Chapter 7: Hormon

356 39 26
                                    

Note:
Selamat untuk Ethanburger yang menjwab dengan benar untuk judul Chapter 7..
Terima kasih banyak untuk kalian yang sudah berpartisipasi...
ini unutk kalian...
Semoga kalian suka..
7.9K kata
------------------------------------------

Kehamilan minggu ke-16

"Hai.. ayah.." Pieck terbangun karena suara ponselnya berdering.

"Hai.. apa aku membangunkanmu."

"Tidak, sebenarnya aku sudah bangun hanya saja aku tertidur lagi." Pieck melirik jam yang ada di meja samping tempat tidurnya. Hari sabtu, jam 9.42 pagi 'Hmm... aku tertidur selama 2 jam.'

"Ayah ingin makan malam bersama kalian. Bisakah kalian datang sore ini. Aku sudah lama sekali tidak bertemu kalian."

"Tentu saja, Ayah tidak pulang selama sebulan. Ya.. kami akan ke sana sore ini."

"Oke... sampai jumpa."

"Yup... Sampai jumpa."

Pieck menutup telfonnya, terakhir Pieck bertemu ayahnya sekitar satu bulan yang lalu. Sekarang ayahnya jarang pulang dan memilih lebih lama berada di Singapura karena pekerjaannya. Dia juga bilang pada Pieck, ayahnya sekarang tidak perlu mengkhawatirkan dirinya karena ada Jean yang menjaganya.

Jean dan ayahnya juga mulai akrab, mereka mulai membicarakan dan membahas banyak hal termasuk olahraga. Dan ketika ayahnya tahu jika Jean dulu sering pergi memancing, ayahnya ingin mengajak Jean pergi memancing jika pekerjaannya bisa lebih renggang dan Jean menyetujuinya.

Pieck bangun dari tempat tidurnya dan keluar dari kamarnya, dia bisa melihat jika pintu kamar Jean terbuka. Dia membuka kamar Jean sedikit dan mengintipnya, kamarnya kosong itu berarti Jean sudah bangun.

Dia melangkahkan kakinya melewati ruang keluarga dan tidak menemukan pria itu disana. Pieck merasa suasana rumah begitu sepi, "Jean..." Pieck mencoba memanggilnya, dia berfikir mungkin saja pria itu ada di atas atau di dapur namun tidak ada jawaban.

"Apa dia pergi?" Jean tidak pernah pergi tanpa meninggalkan pesan. Dia selalu memberitahu Pieck jika dia akan pergi atau dia akan meninggalkan catatan yang di tempel di layar TV. Tapi kali ini tidak ada catatan, Pieck mencoba melangkah ke pintu depan "Hmm... mobilnya ada." dia masih melihat mobil Jean terpakir di depan garasi.

Pieck mengeryitkan dahinya dan kembali berjalan ke dapur, dari kejauhan dia tidak melihat siapapun di sana. Dia tetap melangkahkan kakinya menuju jendela dapur yang berada diatas wastafel, mungkin saja dia ada di halaman belakang. Dan benar, Jean ada di sana sedang...

"Oh.. sial..." Pieck terkejut, matanya terbuka lebar dan mulutnya terbuka. Dia melihat Jean di halaman belakang sedang memotong rumput yang hanya menggunakan celana olahraga berwarna hitam tanpa menggunakan kaus dan memperlihatkan bagian tubuh atasnya yang terukir indah. Dibawah sinar matahari dia bisa melihat bulir-bulir air yang bermunculan di kulitnya, otot-ototnya dan pembuluh darahnya yang menonjol di kulitnya.

"Sial..." Pieck menumpat lagi, dia merasa seluruh tubuhnya mulai memanas, mengerutkan dahinya dan menggigit bibir bawahnya. Ini bukan pertama kalinya Pieck merasakan seluruh tubuhnya memanas dan bereaksi seperti ini.

Sejak memasuki minggu ke-15, Pieck sering merasakan seluruh tubuhnya memanas, gerah bahkan pusing saat berdekatan dengan Jean. Dia bahkan pernah mencoba mencium aroma pakaian Jean yang berada di keranjang cucian, tapi dengan cepat Pieck menyadarkan dirinya sendiri dan melempar kembali pakaian itu ke dalam keranjang.

Tapi kali ini berbeda, dia merasa tidak bisa mengendalikan dirinya. Dia merasakan sesuatu yang sudah lama tidak dia rasakan semenjak kehamilannya.

Pieck merasa pusing dan gerah, dia mencoba bertumpu pada pinggir wastafel. Namun saat dia mencoba meraih pinggir wastafel secara tidak sengaja jarinya menyenggol sendok yang berada di pinggir wastafel dan menimbulkan bunyi yang lumayan keras.

Indo Ver. STUCK WITH YOU (JeanPiku AU fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang