BAB 17

1.1K 133 5
                                    

"Loh kenapa minta maaf nak? lebaran kan masih lama hahaha" Jawab Ayah Naya sambil tertawa. Naya pun langsung menatap Ayahnya, begitu juga dengan kedua adik dan Ibunya.

"Mau status kamu apapun, kalau anak saya sudah senang dan bahagia, saya hanya bisa mendukung nak. Ayah gak mau larang Naya, Alki atau Alka selagi itu baik, benar dan membuat kalian bahagia. Ayah gak mau ngerusak kebahagian anak-anak Ayah, karena kan belum tentu keputusan dan kebahagian orang tua itu kebahagian anak juga. Yang penting Ayah mau nak Vincent jaga Naya benar-benar, jangan sakiti dan bikin dia nangis ya Nak" Sambung Ayah.

Vincent pun tersenyum mendengar ucapan Ayah dari kekasihnya ini. Ia tak tahu kalau dirinya akan diterima dikeluarga ini.

"Ayah...." Ujar Naya dengan terharu.

"Jangan acting nangis, gak cocok sama kamu kak" Ledek Ayah.

Mereka pun kebali melanjutkan makan siangnya. Setelah makan siang selesai, Vincent segera pamit untuk pulang.

"Nay.. makasih ya, keluarga kamu gak masalah sama status aku" Ujar Vincent.

Naya pun tersenyum dan mengangguk.

Vincent menggenggam kedua telapan tangan Naya, ia memandang wajah cantik kekasihnya ini.

"Aku akan perjuangin kamu sampai Sasa terima kamu Nay" Ujar Vincent dengan serius. Naya pun mengangguk. Mereka saling bertatapan, entah apa yang ada didalam pikiran masing-masing.

"Masih siang kali, malu tuh sama matahari" Ujar Alki dari dalam pagar. Naya pun langsun menoleh mencari keberadaan adiknya itu.

"Bukan gue kak sumpah, si Alki tuh" Sahut Alka yang juga ikut mengintipi Naya dan Vincent.

"Hahaha, yaudah aku pulang dulu ya Nay. Takut Sasa cariin. Saya pamit ya Alka Alki" Ujar Vincent lalu masuk kedalam mobilnya.

"Dadaaahh" Ujar Naya lalu melambaikan tanganya.

"Bisa gak sih lo berdua gak usah gangguin gue" Ujar Naya kesal.

"Kenapa sih lo harus sama duda kak? Yang masih single juga banyak kok. Mau gue cariin?" Tanya Alki kesal.

"Apaansih lo ah" Naya kesal mendengar ucapan adiknya itu.

"Yang single belom tentu bisa bikin gue bahagia. Selagi ada yang bisa bikin gue bahagia, apasalahnya? Toh Vincent juga baik kok" Sambung Naya lalu berjalan kedalam rumah.

"Tapi anaknya kan serem Kak" Sahut Alka. Naya tak menggubris ucapan adiknya itu.

***

"Dari mana pi?" Tanya Sasa yang sudah duduk diruang tamu.

"Loh kamu udah pulang?" Tanya Vincent balik.

"Udah, aku cuma kerjain tugas kelompok tadi pagi. Papi dari mana?" Tanya Sasa lagi.

"Abis ada urusan sayang" Jawab Vincent lalu duduk disebelah Sasa.

"Papi gak bohong kan? Abis ketemu sama cewe itu kan?"

Vincent pun terdiam. Ia berfikir kalau ia harus jujur pada anaknya, sampai kapan ia akan menutupi Naya dari anaknya ini. Dia juga sudah mendapat restu dari orang tua Naya, ia juga harus membuat Sasa merestui hubungannya dengan Naya.

"Iya, tadi Papi abis ketemu sama Naya" Jawab Vincent. Dan benar saja, api amarah di mata Naya lansung menyala.

"Ngapain sih Papi ketemu dia?" Tanya Sasa kesal.

"Kemarin kan Papi udah bilang sama kamu Naya, Papi mohon sekali ini izinkan Papi deketin Naya sama kamu. Dan kamu kemarin sudah setuju untuk kasih kesempatan" Ujar Vincent

Sasa pun terdiam. Ia memang sudah berjanji pada Ayahnya untuk memberi Naya kesempatan, tetapi kalau Sasa masih tak suka dengan Naya, Papinya berjanji akan meninggalkan Naya.

"Tapi Sasa gak suka ya Pi kalau Papi terlalu sering ketemu sama perempuan itu. Dan Sasa masih belum merestui loh Pi, Sasa cuma mengizinkan kalau perempuan itu mau coba dekati Sasa. Dan sesuai perjanjian kita, kalo menurut Sasa perempuan itu gak baik, Papi janji harus tinggalin dia" Ujar Sasa.

Vincent pun terdiam kembali. Ia merutuki dirinya karena menyetujui permintaan anaknya itu, bagaimana kalau Naya tak bisa mencuri hati Sasa? Dan bisa saja Sasa terus mengatakan kalau Naya itu bukan perempuan yang baik?

"Pi!!! Kok diem sih? Kan kemarin gitu janjinya" Ujar Sasa.

"Iya iya sayang.. udah ah jangan marah-marah mulu" Ujar Vincent. Masalah itu akan ia pikirkan nanti.

"Ohiya, weekend ini kamu ikut kerumah Oma ya. Ada acara keluarga" Ujar Vincent.

"Sasa gak mau" Jawab Sasa singkat.

"Sa.. please.. Papi mohon kali ini aja. Oma sama keluarga yang lain selalu tanya kenapa kamu gak pernah ikut. Sudah bertahun-tahun loh kamu gak pernah mau ikut, kali ini aja ya sayang. Oma, Opa sama yang lain kan juga kangen sama kamu" Ujar Vincet.

"Sasa tetep gak mau Pi, Papi tahu kan alasan Sasa gak mau ikut" Ujar Sasa.

"Iya Papi tau sayang, tapi Papi mohon ya kali ini aja. Kan Opa juga abis sakit, kamu belum pernah jengukin loh. Jangan gitu sayang, ini kan juga family kamu loh. Keluarga besar Papi"

"Tapi Pi..."

"Gak ada tapi-tapian, kalau kamu gak mau pergi, Papi gak mau turutin semua mau kamu ya" Ujar Vincent mengancam anaknya itu.

Sasa tak menjawab, ia segera berlari kekamarnya. Ia benci bertemu dengan keluarga besar Papinya. Bukan Oma atau Opanya, tetapi dengan tante dan sepupu-sepupunya.

Sudah bertahun-tahun ia tak pernah datang ke acara keluarga, karena ia punya trauma dan sakit hati tersendiri. Setiap acara keluarga, hanya Sasa lah yang tak punya keluarga lengkap. Maminya pergi meninggalkan dirinya dan Papinya untuk menikah dengan pria lain.

Papinya sibuk kerja, sehingga Sasa dari kecil sering dititipkan dirumah Oma dan Opanya. Ia pun sering mendapat bullying dari keluarganya. Entah sepupu-sepupunya yang mengatainya karena tak punya Mama, atapun tantenya yang sering menyesalkan Papinya menikah dengan Maminya dan melahirkan Sasa yang merupakan anak yang manja.

Mereka bilang, kalau Mami Sasa tak hamil duluan dengan Papinya, maka hidup Papi Sasa tak mungkin hancur seperti ini. Mereka terus menyalahkan Mami Sasa dan juga Sasa karena anak diluar nikah. Ditambah karena Sasa, Papinya sulit untuk mendapatkan istri lagi..

Walaupun Oma dan Opanya menyayangi Sasa, tetapi tidak dengan sepupu dan keluarga Papinya yang lain.

Kata mereka, Sasa merupakan aib keluarga. Keluarga Vincent memang merupakan keluarga terpandang, semuanya pengusaha sukses. Perusahaan yang dibangun oleh kakek dan nenek Vincent merupakan salah satu perusahaan yang memiliki pendapatan terbesar di Indonesia. Tetapi, hanya Vincent lah yang keluar dari bisnis keluarganya itu.

Ia tak suka dengan culture keluarganya, sehingga ia membuat Cafe and Bar. Ia sering mendapat cemooh dari kakak ataupun sepupu-sepupunya. Tetapi Vincent mampu membuktikan kalau usahanya maju pesat tanpa campur tangan keluarganya.

Banyak yang tak suka dengan Vincent, karena Vincent merupakan cucu kesayangan dari kakek dan neneknya. Dari dulu selagi kakek dan neneknya masih hidup, Vincent lah yang selalu dibelikan apapun, bahkan warisan dari kakek neneknya berupa saham tersebesar diperusahaannya diberikan kepada Vincent.

Bittersweet By NayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang