yoonbin keluar

423 75 8
                                    






             ekskul broadcast adalah ekskul yang paling tersibuk melebihi osis. kalau sudah ada projek, mereka akan sesibuk ini. jika tidak ada projek, maka mereka bisa sedikit berleha-leha.

siang itu, doyoung, haruto, jeongwoo dan junghwan sudah berada di ruang broadcast. hanya mereka berempat yang baru datang. entah karena angin apa mereka bisa datang secepat ini.

"woo, kemarin gue ngeliat bapak lo bonceng cewek. ceweknya cakep banget. bapak lo selingkuh ya?" tanya haruto dengan segala pemikirannya.

jeongwoo yang sedang menyalin buku tugas temannya itu pun langsung memicingkan mata ke arah haruto.

"bapak gue kan kang ojol, anjrit!" jeongwoo mukulin kepala haruto pake buku tugasnya yang dia gulung. "ya penumpangnya macem-macem lah!

"oalah iya baru inget." haruto nepuk jidatnya.

"gak jelas banget anjir," ujar doyoung tanpa rasa bersalah.

"curiga gue kalau isi kepalanya haruto itu angin, bukan otak," celetuk junghwan.

"kopong dong anjir ngahahahaha." doyoung ketawa seneng.

"sok tahu, lo! isi kepala gue kan cuma ada jeongwoo. iya gak, yang?" goda haruto.

"apa sih," balas jeongwoo ketus.

junghwan yang dari tadi kepo dengan apa yang disalin oleh jeongwoo pun langsung bertanya, "nyalin apa sih, woo? penting banget kayaknya."

"nyalin tugas matematika," jawab jeongwoo. "kenapa pelajaran matematika gak dihapus aja sih? nyusahin murid tahu gak!"

doyoung mendelik ke arah jeongwoo. "ada pelajaran matematika aja lo tetep goblok, apalagi gak ada. bukan goblok lagi deh, blangsak iye."

"sok pinter amat sih," sewot jeongwoo.

"kalau gak ada matematika, gak ada yang bisa ngitung dong," sahut haruto. "bayangin aja, ibu kantin gak bisa ngitung. terus dia ngejalanin bisnisnya kayak gimana?'

"ya barter lah, susah amat," ucap junghwan.

"ya kalau barter, kita nukar makanannya pake apa coba?" tanya jeongwoo.

"pake diri."

abis bilang kayak gitu, kepala junghwan sukses di toyor sama ketiga temennya.

"masih kecil juga, udah jual diri aja anjir." jeongwoo geleng-gelengin kepalanya.

"maksud gue abis makan langsung nawarin diri buat cuci piring gitu njir!" balas junghwan.

"mau makan aja susah njir, mending kelaperan aja dah gue." haruto mengedikkan bahunya.

"tapi kalau ibu kantin gak bisa ngitung, terus kan makanannya gratis tuh. asik, bisa nyomot bakwan tanpa bayar dong," ujar junghwan berandai-andai.

"makan doang yang lo bisa." doyoung berusaha menahan amarahnya.

"makanan haram, njir!" celetuk haruto.

"gak papa haram, yang penting kenyang." junghwan nyengir doang.

"sesat amat dah," gumam jeongwoo sambil ngelanjutin tugasnya.

"entar lo di azab kagak bisa berak baru tahu rasa." doyoung berusaha nakut-nakutin junghwan.

"minum obat pencahar lah, kak. apa susahnya coba," ujar junghwan membela diri.

"obatnya kadaluwarsa, mau apa lo?"

"ya makan pepaya banyak-banyak."

"pas lo makan, tiba-tiba pepaya nya busuk."

"gue langsung minum air banyak-banyak."

broadcast | treasure ft.yoonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang