Layu

1.1K 107 40
                                    

"Eommaaaa"

"Iya bajunya sudah eomma siapkan di atas kasur Sungchanie"

"Eommaaaa"

"Kemarin eomma melihat kau letakkan di meja belajar Jaeminie"

Sudah menjadi kebiasaan kedua anak-anak Yuta yang berteriak di pagi hari mencari ini itu padahal sudah disiapkan oleh Yuta sebelum mereka bangun.

Tapi tetap saja teriakan keduanya tetap terdengar di tiap paginya.

Dengan cekatan kedua tangan Yuta menata sarapan pagi di meja makan hanya tiga piring sementara dirinya dengan terburu juga makan sambil berdiri di pantry dapurnya.

Tiga bekal makan siang sudah tersusun rapi dengan menu yang sama di meja.

Ketiga orang termasuk kepala keluarga turun menuju meja makan paling belakang putranya yang kini berusia empat belas tahun sibuk bergelut dengan simpul dasinya yang terlihat berantakan.

Yuta meletakkan sendoknya dan menghampiri tubuh jakung Sungchan dan membenarkan dasi putranya itu.

"Sedikit menunduk sayang"

Si tampan menurut dan menundukkan tubuh tingginya.

"Eomma nanti aku pulang telat aku ada acara belajar bersama dengan Haechanie"

Jaemin bergegas meminun susunya dan menyedok satu suapan nasi goreng buatan ibunya.

"Habiskan Jaemin"

"Tidak bisa aku ada pelajaran olahraga di jam pertama nanti perutku sakit" tangannya dengan ribut memasukkan bekal buatan sang ibu kedalam ranselnya.

Yuta menghela nafas pandangannya beralih pada Taeyong yang sudah akan memakai jas kerjanya, ia bergegas membantu suaminya itu.

"Tidak sarapan?"

"Ada meeting dengan direktur aku sarapan di kantin saja nanti, anak-anak kalian naik bis saja ya Appa harus pergi sekarang"

"Noona akan sangat lamban jalan Appa, aku bisa telat" protes Sungchan.

"Naik taksi saja ya Eomma pesankan"

Yuta berlalu mengambil ponselnya namun ia tergopoh ketika melihat Taeyong yang sudah akan berangkat dan melupakan bekal makan siangnya.

Ia sedikit berlari kecil mengejar suaminya

"Yeobo!"

"Kau melupakan makan siangmu"

Taeyong berhenti tepat di ambang pintu, ia menoleh menghadap sang istri, pandangannya jatuh pada penampilan Yuta.

Terusan putih, rambut yang di sanggul seadanya, wajah piasnya yang belum terpoles make up sama sekali.

Taeyong menghela nafas melihat penampilan istrinya yang terlihat sedikit membosankan dimatanya

"Hm aku pergi"

Taeyong melenggang pergi tidak menghiraukan senyum manis istrinya.

Sepeninggal Taeyong senyum manis di bibir Yuta luntur, sudah setahun ini ada sesuatu yang hilang.

Satu kecupan kecil di pagi hari untuknya sudah tak pernah ada lagi.

"Eomma taksinya kapan datang"

Teriakan Jaemin menyadarkan Yuta dari acara melamunnya ia segera menghampiri kedua anaknya.

"Iya iya ini Eomma telfonkan"

°°°°°

Lee Taeyong seorang pria berusia empat puluh tiga tahun berprofesi sebagai Ahli bedah ortopedi di rumah sakit Seoul.

Bunga Matahari yang Layu (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang