuti kebahagiaan, karena dia bisa melanjutkan Skripsinya ke BAB selanjutnya, ditambah dirinya kini sudah punya kekasih.

Vincent :
Nanti aku jemput ya, berangkat kerja bareng.

Melihat satu pesan yang masuk ke ponselnya membuat hati Naya kembali berbunga-bunga.

"Kenapa lo senyum-senyum sendiri" Tanya Sabrina.

"Eh? Gakpapa hehe" Jawab Naya dengan senyum sumringahnya.

"Abis di ACC lanjut skripsinya dia Bin" Ujar Aza.

"Eh lo pada ikut acara Management Development kan?" Tanya Sabrina. Naya pun mengangguk, sedangkan wajah Aza berubah jadi muram.

"Jangan bilang lo gak ikut Za?" Tanya Naya.

"AAA gue mau ikut, tapi lo tau gue udah punya suami sama anak, gue harus izin dulu sama Mas Juan" Ujar Aza.

"Yaudah lo izin baik-baik aja sama Juan, izinnya pas lagi di....ranjang" Bisik Naya di akhir kalimatnya.

"Ih merinding gue dengernya" Ujar Sabrina.

"Ah nanti juga lo ketagihan Bin" Ledek Aza.

Naya hanya memutar kedua bola matanya, ia lelah dengan sahabatnya ini. Semenjak rahasia Aza yang ternyata sudah menikah terbongkar, Aza tak sedikit memberi tahu Naya dan Sabrina mengenai hal-hal mesum.

Kalau kayak gini kan Naya juga jadi pengen cepet nikah.

Mereka pun berpisah, Aza pulang kerumahnya, sedangkan Naya dan Sabrina pergi ke toko buku yang ada di Pondok Indah Mall mencari beberapa buku untuk skripsinya.

"Nay, lo beli yang mana jadinya?" Tanya Sabrina.

"Gue gak beli Bin" Jawab Naya.

"Loh itu buku ditangan lo banyak banget buat apa?" Tanya Sabrina.

"Sssttt.. gue mau foto teori yang gue butuhin aja. Mahal banget harga bukunya" Ujar Naya.

Ide cemerlang. Sabrina pun mengikuti jejak Naya, lumayan uang buku yang sudah ia minta dari orang tuanya bisa untuk shopping.

Sedangkan Naya, memang sudah tak ada budget untuk membeli buku. Ia pun belum juga belum gajian.

Vincent Calling...

Ponsel Naya berdering, ternyata Om kesayangannya lah yang menelepon.

"Hallo..." Jawab Naya dengan senang.

Namun tak ada jawaban diujung sana.

"Hallo Om? Eh Hallo sayang" Jawab Naya kembali. Ia lupa kalau Vincent tak mau dipanggil dengan panggilan 'Om' lagi.

"Hallo? Kok diem aja?" Tanya Naya bingung.

"Jauhin daddy gue" 

Naya pun melebarkan matanya mendengar siapa yang telah meneleponnya.

Bittersweet By NayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang