Malaikat itu ibuku (2)

956 97 70
                                    

Kedua manik sehitam arang itu terbuka setetes air mata jatuh diri sudut matanya, Jaemin langsung terduduk

Gadis itu menghapus air matanya, ia melirik jam yang terletak pada nakas

pukul 02.07 pagi

Jaemin mencoba mengatur nafasnya

Ia bermimpi di dalam mimpi, Jaemin menyambar segelas air di nakas kecil sebelah ranjangnya dan meminumnya dengan rakus

Beberapa saat ia terdiam namun ia langsung terlonjak ketika inga dengan apa yang barusan ia impikan

"Eomma tidak boleh pergi" gumamnya seraya berlari kecil menuruni tangga berniat melihat keadaan ibunya

Namun ketika melewati dapur Jaemin melihat pintu kamar mandi yang terbuka

Berkali-kali gadis cantik itu menggelengkan kepalanya, rasanya seperti Déjà vu bahkan air matanya sudah merembas keluar tanpa izinnya

"Eomma" panggilnya dengan suara serak

Yang Jaemin lihat sekarang adalah Yuta yang tengah duduk bersimpuh menghadap kloset dengan wajah pucat pasi, gaun tidur ibunya bahkan sudah basah begitu juga rambutnya yang terlihat lepek

"Sayang" lirihan Yuta bahkan tidak terdengar oleh Jaemin

BRUK

Jika terlambat mungkin kepala ibunya sudah membentur kerasnya lantai kamar mandi namun dengan cepat Jaemin memeluk ibunya dari belakang dan kini Yuta bersandar pada dada Jaemin

"Eomma kenapa?"

Dapat Jaemin rasakan gelengan lemah pada dadanya

"Kita kerumah sakit ya"

Namun sebuah gelengan lagi yang Jaemin rasakan

"Tapi Nana takut Eomma" isaknya pelan

Dapat Jaemin lihat Ibunya tengah mengatur nafas dan setelahnya Jaemin begitu kelabakan ketika tidak merasa pergerakan lagi dari ibunya

"LEE SUNGCHAN!"













°°°°°








Hal pertama yang Haechan lihat ketika ia membuka mata adalah sosok yang sangat ia rindukan tengah duduk di sisi ranjang tempatnya berbaring

Tangan mungilnya di genggam sosok itu dengan erat

"Uhuk! "

Tenggorokannya yang terasa kering membuatnya terbatuk hingga membangunkan seseorang di sampingnya itu

"Sunshine"

Rasanya Haechan ingin menangis saja

Panggilan sayang yang sudah dua belas tahun tidak pernah ia dengar lagi kini dapat ia dengar kembali dari orang yang sangat ia rindukan

"Sunshine kenapa menangis heum? Apa ada yang sakit?" paniknya

Haechan menggeleng pelan dan balas menggenggam erat tangan yang lebih besar

Bunga Matahari yang Layu (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang