"Yang ngebuat lu jadi kayak gini apa sih, Le?"
Chenle yang mendadak mendapatkan pertanyaan dari Ryujin tidak bisa langsung merespon. Otaknya loading, pikirannya blank. Biasanya jika seseorang mengetahui hobi anehnya, orang itu akan tertawa dulu, mengejek lalu menghina. Tapi Ryujin berbeda, dengan santainya dia bertanya apa alasan penyebab Chenle seperti ini.
"Gua bukannya mau menyinggung, tapi pengen tau aja alesan dibalik semua ini." Ryujin menyentuh boneka beruang yang berwarna pink, ukuran nya jauh lebih besar dari Ryujin. "Ini menarik, boneka sebanyak ini dan cerah-cerah warnanya. Ya tapi kalo lu gak mau jawab kagak ngapa-ngapa kok."
Chenle menatap mata cantik Ryujin-soalnya Jaemin selalu memuji Ryujin di bagian matanya-dengan penuh pengertian. Dia tidak pernah memberitahu orang lain alasan dia menyukai boneka, warna pink dan kecerahan warna lainnya. Tapi Ryujin, bahkan tanpa memaksa, namun Chenle secara sukarela ingin menceritakan seluruh kronologinya.
Dengan sekali menarik nafas, Chenle membuka mulutnya. "Waktu gua kelas lima atau enam SD, gua pernah senenggg banget sama anak cewek di sekolahan waktu itu. Anaknya baik, ramah, cantik, pintar dan yang paling penting seluruh tentang cewek itu tuh warna pink, tas, sepatu, buku-buku, kotak pensil dan mainan yang dia bawa. Gantungan kunci kecil boneka di tasnya juga warna pink."
Di ruangan yang katanya gudang itu juga ada sofa berwarna pink, saat ini Chenle dan Ryujin memilih untuk duduk disana.
"Pertama gua rasanya penasaran banget, tuh cewek kok baik, sama semuanya dia baik. Jadi pas siang setelah makan siang selesai, gua deketin dia. Dia natap gua aneh banget, tatapan yang sebelumnya gak pernah gua liat dia kasih ke orang, hari itu dia kasih ke gua. Awalnya gua langsung down, gua gak jadi ngajak kenalan, udah mau cabut dari sana tapi dia malah bilang 'aku gak mau temenan sama kamu, sampai kapan pun gak akan pernah mau, kamu harus ngerti' setelah bilang gitu, gua rasanya benci. Kenapa? Kenapa dia harus jahat ke gua padahal gak pernah gua apa-apain, dari situ lah gua jadi hobi punya barang-barang pink kayak gini, gua juga jadi hobi main game cewek, bukan karena gua gak normal, gua cuma gak bisa lupain kejadian itu, terlalu jelas di ingatan. Ya sampe akhirnya apapun warna dia waktu itu gua ikutin sampe sekarang."
Jujur saja Ryujin cukup shock dengan penuturan panjang Chenle. Ryujin kira ada sesuatu yang besar terjadi pada Chenle atau memang ada penyimpangan dalam diri laki-laki manis itu. Ternyata oh ternyata, alasannya karena Chenle trauma dan sakit hati. Ryujin tidak tahu sebesar apa rasa sakitnya sampai Chenle harus seperti sekarang. Tapi sebesar dan sekecil apapun, setiap orang menilainya secara berbeda. Ryujin tidak bisa menghakimi atau mengatai Chenle lebay, karena memang beberapa orang memiliki hati yang sangat lembut sehingga sekecil apapun yang melukainya, itu akan selalu membekas bahkan sampai tua atau selama nafas masih berhembus.
"Lu...bener-bener kayak Abang gua modelnya, Le. Tapi-"
"Yang mana? Bang Jeno? Apa Jaemin? Abang lu suka boneka gini ju-"
"Eh eh eh enggak! Abang gua tuh dua-dua nya manly ya! Cowok banget pokok-"
"Lu pikir gua bukan cowok?"
Ryujin terdiam.
Saling memotong ucapan benar-benar bukan tipikal Chenle setiap kali membahas sesuatu. Chenle adalah tipe anak laki-laki bermartabat dan bertata krama sangat baik karena sejak kecil dia dididik dengan begitu apik.
"Lu cowok, tapi Abang sama Mamas gua tuh gak demen boneka atau game make up, Le."
Chenle mengangguk, dia yang salah paham karena tidak mendengar ucapan Ryujin sampai habis. "Jadi maksud lu gua sama kayak Abang lu tuh gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone forever | Shin Ryujin✔️
FanficDia mendapat banyak cinta dari keluarganya. Tetapi untuk itu, dia menjadi pengemis bagi cinta lain diluar rumah. Baginya itu bukan masalah, karena dia tidak melakukan itu selamanya. Sampai akhirnya, dia menutup mata dengan rapat, sembari membawa ban...