Semoga kalian suka
6.2k+ kata untukmu... HARAP BACA CATATAN DI AKHIR FIC INI
------------------------------------------------------------------------------------Kehamilan minggu ke-11
Pieck menaruh ketel di atas kompor dan menyalakannya, beberapa hari ini Pieck merasa tidak biasa, saat dia keluar dari kamarnya pada pagi hari dia selalu melihat Jean yang bangun lebih dulu walaupun pada akhir pekan, tapi kali ini tidak. Awalnya dia berfikir, mungkin Jean terlalu lelah karena pekerjaan tapi ternyata tidak.
Beberapa menit kemudian, Pieck mendengar suara pintu terbuka dan tidak berapa lama dia melihat Jean memasuki dapur dan duduk di kitchen island dengan laptop di tangannya. Dia bisa melihat Jean yang lesu dan mengantuk, "Apa kau baik-baik saja?"
Jean mengangguk lemas, "Ya..."
"Kopi atau teh?" Pieck menawarkan pilihan itu pada Jean.
"Kopi, please..." Jean melihat sesaat kearah Pieck dan membuka laptopnya.
Pieck mematikan kompor dan menuangkan air panas ke gelas miliknya untuk menyeduh teh. Setelah Pieck menyalakan mesin pembuat kopi, dia pergi menuju kulkas. Ketika membuka kulkas untuk beberapa detik, dia mendengar suara dari arah Jean dan menoleh kearahnya.
"Hueeeekkk..." Tiba-tiba reflek mual Jean bereaksi.
Pieck tertawa kecil dan menutup kulkas itu, "Apa kau tidak apa-apa? Aku cuma membuka kulkas, aku tidak mengeluarkan daging atau ikan di depan hidungmu."
"Ughh.. sensitifitas ini semakin memburuk." Jean merintih dengan rasa mual yang dia rasakan.
Jean merasakan ini sudah hampir satu minggu lebih, tepatnya setelah pernikahan mereka. Saat mereka pergi ke dokter untuk memeriksakan kehamilan, Pieck bertanya apakah yang dirasakan Jean ada hubungannya dengan kehamilannya? Karena sejak Jaen merasakan sensitifitas terhadap bau yang menyebabkan dia mual dan bahkan merasa pusing, morning sickness yang Pieck rasakan mulai berkurang.
Dokter mengatakan jika Jean mengalami couvade syndrome atau sindrom “kehamilan simpatik". Itu adalah kondisi di mana seorang calon ayah atau orang tua lainnya mengalami beberapa gejala dan perilaku yang sama seperti pasangan hamil mereka seperti mual, muntah, sakit punggung, pusing bahkan ngidam. Hal ini terjadi karena rasa empati ekstrim yang dirasakan oleh calon ayah terhadap pasangan hamil mereka dan secara tidak langsung ada ikatan emosi yang terjalin diantara ayah dan calon bayi. Dokter juga mengatakan apa yang dialami Jean akan segera berakhir saat usia kehamilan Pieck memasuki trimester kedua atau bahkan ketika si bayi lahir nantinya.
Pieck tidak pernah menyangka jika Jean akan mengalami hal ini, apa dia begitu khawatir dengan perubahan peran yang akan dia alami? atau dia hanya berempati pada Pieck?
"Ini.. aku rasa kau lebih membutuhkannya daripada aku." Pieck mendorong cangkir miliknya yang berisi teh jahe, "Jangan minum kopi." Pieck meletakan kedua lengannya di atas kitchen island yang menumpu tubuhnya dan berada tidak jauh dari Jean.
Jean tidak mengatakan apapun, dia mengambil gelas itu dan meminum isinya, "Kau... jangan minum kopi." dia khawatir, karena dia yang meminum teh miliknya itu malah akan membuat Pieck meminum kopi milik Jean.
Pieck hanya tertawa kecil saat melihat ekspresi wajah Jean yang tampak tidak nyaman, "tidak, aku tidak akan meminumnya."
Sebelum Pieck beranjak dari tempatnya, secara tidak sadar dia merentangkan tangannya membawanya kearah Jean dan menyisipkan jari-jarinya di rambut Jean yang menutupi matanya, menyisirnya kebelakang sehingga untaian rambutnya tidak menutupi matanya lagi.
Saat Pieck sudah beranjak dari tempatnya, Jean baru sadar dengan apa yang wanita mungil itu lakukan. Dia sedikit terdiam, berkedip beberapa kali dan melihat kearah punggung Pieck yang sedang mematikan mesin pembuat kopi. Jean merasakan perasaan menggelitik di dadanya yang aneh namun manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indo Ver. STUCK WITH YOU (JeanPiku AU fanfiction)
FanfictionJean dan Pieck tidak pernah akur, selalu saling mengejek dan membenci satu sama lain. Hingga seketika kehidupan mereka berubah saat mereka memutuskan untuk berdamai.