Sinar matahari pagi bersinar terang menusuk kelopok mata Jinkyung yang sedang duduk santai di pinggir sungai Han. Ia menengadahkan kepalanya membiarkan sinar hangat itu menerpa wajahnya. Iya menghirup udara pagi dengan masker yang ia kenakan. Tidak tampak banyak orang disana karena hari itu bukanlah hari libur. Hanya terlihat beberapa orang yang berlalu lalang lari pagi dan ada pula yang hanya berjalan-jalan membawa binatang peliharaan mereka.
Hari ini adalah satu hari sebelum lagu debut musim panas itu di rilis. Ia mendapatkan satu hari libur dan memanfaatkannya untuk menikmati waktu sendiri. Mata Jinkyung terpaku pada segerombol siswa SMA yang sedang berjalan memakai seragam sekolah. Ia teringat dengan masa lalu dimana ia dan member sparksfly lain masih menjadi trainee. Tergurat senyuman di wajahnya ketika mengingat mereka selalu berjalan di sekitar sini setiap pagi dan bercanda gurau.
Ia mengambil ponselnya dan berfoto dengan latar belakang sungai Han. Ia memeriksa hasil foto yang ia ambil setelah mengambil foto dengan beberapa gaya dan posisi. Ia tersenyum melihat hasil foto yang ia ambil.
"Wah sudah lama sekali aku tidak foto dengan pemandangan yang indah seperti ini." Gumam Jinkyung kecil sambil menatap foto-fotonya.
"Permisi" suara berat itu memecahkan pemikiran Jinkyung saat ini. Ia menoleh kan kepalanya ke atas dan melihat lawan bicaranya yang saat ini sedang berdiri di depannya dengan mengenakan pakaian olah raga. Sepertinya orang itu juga habis olah raga pagi.
"Iya"
"Bukan kah kau Jinkyung Sparksfly?" Tanya pria itu semangat
Mendengar pertanyaan semangat dari pria itu, Jinkyung pun tersenyum ramah dan menjawab "Iya"
"Wah ini pasti hari keberuntunganku bertemu dengan artis di tempat seperti ini" Pria itu semakin bersemangat setelah memastikan bahwa wanita yang di depannya saat ini adalah Jinkyung "Aku adalah penggemarmu. Kau sangat cantik"
"Hahaha kau bisa saja. Tapi terimakasih" Jinkyung tertawa kecil mendengar perkataan penggemarnya itu
"Boleh kah aku berfoto dengan mu?" Tanya pria itu sambil mengeluarkan handphonenya dari dalam saku
"Umm... Baiklah" Jawab Jinkyung sedikit ragu. Ia ragu bukannya karena tidak mau. Tapi saat ini di sedang tidak memakai riasan dan sedang tidak berpakaian rapih. Rambutnya saja sudah berantakan akibat ia berlari pagi tadi.
Jinkyung kembali merapihkan rambutnya asal ketika penggemarnya itu mendekati dan berdiri di sampingnya. Pria itu menjulurkan tangannya dan membenarkan posisi handphone nya agar mereka berdua tampak bagus di depan kamera.
Orang-orang mulai memperhatikannya satu persatu. Sepertinya mereka mulai sadar akan keberadaannya. Jinkyung pun mulai gelisah dan khawatir.
"Terimakasih banyak. Aku akan selalu mendukungmu" ucap pria itu sambil membungkuk dan pergi meninggalkan Jinkyung. Jinkyung tersenyum manis ke arah pria itu dan membungkukan badannya.
Ia Menyapukan pandangannya kesekitar. Beberapa orang mulai berbisik-bisik dengan pandangan tertuju padanya. Ia memeriksa tempat duduknya untuk memastikan semua barangnya tidak ada yang tertinggal dan pergi meninggalkan tempat itu sebelum ada yang mendekatinya lagi.
Ia melangkahkan kaki jenjangnya dengan tenang. Namun ia menyadari ada beberapa pria yang mengikutinya di belakang. Ia mempercepat langkahnya dengan perasaan khawatir akan menarik perhatian banyak orang lagi. Ia memperhatikan setiap gedung yang berada di pinggir jalan memastikan bahwa ada tempat yang bisa ia gunakan untuk bersembunyi sementara waktu.
Seseorang menarik tangannya dan tubuhnya secara otomatis mendekati seseorang yang menariknya itu. Darahnya terasa mengalir lebih cepat setelah melihat seseorang dengan masker hitam dan topi hitam menyembunyi kannya di balik deretan mobil yang sedang terparkiri dipinggir jalan. Ia menyadari bahwa seseorang yang menariknya adalah seorang pria. Jinkyung menelan ludahnya karena fikiran yang buruk melintas di kepalanya. Siapa dia? Bagaimana jika pria ini memiliki niat buruk padanya?
Pria itu memperhatikan keadaan sekitar untuk memastikan bahwa kondisi telah aman. Pria itu melepaskan genggaman tanggannya pada tangan Jinkyung yang tidak ia sadari. Jinkyung menarik tangannya kesal dan ikut memperhatikan keadaan sudah aman.
"Siapa kau?" tanya Jinkyung Jengkel
"Kita impas. Kau boleh pergi" suara pria itu semakin membuat Jinkyung jengkel
Pria itu hendak meninggalkan tempat itu namun Jinkyung meraih tangannya dan menghentikan langkahnya itu "Aku bilang siapa kau? Apa maksudmu impas?"
Pria itu membuka maskernya untuk menunjukan wajah nya pada Jinkyung. Jinkyung ternganga menyadari bahwa pria itu adalah Jungkook.
"Bagaimana ia bisa disini? Apa dia mengikuti ku?"
Jungkook kembali memakai maskernya dan bersiap pergi "Jangan berkeliaran diluar sendiri"
"Apa maksudnya? Ia sendiri juga sering berkeliaran sendiri? Kenapa ia menasihati orang lain sedangkan dirinya sendiri melakukan hal yang sama?"
"Tunggu dulu" Jinkyung menghentikan langkah Jungkook "Kau mengikutiku?"
Jungkook tertawa kecil mendengar perkataan wanita di depannya "Memangnya kau siapa hingga aku harus mengikutimu?"
"Tunggu dulu ini seperti de javu"
Dari kejauhan tampak seorang wanita menatap ke arah Jungkook dan Jinkyung. Ia terdiam di tempatnya sambil menggertakan giginya keras. Ia memperhatikan semua gerak-gerik yang di lakukan Jungkook dan Jinkyung sampai akhirnya mereka berdua lenyap dari pandangannya.
---
"Hai semuanya" Jinkyung menyapa semua member yang telah berlatih di ruang latihan dengan semangat
Sudah lama ia tidak bertemu dengan member sparksfly akibat kesibukannya dengan promosi lagu duetnya bersama Jungkook.
"Wah... lihat siapa ini? Apa kau trainee baru disini?" canda Gain sambil menatap Jinkyung yang sedang berjalan mendekati mereka
"Ada apa dengan mu Eonni? Apa kau lupa dengan ku?"
"Tidak. Hanya saja sudah lama sekali rasanya aku tidak bertemu dengan mu hingga aku hampir lupa wajahmu" Gain menepuk bahu Jinkyung yang di balas oleh tawa kecil Jinkyung
"Eonni selamat ya lagu duet mu menjadi sangat terkenal" ucap Sophie semangat
"Bukan kah kau harus mentraktir kami?" Nami menyenggol bahu Jinkyung pelan sambil tersenyum ke arahnya
"Daging?" sahut Gain semangat dan disetujui dengan semangat oleh semua member kecuali Jiah
Jinkyung memperhatikan Jiah yang terdiam sambil sesekali tersenyum kecil semejak kedatangannya. Ia merasa ada yang salah. Jinkyung kembali memutar ingatannya untuk mencari apakah ada perlakuannya yang membuat Jiah seperti itu. Ia kembali mengingat jika Jiah memang sudah mendingin kepadanya semejak ia terpilih sebagai penyanyi lagu duet itu.
"Oke setuju. Malam ini aku akan mentraktir kalian semua daging" ucapan Jinkyung di sambut teriakan bahagia para member.
Jinkyung mengalihkan pandangannya ke arah Jiah yang hanya merespon dengan senyuman kecil "Eonni juga ikut kan?"
"Hmm.. Aku rasa aku tidak bisa"
"Kenapa?" tanya member lain kecewa
"Oppa ku akan menikah. Jadi nanti malam ada pertemuan keluarga"
"Benarkah? Wah selamat untuk oppa mu eonni"
"Terimakasih Nami" ucap Jiah merespon ucapan selamat dari Nami
"Kalau begitu... Apa kita ganti harinya saja? Supaya kita bisa menikmatinya bersama"
"Tidak. Tidak perlu. Kalian nikmati saja. Sulit untuk mencari hari lain karena belum tentu kita bisa mendapatkan jadwal kosong lagi" Tolak Jiah seperkian detik setelah mendengar saran dari Jinkyung
Jinkyung menatap Jiah dan merasakan ada sesuatu yang salah. Jiah menatap Jinkyung yang terkejut dengan sikapnya dan kembali mengalihkan pandangannya pada member lain yang tampak kecewa dengan keputusannya itu.
"Sayang sekali. Pasti menyenangkan kalau kita semua bisa menikmatinya bersama" Ucap Nami pada Jiah yang dibalas senyuman olehnya
"Baiklah kalau gitu kita mulai latihan lagi?"

YOU ARE READING
Just Believe In Me
Fiksi PenggemarSong jin kyung. Mahasiswa jurusan kimia yang memiliki cita-cita menjadi seorang penari dari kecil. Ya.. tidak sesuai dengan kuliah yang diambilnya. Orang tuanya -terutama ayahnya sangat menentang anaknya menjadi seorang penari. Tapi jinkyung tetap b...