Gravity

737 94 37
                                    

Warn : Harsh word

Ten membanting pintu kamar Haechan dan menarik paksa putrinya itu masuk kedalam kamar.

"Eomma sudah mengatakan untuk menjauh dari Jaemin! Mengapa kau masih keras kepala bertemu dengannya hah?!"

Haechan mengepalkan tangannya erat-erat "dia datang sendiri kemari untuk mencari kebenaran tentang hubunganmu dengan ayahnya"

"eomma mengapa kau begitu jahat hiks Jaemin dan ibunya orang baik hiks mereka baik padaku!"

"Hiks bahkan ibu Jaemin memperlakukan ku lebih baik daripada perlakuan Eomma padaku hiks"

Ten yang mendengar ucapan Haechan barusan semakin tersulut emosi dan melempar tasnya pada figura kecil yang terdapat fotonya bersama Haechan

"Kalau kau merasa wanita itu lebih baik dari ibumu pergilah jangan ikut denganku, pergi saja dengan wanita itu! Aku juga tidak membutuhkan anak sepertimu!"

Hati Haechan berdenyut nyeri mendengar ucapan ibunya "bagaimana seorang ibu bisa mengatakan hal seperti itu pada putrinya hiks"

"Eomma hiks apa aku benar putrimu hiks bahkan setelah tau kau yang bersalah aku hiks aku masih membelamu karena kau ibuku hiks"

"Aku menyayangi Eomma hiks meskipun kau tidak memperlakukan ku dengan baik hiks"

Ten ikut menangis ia berjalan mendekat kearah Haechan berniat memeluk namun Haechan mundur beberapa langkah dan memalingkan wajahnya

"Tapi aku salah hiks orang jahat selamanya akan menjadi jahat"

"Aku membencimu"

°°°°°

Pagi-pagi sekali ketika Yuta tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga kecilnya tiba-tiba tersentak ketika mendengar suara debuman keras dari lantai atas, dengan tergesa Yuta menaiki tangga dan saat tiba di lantai atas yang ia temui adalah Jaemin dengan dandannya yang tidak biasa.

Rambut panjangnya di biarkan terurai begitupun riasan wajahnya yang terlihat lebih tebal dari biasanya.

Baju yang di kenakan anak gadisnya yang bukan gaya Jaemin sekali.

"Jaeminie mau kemana pagi-pagi begini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jaeminie mau kemana pagi-pagi begini?"

Jaemin hanya mendengus kasar ia tidak memperdulikan ibunya dan melenggang melewati ibunya seolah wanita yang telah melahirkannya itu tidak ada.

Yuta yang melihat itupun terburu-buru mengejar Jaemin "Kau belum menjawab pertanyaan Eomma sayang" Yuta meraih tangan Jaemin dan mereka berhenti di anak tangga terakhir

"Bukan urusanmu! Aku ada urusan penting"

Yuta mengerutkan dahinya mendengar nada bicara Jaemin yang tidak seperti biasanya

Bunga Matahari yang Layu (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang