Telah berubah

612 102 35
                                    

Pagi itu Yuta sudah sibuk dengan peralatan dapurnya, hari ini tanggal satu bulan tujuh, ah hari ulang tahun suaminya.

Mengingat itu membuat Yuta tersenyum tipis, tangan terampilnya menyiapkan berbagai macam masakan untuk suami dan kedua anak-anaknya.

Sebuah mangkuk berukuran sedang berisi sup rumput laut ia letakkan di tengah-tengah meja

Jaemin yang pertama kali sampai di sana "Eomma masak banyak?" tanyanya ketika melihat sudah banyak makanan yang tersaji di meja makan.

"Eum, hari ini hari ulang tahun Appamu"

Yuta menjawab dengan senyum secerah mataharinya.

"Ah aku belum mencari kado yang tepat untuk Appa, kira-kira aku berikan kado apa ya?"

Jaemin menopang dagunya ia sedang berfikir mencari kado yang tepat untuk ayahnya.

"Bagaimana kalau dasi? Sepertinya akan menjadi kado yang menarik" Sungchan tiba-tiba menyahut ketika baru saja sampai di ruang makan.

"Ah adikku pintar sekali sih" Jaemin merangkul Sungchan yang baru saja duduk di sebelahnya dan menciumi pipi adiknya berkali-kali.

"Ish berhenti menciumku, aku sudah besar Noona"

Sungchan berusaha melepaskan rangkulan kakaknya dengan susah payah.

"Eomma tolong hentikan gadis ini ish yaa hentikan!"

Yuta hanya menggeleng dan tertawa kecil melihat tingkah kedua anak-anaknya.

Mata besarnya mendapati Si kepala keluarga yang tengah berjalan ke arah meja makan.

"Appa Saengil chukha" ucap Jaemin dan Sungchan bersamaan

Taeyong tersenyum lebar ia mendudukkan diri diantara Sungchan dan Jaemin.

"Gomawo" ucapnya

"Appa aku ada hadiah untuk Appa"

Sungchan mengeluarkan dua lembar tiket pertandingan bisbol dari saku bajunya.

"Ya! Bisa-bisanya kau curang hah, bisa-bisanya kau memberi hadiah pada Appa duluan?!" protes Jaemin.

"Kau saja yang lamban, jika tidak ku beri sekarang acara nonton bisbolnya bisa terlewat ah iya Appa bisa kan datang, acaranya nanti sore, ini Twins, Tim favorit Appa loh"

Taeyong menatap putranya sedih "maaf ya dari jam satu siang sampai jam tiga sore Appa ada jadwal Operasi"

Pundak Sungchan melemas, ia menarik kedua tangannya yang tadi ia letakkan di atas meja, memasukkan kembali dua tiket tersebut kedalam saku.

"Padahal aku mendapatkan dua tiket ini dengan susah payah" getirnya.

"Mianhae sebagai gantinya Appa akan menambah uang jajanmu"

Yuta menatap tidak percaya pada Taeyong

Sungchan berdiri dari posisinya dan mengambil tas ranselnya "aniyo, tidak perlu, aku pergi Eomma"

Bunga Matahari yang Layu (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang