9 - Kepergian Salwa

58 11 7
                                    

"Hanya lu, dan selama-lamanya hanya ada lu di hati gw." -Faro

•••Happy Reading•••


Pagi hari tiba, Septia yang ketiduran pun bangun. Ia sangat kaget kalau ia sudah berada di suatu kamar. Terakhir ia mengingat, ia sedang di ruangan mayat.

Di mana terlihat jelas mayat Salwa terbaring kaku di hadapannya. Namun sekarang, hanya ada bantal di depannya.

Septia panik lalu berlari keluar.

"Suster! Di mana mayat anak saya?!"

"Mayat anak ibu sudah di bawa ambulance."

Septia berlari di Koridor rumah sakit, dan tepat di pintu keluar ada Sarga dan Faro.

"Salwa mana mas?!"

"Sebaiknya, kita pulang dulu. Nanti siang Salwa mau di makamkan."

"Ngga! Salwa masih hidup!"

"Sabar ya, tante. Kalo tante kayak gini, Salwa ikutan sedih nantinya."

"Kenapaaa?" Air bening pun menerobos kelopak mata Septia.

"Ayo, kita pulang ya?"

Septia hanya mengangguk. Mereka pun menjalankan mobilnya.



Pemakaman Salwa sudah selesai. Septia, Sarga, Faro, Gea, Rangga, Vino, Daniel, Rezi, Ucing, dan Gery masih setia berdiri di atas makamnya Salwa.

Septia yang tak henti-hentinya menangis, dan Sarga yang berusaha tegar tetapi sebenarnya dia juga sedang terpuruk.

Faro hanya bisa terdiam, semenjak Salwa pergi, Faro lebih suka terdiam dan melamun. Padahal sebelumnya, ia terlihat ceria di setiap saat.

Namun sekarang berbanding terbalik, Faro menjadi pribadi yang dingin, pendiam, dan suka marah-marah tidak jelas.

Rezi, Ucing, dan Gery pun pernah menjadi korban amukan Faro. Padahal mereka tidak salah apa-apa.

"Kenapa?" Gumam Faro.

"Kenapa pergi secepat ini?" Tidak terasa, air bening menerobos kelopak mata Faro.

"Udah, Far. Jangan cengeng, lu kan laki-laki." Ucap Rezi menenangkan Faro.

Septia yang sedang memeluk batu nisan Salwa pun terdiam. Septia membalikkan badannya ke arah kanan dan melihat mereka satu-persatu.

"Kalian mau bantuin nemuin pelakunya kan?"

"Pasti Tante."

"Kita sebagai sahabat nya Salwa, akan membantu menemukan pelaku dari semua ini. Kami berjanji dan bersumpah."

"Bagus. Temuin pelakunya ya?"

"Iya, tante. Nanti Gea bilang ke ayah Gea, ayah Gea kan detektif."

"Terimakasih, semua."

"Sama-sama, tante. Itu sudah kewajiban kita sebagai sahabat."



"Daddy kenapa gak langsung bunuh aja?! Kenapa di buang?!"

"Daddy gak mau bunuh orang. Nanti nama baik daddy bisa tercoreng."

"Tapi kan, dad?! Dia bisa kembali kapan aja?!"

"Kalo urusan itu, gak bakalan terjadi. Daddy sudah buang dia ketempat yang sangat jauh dari kota ini. Dia juga Amnesia."

"Terus mayat itu?"

"Mayat itu adalah mayat orang lain. Daddy kan dokter bedah plastik, jadi daddy ubah muka dia semirip mungkin dengan nya."

"Jadi, operasi itu bukan operasi untuk menyelamatkan dia?"

"Iya, bukan lah. Daddy kan dokter bedah, mana mungkin daddy ngelakuin operasi itu."

"Terus daddy tau dari mana informasi-informasi itu?"

"Dari dokter Ridwan. Daddy sudah suap dia."

"Daddy yakin gak ada yang tau?"

"Yakin."

"Okey! Thanks daddy!"

"Sama-sama sayang."

"Daddy baik deh!"

"Daddy akan lakukan semua untukmu."



•••TBC•••

Hayoo, siapa tuh yang di atas??

Hahaha, ikutin terus ya ceritanya!

Jangan lupa vote dan komennya-!

Terimakasih.

Crazy Ketos || Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang