Kecewa

684 95 8
                                    


Saat ini Jaemin dan Haechan tengah berada di sebuah kafe di dekat sekolah mereka, sebenarnya ini inisiatif Haechan sendiri, ia ingin minta maaf pada Jaemin karena bersikap kasar saat di sekolah tadi.

"Carilah tempat duduk biar aku yang memesankan makanan"

Haechan mengangguk dan berjalan mencari tempat duduk.

Haechan memilih tempat duduk di dekat jendela, sambil menunggu Jaemin Haechan menatap jalanan depan cafe yang begitu ramai, fikirannya kembali teringat akan perselingkuhan ibunya dan ayah Jaemin beberapa hari yang lalu,  juga hubungannya dan sang ibu kian memburuk semenjak hari itu.

"Jika Jaemin tau maka semua akan berakhir" gumamnya pelan.

"Apanya yang akan berakhir Chan"

Haechan langsung berjengit ketika melihat Jaemin yang kini sudah berada di depannya sambil membawa dua porsi sandwich juga milkshake mereka.

"Aniya aku hanya bergumam"

Jaemin hanya mengangguk kemudian mendudukkan diri di hadapan Haechan "makanlah, aku tau kau pasti lapar kan"

Haechan mengangguk kaku kemudian mulai membuka bungkus sandwichnya 'Jaemin ah, maafkan aku'

Baru saja satu gigitan Haechan dapat namun ia kembali meletakkan sandwich tersebut ketika melihat ibunya dan ayah Jaemin memasuki kafe yang sama dengan mereka

Ia mulai panik, bagaimana jika nanti Jaemin melihat mereka, semua akan benar-benar berakhir.

Tidak

Jaemin tidak boleh tau tentang ini

"Jaemin-ah bisakah kita pulang?"

"Ah wae? Aku baru saja makan satu gigitan"

"Perutku, iya perutku sakit, rasanya perih sekali"

"Mwo? Yasudah ayo aku antar ke klinik"

"Ani tidak perlu, ini ini eum ini efek datang bulan iya aku sedang datang bulan, lebih baik kita pulang saja ya"

"Ah baiklah ayo aku antar pulang"

Dengan cepat Haechan meraih tasnya dan langsung menyambar tangan Jaemin dan menyeret sahabatnya itu keluar area kafe.

'Kali ini aku selamat, sekali lagi maafkan aku Jaemin'

°°°°°

Sungchan hanya terdiam memandang ibunya yang terus menangis seraya mengobati luka-luka kecil yang ia dapat di wajah tampannya.

Dengan telaten ibunya mengoleskan salep pada sudut bibir, pelipis dan juga rahang Sungchan yang terdapat luka.

"Eomma sudah...berhentilah menangis"

Ibunya menggeleng kemudian meletakkan kapas yang ia olesi salep di meja

"Sejak kapan kau tau tentang Appamu?"

Mendengar pertanyaan ibunya Sungchan terdiam dan menunduk tidak berani balas menatap sang Ibu.

"Sejak kapan sayang? Tolong jawab pertanyaan Eomma"

"Aku melihatnya, aku melihat Appa makan malam bersama dengan wanita lain, pergi liburan bersama wanita lain, aku juga melihat saat Eomma mencari Appa di sebuah restoran, aku ada disana ketika aku menelfon Eomma, saat itu aku berharap Eomma jujur kepadaku tapi Eomma masih mencoba melindungi Appa"

"Aku tau Eomma tidak tidur dengan nyinyak, aku tau Eomma tidak makan dengan baik, Eomma selalu memuntahkan kembali makanan yang Eomma makan, aku bahkan tau Eomma pergi ke Rumah Sakit diam-diam belakangan ini"

Bunga Matahari yang Layu (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang