Aku benci Appa

755 97 56
                                    

Malam ini hujan turun sangat deras disertai suara petir dan kilat yang saling menyambar, keadaan rumah juga kelihatan sepi, Sungchan sudah sejak sore tadi memilih tiduran dikamar sambil bermain game, sedangkan Jaemin juga sudah tidur di kamarnya sejak jam makan malam selesai tadi.

Menyisakan Yuta yang kini duduk termenung di ruang tamu di temani cahaya temaram yang tercipta dari lampu yang terletak di meja kecil sebelah tempatnya duduk.

Entah mengapa suasana seperti ini malah mengingatkannya akan saat-saat awal pernikahannya dulu.

Yuta yang selalu menunggu kepulangan Taeyong yang dinas, hatinya yang risau akan lega setelah melihat kedatangan suaminya yang sampai dirumah dengan selamat seraya membawa bubur abalon kesukaannya.

"Hal yang sangat mustahil untuk terjadi lagi" gumamnya pelan,

Yuta menatap foto keluarga yang terbingkai dengan rapi pada dinding

Disana Suaminya, ia dan kedua putra putrinya tersenyum bahagia seperti sebuah keluarga harmonis yang semestinya.

Taeyong yang memeluknya dari belakang tersenyum lebar sedangkan dirinya memeluk kedua anak mereka.

Bayangan dimana sosok Taeyong menghilang di foto tersebut menghilang tiba-tiba saja muncul di pikiran Yuta.

"Bagaimana aku menjalani hidupku setelah kita berpisah nanti?"

"Aku mencintaimu, selamanya aku mencintaimu suamiku"

Suara pintu terbuka menyadarkan Yuta dari dunianya.

Terlihat Taeyong yang separuh tubuhnya basah berdiri di ambang pintu dengan pandangan sayu tepat menatap pada Yuta.

Yuta yang di tatap seperti itu seketika berdiri dan berbalik hendak pergi kedalam meninggalkan pria yang masih berstatus suaminya itu namun suara keras seperti benda jatuh membuatnya berbalik kembali.

"Yeobo!"

°°°°°

Yuta memeras handuk kecil lalu meletakkannya di kening Taeyang.

Suaminya tadi pingsan, suhu tubuhnya sangat tinggi namun telapak tangan dan kakinya sangat dingin, membuat Yuta cemas.

Tanpa membangunkan kedua anak nya Yuta berusaha menuntun tubuh suaminya untuk di baringkan di sofa ruang tamu.

"Apa yang terjadi sampai kau pingsan seperti ini heum?"

"Kau seorang dokter tapi kau mudah sekali terserang demam, bagaimana nanti jika kau sakit? Siapa yang merawat mu saat kita berpisah nanti?"

Setelahnya Yuta terdiam kemudian hatinya mencelos ketika mengingat hal menyakitkan yang telah suaminya lakukan.

"Ah iya aku lupa jika bunga mawarmu yang akan menggantikanku" Yuta tersenyum getir.

"Sebenarnya ada banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu"

Yuta menatap lembut pada Taeyong yang masih Setia memejamkan matanya.

"Salahku apa?"

"Apa yang sudah aku perbuat padamu?"

Matanya berair dan dadanya terasa sesak

"Selama ini aku hanya berusaha menjadi istri dan ibu yang baik hiks"

Yuta sudah menumpahkan air matanya "sebenarnya kau ingin aku bagaimana?" suaranya tercekat

"Aku harus bagaimana hiks aku harus bagaimana agar bisa menjadi istri yang baik untukmu hiks"

Bunga Matahari yang Layu (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang