5🥀

147 24 0
                                        

~Dia meminta maaf, dan ingin mengenal lebih jauh diri ku. Apa aku harus memperbolehkannya?~

Malam yang gelap tanpa hujan, namun juga tanpa bintang yang menerangi langit. Yang menandakan bahwa awan gelap itu bukan hanya karena malam. Melainkan juga, cuaca mendung di malam hari.

Saat ini, Irin tengah bersiap untuk pergi ke pesta malam ini. Setelah dia meminta izin kepada orang tuanya dan diperbolehkan.

'Kenapa.. tiba-tiba perasaan ku tidak enak? Aku takut akan terjadi sesuatu di sana' batin Irin.

Dia masih memandang dirinya di sebuah cermin cukup besar dan panjang di kamarnya. Perasaan tak enak malah dirasakan Irin saat ini. Beberapa menit Irin melamun dengan perasaannya itu.

Drrrrrtttt...

Namun, tiba-tiba telpon nya berbunyi. Yang membuat Irin kembali tersadar dari lamunannya, lalu diangkatnya telpon tersebut.

"Hallo Irin? Aku sudah berada di depan rumah mu. Kau sudah siap kan?" Itu ternyata Chan.

Saat di sekolah mereka saling bertukar nomor telepon. Hingga Chan saat ini dapat menelponnya. Irin pun keluar dari kamarnya turun ke bawah setelah Chan mengatakan itu.

"Baiklah, aku akan turun ke sana" jawab Irin sambil berjalan ke luar.

"Ibu, aku berangkat sekarang ya" namun sebelum itu, Irin tidak lupa untuk berpamitan pada ibunya. Ayahnya yaitu Jeonim, belum pulang karena memang biasanya dia pulang jam sepuluh hingga kadang jam dua belas malam.

Sedangkan neneknya, mungkin dia sudah tertidur di kamar. Ibu Irin yang melihat anak perempuan nya itu tersenyum.

"Kau cantik dengan gaun selutut mu itu Irin" Soojin malah memuji Irin dengan gaunnya. Irin tersenyum malu karena ucapan ibunya itu.

"Ibu bisa saja" jawab Irin.

"Baiklah, aku berangkat ya Bu" lanjutnya yang dibalas anggukan oleh Soojin.

"Iya sayang, hati-hati ya. Ayo ibu antar kau ke depan" Irin dan ibunya pun keluar dari rumah.

Dilihatnya, di luar sudah ada mobil hitam tengah berhenti di depan rumah Irin. Saat salah satu jendela mobil itu terbuka, terlihat Chan yang berada di dalam mobil itu.

"Irin, ayo masuk" Chan terlihat bersemangat.

"Baiklah aku pergi sekarang" Irin kembali berpamitan pada ibunya itu dan berjalan memasuki mobil hitam di depan rumahnya.

"Bibi, kita pergi dulu ya.." Chan tersenyum melihat ibunya Irin. Soojin sudah tau soal Irin yang ternyata satu sekolahan dengan Chan, sekaligus satu kelas dengannya.

"Hati-hati ya.." balas Soojin yang ikut tersenyum.

Mobil itu pun berjalan pergi. Irin duduk di kursi belakang sendiri, sedangkan Chan duduk di sebelah tempat pengemudi duduk.

Pengemudi itu kakaknya Chan, yaitu Heeseung. Dia terlihat fokus dan santai menjalankan mobilnya.

"Jadi kau anak paman Jeonim, Irin? Tidak ku sangka bahwa kau adalah putrinya" Heeseung tenyata baru mengetahui itu saat tadi di rumahnya. Karena Chan yang membahas soal Irin bersekolah di tempat yang sama, kepada sang ayah Seojun.

Di sana juga ada Heeseung, jadi kemungkinan besar Heeseung tau soal itu dari pembicaraan Chan dengan Seojun tadi.

"Iya, aku putrinya. Dan tak kusangka, bahwa kau adalah kakaknya Chan" Irin tersenyum saat mengutarakan jawabannya.

"Ya.. begitulah. Akhirnya Chan memiliki seorang teman sekarang. Jadi dia tidak akan mengikuti ku terus kemana-mana" Heeseung saat ini bertujuan untuk bercanda pada ucapannya itu.

The VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang