S2 • [6] Akhir dari segala akhir

758 81 11
                                    

Hayeon menutup mulut dengan kedua tangan begitu melihat siapa sosok yang berdiri di samping Jongin, putranya. Begitupun Heechul yang sontak berdiri dari singgasana dengan rasa terkejut luar biasa.

"B-bagaimana ini semua bisa terjadi? P-pangeran Kyungsoo?"

Kyungsoo tersenyum kecil lantas membungkuk memberi hormat kepada pemimpin Concordia itu. "Senang bertemu dengan kalian kembali."

"Bagaimana bisa, pangeran?" Heechul kembali bertanya.

"Takdir, Ayah. Semua ini hanya tentang takdir." Jongin menjawab, ikut tersenyum.

Lantas kemudian Hayeon berjalan mendekat dan mengelus rambut Kyungsoo pelan. "Dulu, aku hanya bertemu denganmu sebentar. Senang bertemu denganmu kembali, pangeran."

"Ayah..." Jongin melangkah mendekat ke arah Heechul. Menatap satu-satunya laki-laki yang paling dihormatinya itu. "Batalkan pertunanganku dengan Putri Seulgi. Karena, aku akan segera menikahi Kyungsoo."

•••

"Kenapa pie susumu semakin tidak enak saja!"

Tak!

"Akh! Ada apa denganmu, Kyungsoo. Kau bukan Kyungsooku yang dulu. Sekarang kau banyak protes!"

Kyungsoo cemberut mengelus kepalanya yang terkena sasaran pukulan Baekhyun. Namun, ia masih melanjutkan makan siangnya kala itu. Sebenarnya, pie susu buatan Baekhyun itu teramat enak, hanya saja ia ingin mengerjai penyihir itu.

"Kemana perginya Shefro? Akhir-akhir ini dia jarang sekali bersamamu. Dulu bahkan tidak mau lepas."

"Tidak masih tidak percaya kalau aku adalah Kyungsoo. Selalu saja kaget jika aku datang padanya lalu menghilangkan."

Baekhyun terkekeh. Meletakkan ramuan buatannya di dalam lemari lantas kembali duduk di samping Kyungsoo. "Dia itu sudah seperti separuh jiwamu. Kau tidak tahu saja betapa sedihnya dia saat kauー"

"Ah! Aku malas mengingat masa lalu, Baekhyun. Aku akan mengunjungi Taeyeon."

"Hei, panggilan ratu. Kau tidak sopan sekali."

"Dia sempat menyamar jadi kakakku. Sudah terlalu biasa dan jangan banyak protes." Pintu gubuk Baekhyun ditutup secara keras membuat sang pemilik mengerang. Tak lama kemudian pintu kembali terbuka. Ia sangka Kyungsoo kembali untuk mengambil sesuatu yang tertinggal. Tetapi ketika ia menoleh, senyum bodoh milik laki-laki tinggi membuatnya memutar bola mata.

"Kau terlambat lagi untuk kencan kita kali ini, Park Chanyeol."

"Jongin memberiku kerja rodi untuk pernikahannya. Laki-laki itu kejam sekali."

"Ya, ya, ya, aku membuatkanmu jus apel segar. Minumlah."

"Terima kasih, sayang."

•••

"Kenapa kau meletakkan lukisan jelek ini disini?" Seru Kyungsoo melihat sebuah lukisan terpajang di sudut istana Wonderland. Itu adalah lukisan pertamanya dulu. Di banding dengan lukisannya sekarang, itu adalah lukisan terjelek yang pernah ia lihat. Tetapi Taeyeon memujinya bahwa lukisan itu sangat indah.

"Kenang-kenangan," Taeyeon mengedikkan bahu. "Dan kenapa kau berkeliaran disini, Kyung. Bukankah besok adalah hari pernikahanmu?"

"Bosan. Selagi menunggu ayah sampai di Concordia." Kyungsoo berjalan menghampiri unicorn kesayangan Taeyeon dan mengelus leher kuda itu pelan.

"Kyungsoo.."

"Hm?"

"Aku turut senang."

[END] Concordian : Lord of the EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang