BAB 23

710 74 7
                                    

Naya memandang sinis kearah Sasa yang tersenyum penuh arti kepadanya. Ia tahu anak ini sedang merencanakan sesuatu, walaupun dirinya dan Sasa sudah tak berperang secara terang-terangan tetapi tetap saja ia tahu kalau Sasa masih tak suka dirinya menjadi kekasih Papinya.

"Mulai besok kamu bisa kesini Nay, atau kalau kamu besok gak bisa gakpapa. Kamu bisa kerja sesuai yang kamu mau kok" Ujar Vincent.

Naya pun memutar bola matanya kesal, ini bukanlah bekerja, melainkan memang akal-akalan Vincent saja agar dirinya keluar dari Come & Don't Go.

"Kok gitu sih Pi? Kalo orang kerja ya harus masuk dong tiap hari. Kalau suka-suka diri sendiri itu makan gaji buta namanya" Ujar Sasa sarkas.

Nih bocil ngerti-ngertian apa tentang makan gaji buta. Dumel Naya dalam hati.

"Tenang kok Om,  besok saya pasti dateng" Jawab Naya penuh penekanan.

Vincent pun mengernyitkan dahinya ketika mendengar Naya memanggil dirinya dengan sebutan 'om' lagi.

Setelah menjadi 'nyamuk' dalam pembicaraan Vincent dan Sasa, Naya meminta Vincent untuk mengantarnya pulang, ia berasalan harus kembali menyelesaikan skripsinya.

Disepanjang perjalanan pulang, Vincent mati kutu karena terus dicueki oleh Naya. Ia tahu pasti Naya marah besar kepada dirinya.

"Hmm.. Nay, kamu tau kenapa kambing bau?"

Naya hanya diam mengartikan ketidaktahuannya.

"Gak tau ya? Karena kambing itu punya keteknya empat hahaha" Jawab Vincent lalu tertawa.

Bukannya tertawa Naya hanya melihat kearah Vincent sekilas dan memalingkan wajahnya kembali. Ia tak mengerti kenapa lawakan orang tua itu selalu jayus.

"Nay.. udahan dong marahnya.." Ujar Vincent. Naya masih diam tak menjawab.

Tak terasa mereka sudah sampai didepan rumah Naya, tanpa berkata banyak hal Naya langsung turun dari mobil Vincent. Vincent pun mengikuti Naya turun dari mobilnya.

"Naya masuk dulu, gak usah mampir" Ujar Naya. Vincent yang baru saja ingin mengucapkan sesuatu langsung mengatupkan bibirnya kembali.

"Besok Naya gak akan telat datang ke kantor Naya yang baru kok, Pak Bos" Ujar Naya lalu segera berjalan ke dalam rumahnya.

Vincent masih diam berdiri memandangi punggung Naya.

***

"Duh gue gak ngerti lagi deh, tuh om om aneh banget"

"Tapi kan enak Nay, ibaratnya lo gausah kerja tinggal terima duitnya aja hahaha"

"Bin boro-boro.. taunya Naya disuruh jadi babu dirumahnya haha" Ledek Aza.

Naya hanya bisa memasang wajah masamnya ketika sedang video call bersama dua sahabatnya ini. Niat ingin bercerita, ujung-ujungnya malah jadi bahan tertawa.

"Ah cerita sama lo berdua gak menemukan solusi tau ga" Ujar Naya kesal.

"Hahaha, yaudah sih nay tinggal tolak aja susah banget" Jawab Aza.

"Pengennya sih gitu Za, tapi kan gue juga butuh duit.. semakin lo beranjak dewasa lo akan tau beban hidup yang sebenarnya" Ujar Naya.

"Tau, lo kan enak Za dapet laki yang kaya raya, gaperlu mikir biaya hidup" Sambung Sabrina.

"Hahaha makanya gue saranin sama kalian cari laki yang kaya deh ya, biar gapusing biayain hidup" Ledek Aza.

Pembicaraan mereka pun tak berhenti, sampai tengah malam tiba dan suami Aza yang mengintrupsi instrinya untuk dinas malam.

Bittersweet By NayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang